Tesis
Pengaruh Lokasi Pemasangan Kateter Vena Sentral Terhadap Terjadinya Stenosis Vena Sentral : Studi Kasus Kontrol Pada Pasien Hemodialisis Tahun 2013-2015 = Effect of Central Venous Catheter Location Installation Against the occurrence of central vein stenosis: a case control study At Hemodialysis Patients 2013-2015.
Pendahuluan: Pemasangan kateter vena sentral merupakan faktor utama terjadinya stenosis vena sentral (SVS) yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas; sekitar 42% pemasangan pada vena subklavia diikuti timbulnya SVS. Penelitian ini adalah mencari hubungan lokasi pemasangan kateter vena sentral dengan terjadinya SVS pada pasien yang melakukan hemodialisis rutin sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian studi kasus kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari rekam medik. Populasi penelitian ini pasien gagal ginjal kronis stadium 4-5 yang dipasang kateter vena sentral pada vena subklavia ataupun vena jugular interna di RSCM tahun 2013-2015. Sampel penelitian adalah populasi yang mengalami SVS, memiliki data venografi dan tidak mempunyai komorbid lymphoma maupun bronchogenic carcinoma. Jumlah sampel 30 pasien menderita SVS dan 120 kontrol dengan perbandingan 1:4. Analisis data dilakukan univariat, bivariat (uji Chi Square atau Fischer) dan multivariat (regresi logistik binari berganda). Hasil: Insidensi SVS sebesar 7,53%. Didapatkan korelasi yang bermakna (p 2 kali pada sisi yang sama sebesar 63,82. Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara usia (p = 1), jenis kelamin (p = 0,914), faktor komorbid (p = 0,102) serta durasi pemasangan kateter (p = 0,532) terhadap terjadinya SVS. Karakteristik demografis dan klinis pasien SVS di RSCM, yaitu laki-laki (16,67%), usia >45 tahun (17,3%), hipertensi (19,33%) lokasi pemasangan pada vena subklavia (18,67%), durasi pemakaian >6 minggu (15,33%) dan frekuensi pemasangan >2 kali (17,33%). Simpulan: Pemasangan kateter pada vena subklavia berpeluang sangat besar atas terjadinya SVS hal ini disebabkan adanya disrupsi endotel setelah kanulasi kateter akibat friksi dinding vena dengan tulang rusuk pertama saat lekukan vena subklavia menuju vena kava superior. Friksi yang terjadi terus-menerus anatara kateter dengan dinding vena, aliran hemodialisis dan gerakan jantung dapat menyebabkan inflamasi dan remodelling yang berujung terjadinya stenosis dan trombus pada vena.
Kata Kunci: Lokasi pemasangan kateter vena sentral, kateter vena sentral, stenosis vena sentral
Pendahuluan: Pemasangan kateter vena sentral merupakan faktor utama terjadinya stenosis vena sentral (SVS) yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas; sekitar 42% pemasangan pada vena subklavia diikuti timbulnya SVS. Penelitian ini adalah mencari hubungan lokasi pemasangan kateter vena sentral dengan terjadinya SVS pada pasien yang melakukan hemodialisis rutin sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian studi kasus kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari rekam medik. Populasi penelitian ini pasien gagal ginjal kronis stadium 4-5 yang dipasang kateter vena sentral pada vena subklavia ataupun vena jugular interna di RSCM tahun 2013-2015. Sampel penelitian adalah populasi yang mengalami SVS, memiliki data venografi dan tidak mempunyai komorbid lymphoma maupun bronchogenic carcinoma. Jumlah sampel 30 pasien menderita SVS dan 120 kontrol dengan perbandingan 1:4. Analisis data dilakukan univariat, bivariat (uji Chi Square atau Fischer) dan multivariat (regresi logistik binari berganda). Hasil: Insidensi SVS sebesar 7,53%. Didapatkan korelasi yang bermakna (p 2 kali pada sisi yang sama sebesar 63,82. Tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara usia (p = 1), jenis kelamin (p = 0,914), faktor komorbid (p = 0,102) serta durasi pemasangan kateter (p = 0,532) terhadap terjadinya SVS. Karakteristik demografis dan klinis pasien SVS di RSCM, yaitu laki-laki (16,67%), usia >45 tahun (17,3%), hipertensi (19,33%) lokasi pemasangan pada vena subklavia (18,67%), durasi pemakaian >6 minggu (15,33%) dan frekuensi pemasangan >2 kali (17,33%). Simpulan: Pemasangan kateter pada vena subklavia berpeluang sangat besar atas terjadinya SVS hal ini disebabkan adanya disrupsi endotel setelah kanulasi kateter akibat friksi dinding vena dengan tulang rusuk pertama saat lekukan vena subklavia menuju vena kava superior. Friksi yang terjadi terus-menerus anatara kateter dengan dinding vena, aliran hemodialisis dan gerakan jantung dapat menyebabkan inflamasi dan remodelling yang berujung terjadinya stenosis dan trombus pada vena.
Kata Kunci: Lokasi pemasangan kateter vena sentral, kateter vena sentral, stenosis vena sentral
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2016
- Pengarang
-
Ocsyavina - Nama Orang
Patrianef Darwis - Nama Orang - No. Panggil
-
T16604fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah., 2016
- Deskripsi Fisik
-
xiii, 39 hlm., 21cm x 30cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T16604FK | T16604FK | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi