Skripsi

Efektivitas Pemberian Ekstraksi Propolis Tunggal dan Kombinasi Propolis dengan ACT dalam Menurunkan Parasitemia pada Mencit Terinfeksi Plasmodium Berghei = Effectiveness of Single Propolis Extract and Its Combination with ACT in Decreasing Parasites Density in Mice Infected by Plasmodium berghei .

Malaria adalah penyakit infeksi oleh Plasmodium sp. yang saat ini mengalami perkembangan resistensi pengobatan, sehingga diperlukan alternatif terapi baru dengan mengkombinasikan ACT yang menjadi terapi lini pertama malaria di Indonesia dengan bahan lain seperti herbal. Propolis merupakan perekat sarang lebah yang memiliki aktifitas anti-oksidan yang tinggi. Kombinasi ACT dan propolis diharapkan dapat menurunkan kadar parasitemia lebih rendah dan mencegah terjadinya resistensi ACT. Sebanyak 30 mencit diinjeksikan dengan Plasmodium berghei dan diberikan terapi ACT sebagai kontrol positif, propolis 75mg/kgBW, propolis 150mg/kgBW, ACT dengan propolis 75mg/kgBW, dan ACT dengan propolis 150mg/kgBW. Kadar parasitemia didapatkan dari apusan darah tipis yang di ambil selama 7 hari terapi. Data menunjukan bahwa terjadi penurunan kadar parasitemia yang lebih tinggi pada kombinasi ACT dengan propolis 150mg/kgBB dibandingkan kontrol positif. Terapi tunggal propolis tidak memberikan efek inhibisi parasit, namun dosis 150mg/kgBB efektif digunakan sebagai terapi tambahan ACT untuk mengobati malaria pada mencit coba.
Kata Kunci: Propolis, Malaria, ACT, Mencit, Plasmodium berghei


Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium sp. which is developing resistance to several therapies. There is a need to find a new therapy by combining ACT, first line malaria therapy in Indonesia, with another substance, such as herbal. Propolis is a hive bee product which has high anti-oxidant activity. Combination between ACT and propolis I assume to enhance effectiveness of malarial therapy and to avoid further resistance of ACT. 30 mice were injected by Plasmodium berghei and were given ACT therapy as positive control, propolis 75mg/kgBW, propolis 150mg/kgBW, ACT with propolis 75mg/kgBW, and ACT with propolis 75mg/kgBW. Parasites density was calculated from thin blood smear for 7 days therapy. The results shows that the declining parasites density of ACT with propolis 150mg/kgBW are found more than the positive control. Single therapy of propolis does not give inhibition effect for parasites, though its 150mg/kgBB dose is effective as ACT adjuvant malaria therapy in mice.
Key Words: Propolis, Malaria, ACT, Mice, Plasmodium berghei

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

Nurindah Saloka Trisnaningrum - Nama Orang
Hendri Astuty - Nama Orang

No. Panggil
S17093fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiv, 48 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S17093fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S17093fkS17093fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Efektivitas Pemberian Ekstraksi Propolis Tunggal dan Kombinasi Propolis dengan ACT dalam Menurunkan Parasitemia pada Mencit Terinfeksi Plasmodium Berghei = Effectiveness of Single Propolis Extract and Its Combination with ACT in Decreasing Parasites Density in Mice Infected by Plasmodium berghei .

Related Collection