Skripsi

Keragaman Makanan dan Hubungannya dengan Status Gizi Remaja Perempuan Usia 12-18 tahun di Jawa Barat tahun 2016 = Association of Dietary Diversity and Nutritional Status among Adolescent girls Aged range of 12-18 years old in West Java Province 2016.

Masalah malnutrisi pada remaja merupakan salah satu kesehatan global utama yang dapat menyebabkan mortalitas, morbiditas, dan gangguan perkembangan. Gizi kurang merupakan salah satu masalah kesehatan pada anak-anak di Indonesia dengan prevalensi 11,1% anak berusia 13-15 tahun dan 9,4% anak berusia 15-18 tahun. Kebutuhan gizi dan energi remaja lebih tinggi dibandingkan siklus kehidupan lainnya karena fenomena pertumbuhan pesat. Kebutuhan energi remaja perempuan berbeda dengan laki-laki sebagai persiapan kehamilan. Salah satu cara untuk mencapai kebutuhan gizi optimal dengan menerapkan prinsip keragaman makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman makanan dengan status gizi remaja perempuan di Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan studi cross-sectional menggunakan data sekunder 24-h recall pada 335 remaja perempuan berusia 12-18 tahun di provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi status gizi pada remaja perempuan adalah 17% gizi lebih dan 3,6% gizi kurang. Prevalensi keragaman makanan rendah atau 5 kelompok makanan adalah 42,7%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara keragaman makanan dengan status gizi(p=0.825). Hasil analisis multivariat dengan penyesuaian variabel perancu mendapatkan tidak ada hubungan antara keragaman makanan dengan status gizi dengan OR1.112 (95% IK 0.619-1.997). Tidak didapatkannya hubungan antara keragaman makanan dengan status gizi remaja perempuan.
Kata kunci : Keragaman makanan, status gizi, remaja, perempuan, jawa barat


Malnutrition in adolescent is one of the global health problem that could cause mortality, morbidity, and development problem. Thinness is one of the childhood health problem in Indonesia. Prevalence of thinness in Indonesia among 13-15 years old was 11,1%, while 15-18 years old was 9,4%. Due to its growing phenomenon, demand of nutritional requirement and energy for adolescent are more higher than other life cycle especially in adolescent girls as preparation for pregnancy. Balance nutrition could be optimize through implement dietary diversity. Aim of this study to seek association between dietary diversity and nutritional status among adolescent girls in West Java Province. A cross sectional study using secondary data from 24-h recall was performed on 335 adolescent girls aged 12-18 years old in West Java Province. The result showed prevalence of nutritional status among adolescent girls in West Java were 17% overweight, 3,6% thinness. Prevalence of low dietary diversity or = 5 food category was 42,7%. Through bivariate analysis, no association between dietary diversity and nutritional status (p=0.825). Multivariate analysis with adjustment for confounding variable showed no association beteween dietary diversity and nutritional status with AOR 1.112 (95% CI 0.619-1.997). It is concluded that there is no association between dietary diversity and nutritional status.
Key words : Dietary Diversity, nutritional status, adolescent, girls, West Java

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

Ainanur Aurora Setianingsih - Nama Orang
Rina Agustina - Nama Orang

No. Panggil
S17025fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xii, 39 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S17025fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S17025fkS17025fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Keragaman Makanan dan Hubungannya dengan Status Gizi Remaja Perempuan Usia 12-18 tahun di Jawa Barat tahun 2016 = Association of Dietary Diversity and Nutritional Status among Adolescent girls Aged range of 12-18 years old in West Java Province 2016.

Related Collection