Tesis
PREVALENS ASMA, RINOKONJUNGTIVITIS ALERGI DAN DERMATITIS ATOPIK SERTA FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN PADA ANAK KELOMPOK USIA 6-7 TAHUN DI PALEMBANG = PREVALENCE OF ASTHMA, ALLERGIC RHINOCONJUNCTIVITIS ATOPIC DERMATITIS AND ASSOCIATED ENVIRONMENTAL FACTORS IN 6-7 YEARS OLD CHILDREN IN PALEMBANG.
Beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan prevalens penyakit alergi di berbagai belahan dunia. Data prevalens asma, rinokonjungtivitis dan dermatitis atopik untuk anak usia 6-7 tahun di Indonesia adalah 2,8 %, 3,6% dan 3,7% didapat dari penelitian International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) fase III di Bandung tahun 2002 sehingga dibutuhkan data prevalens terbaru. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan data prevalens asma, rinokonjungtivitis dan dermatitis atopik pada anak 67 tahun di kota Palembang sebagai bagian dari data nasional di Indonesia serta faktor- faktor lingkungan yang berhubungan. Studi deskriptif dengan desain potong lintang telah dilakukan pada anak sekolah dasar (SD) kelas 1 usia 6-7 tahun yang tersebar di 96 SD di Palembang dengan menggunakan instrumen kuesioner inti dan lingkungan ISAAC. Sebanyak 4007 subjek memiliki data kuesioner inti yang lengkap dimasukkan dalam perhitungan prevalens penyakit alergi, sedangkan 2045 subjek dengan kelengkapan data kuesioner inti dan lingkungan dilakukan analisis untuk melihat adanya hubungan faktor lingkungan dan prevalens penyakit alergi. Prevalens asma, rinokonjungtivitis dan dermatitis atopik secara berturut-turut adalah 4,2%,4,5% dan 4,4%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa dengan faktor lingkungan yang berhubungan dengan asma adalah penggunaan parasetamol 12 bulan terakhir paling tidak sebulan sekali [p=0,007; RO=5,10 (IK95% 1,56-16,73)] dan frekuensi menonton TV 3-5 jam [p=0,014; RO=3,09 (IK95% 1,26-7,60)]. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan asma berat adalah frekuensi truk dan bus melintas hampir sepanjang hari [p=0,004; RO=3,25 (IK95% 1,45-7,26)] dan ibu merokok tahun pertama kehidupan anak [p=0,027; RO=4,00 (IK95% 1,17-13,72)]. Prevalens rinokonjungtivitis berhubungan dengan pajanan antibiotik pada tahun pertama kehidupan [p=0,003; RO=1,94 (IK95% 1,25-3,03)], pajanan hewan ternak pada tahun pertama kehidupan [p=0,009; RO=2,08 (IK95% 1,20-349)], frekuensi truk dan bus melintas hampir sepanjang hari [p=0,013; RO=1,94 (IK95% 1,15-3,27)] dan penggunaan parasetamol 12 bulan terakhir paling tidak sebulan sekali [p=0,008; RO=4,99 (IK95% 1,52-16,41)]. Dermatitis atopik berhubungan dengan pajanan antibiotik pada tahun pertama kehidupan [p=0,013; RO=1,71 (IK95% 1,12-2,62)] dan frekuensi makan sayur ≥3 kali seminggu [p=0,004; RO=0,47 (IK95% 0,28-0,79)]. Prevalens penyakit alergi pada anak usia 6-7 tahun di Palembang ternyata tidak begitu berbeda dengan data prevalens ISAAC fase III di Bandung. Faktor-faktor lingkungan yang secara bermakna berhubungan dengan penyakit alergi perlu diteliti lebih lanjut untuk diteliti pengaruhnya terhadap kejadian penyakit alergi.
Kata kunci: prevalens, asma, rinokonjungtivitis, dermatitis atopik.
In recent decade, prevalence of allergic disease is increasing worldwide. The Indonesian prevalence of asthma, allergic rhinoconjunctivitis and atopic dermatitis in 6-7 years old group were 2,8%, 3,6%, and 3,7% respectively. These data were derived from phase three International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) conducted 15 years ago (2002) in Bandung. Studies to determine latest prevalence of allergic diseases in Indonesia are in order. Our study aimed to determine the prevalence of asthma, allergic rhinoconjunctivitis and atopic dermatitis in Palembang as a part of our national data and their association with environmental factors. This cross sectional study using ISAAC core and environmental questionnaire was conducted in 96 primary school in Palembang. The eligible subjects were 6-7 years old first grader. Four-thousand and seven subjects with complete core questionnaire data were included in prevalence calculation whereas 2045 subjects with complete core and environmental questionnaire data were included in bivariate and multivariate analysis. Prevalence of asthma, allergic rhinoconjunctivitis and atopic dermatitis were 4,2%, 4,5% and 4,4% respectively. The current use of paracetamol at least once a month [p=0,007; OR=5,10 (95%CI 1,5616,73)] and duration of TV viewing 3-5 hours a day [p=0,014; OR=3,09 (95% CI1,267,60)] were associated with increased risk of asthma. High frequency of truck traffic [p=0,004; OR=3,25 (95% CI 1,45-7,26)] and maternal smoking in the child’s first year of life [p=0,027; OR=4,00 (95% CI 1,17-13,72)] were associated with increased risk of severe asthma. Factors associated with increased risk of allergic rhinoconjunctivitis were early antibiotic exposure [p=0,009; OR=2,08 (95% CI1,20-349)], early farm animal exposure [p=0,009; OR=2,08 (95% CI 1,20-349)], high frequency of truck traffic [p=0,013; OR=1,94 (95% CI 1,15-3,27)], and current use of paracetamol at least once a month [p=0,008; OR=4,99 (95% CI 1,52-16,41)]. Early antibiotic exposure [p=0,013; OR=1,71 (95% CI1,12-2,62)] was associated with increased risk of atopic dermatitis whereas frequent consumption of vegetable (≥3 times a week) was inversely associated with atopic dermatitis [p=0,004; OR=0,47 (95% CI 0,28-0,79)]. Prevalence of allergic disease in children 6-7 years old group in Palembang are similar to previous prevalence data from ISAAC phase III. Further study to determine the association between these environmental factors and prevalence of allergic disease is required.
Keyword: prevalence, asthma, rhinoconjunctivitis, atopic dermatitis.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2017
- Pengarang
-
R.A Myrna Alia - Nama Orang
Arwin AP Akib - Nama Orang
Dina Muktiarti - Nama Orang - No. Panggil
-
T17474fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Ilmu Kesehatan Anak., 2017
- Deskripsi Fisik
-
xvii, 87 hlm., 21cm x 30cm + Lampiran
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T17474FK | T17474fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi