Skripsi

The Association between Seminal Plasma Zinc Concentration and Asthenozoospermic males in Indonesia = Hubungan antara Konsentrasi Seng pada Semen Plasma dan Pria dengan Asthenozoospermia di Indonesia.

Background: To reproduce and have biological child is one of the main common objectives of married couple. To breed and produce children, having a healthy reproductive organ is required. Approximately 40% due to male infertility. Seminal Plasma Analysis has been chosen for routine examination in order to analyze the status of male reproductive system using reference number from WHO 1999. Which includes motility, total numbers, volume, vitality concentration and morphology of sperm. Correspondingly, men with asthenozoospermia have abnormal value of several substances contributing in motility in seminal fluid. One important factor is Zinc, a micronutrient that plays important role in growth of the cells. in brief, different levels of Zinc will results in different sperm density, motility, viability, volume, pH, concentration and morphology. Several studies stated that Zinc concentration in seminal fluid is proven to have strong correlation with men infertility. Especially in sperm motility, concentration, and morphology. Thus, inadequate amount of zinc in male reproductive system may cause abnormal sperm growth. But there are also some literatures stated that zinc concentration does not contribute to male infertility. Currently, an established reference of normal sperm criteria from World Health Organization (WHO) 1999 is available. However, the difference in geography, life style, race, internal and external factors shall give different result. This research is made to prove the effect of Zinc concentration in men infertility and to create trusted and last updated reference value for Indonesia. Therefore the prevalence of infertility due to inadequate amount of zinc can be prevented thus reducing number of infertility in Indonesia. Objective: This study aimed to find the correlation between seminal plasma Zinc concentration and asthenozoospermia in infertile males. Methods: This study was conducted using an observational-analytical study which utilizes comparative case-control study design.All data obtained are primary data. The study was conducted at the Department of Biochemistry, Faculty of Medicine. The samples were taken through masturbation, and obtained from RSIA Sayyidah. The samples include fifteen asthenozoospermic semen plasma, and twenty normozoospermic seminal plasma. Results: Zinc is not shown to have any association with asthenozoospermia in infertile men. Both groups, the asthenozoospermic and normozoospermic samples do not show any significant difference.
Keywords: Zinc, Asthenozoospermia, Normozoospermia, Motility, WHO references 1999


Background: Memiliki anak kandung merupakan salah satu tujuan umum dari pernikahan. Untuk menghasilkan anak, organ reproduksi yang sehat sangat diperlukan. Sekitar 40% kasus disebabkan oleh infertilitas pada pria. Analisis semen telah dipilih sebagai pemeriksaan rutin untuk menganalisa status sistem reproduksi pria menggunakan referensi dari WHO tahun 1999. Diantaranya adalah motilitas, total sperma, volume, konsentrasi vitalitas dan morfologi sperma. Disisi lain, pria dengan asthenozoospermia memiliki nilai abnormal mengenai beberapa zat penting yang berkontribusi dalam motilitas cairan sperma. Salah satunya adalah Seng, sebuah mikronutien yang berfungsi penting dalam pertumbuhan sel, motilitas, viabilitas, volume, pH, konsentrasi, dan morfologi sperma. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsentrasi Seng dalam cairan semen terbukti memiliki korelasi yang kuat dengan motilitas, konsentrasi, dan morfologi sperma. Dengan demikian, jumlah Seng yang tidak memadai akan menyebabkan pertumbuhan sperma yang abnormal. Namun adapula beberapa literature yang menyatakan bahwa kadar seng tidak berkontribusi terhadap infertilitas pria. Saat ini, telah tersedia kriteria sperma normal menurut WHO 1999. Namun, perbedaan geografis, gaya hidup, ras, dan faktor lain dapat memberikan hasil yang berbeda. Pada penelitian ini akan dibuktikan pengaruh konsentrasi seng pada pria infertile untuk menciptakan nilai referensi terbaru untuk Indonesia. Oleh karena itu, prevalensi infeertilitas karena jumlah seng yang tidak memadai dapat dicegah sehingga jumlah infertilitas di Indonesia dapat berkurang. Objective: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara konsentrasi Seng pada semen plasma dan asthenozoospermia pada pria infertil. Methods: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi analitik-observasi dan menggunakan comoarative case-control. Semua data yang digunakan adalah dara primer. Penelitian dilaksanakan di Departemen Biokimia FKUI. Sampel diambil melalui proses masturbasi dan data didapatkan dari RSIA Sayyidah. Adapun jumlah sampel adalah lima belas (15) untuk asthenozoospermia, dan dua puluh (20) sampel untuk normozoospermia. Results: Kandungan Seng pada semen plasma diketahui tidak berhubungan dengan asthenozoospermia pada pria infertil. Hasil dari kedua kategori, asthenozoospermia dan normozoospermia tidak menunjukan perbedaan bermakna yang signifikan.
Keywords: Asthenozoospermia, Normozoospermia, Motilitas, Referensi WHO 1999.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2016
Pengarang

Dinda Nisapratama - Nama Orang
Mohammad Sadikin - Nama Orang

No. Panggil
S16223fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI.,
Deskripsi Fisik
xii, 42 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S16223fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S16223FKS16223fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of The Association between Seminal Plasma Zinc Concentration and Asthenozoospermic males in Indonesia = Hubungan antara Konsentrasi Seng pada Semen Plasma dan Pria dengan Asthenozoospermia di Indonesia.

Related Collection