Skripsi

Glutathione Level in Rats Lungs Tissues as a Response to Hypobaric Hypoxia Intermittent Condition = Efek Induksi Hipoksia Hipobarik Intermiten pada Aktifitas Glutathione di Sel Jaringan Paru Tikus.

Background: Hypoxia is a condition where the body does not have enough oxygen, the body will then adapt naturally by producing antioxidant to prevent oxidative stress. Hypobaric hypoxia is basically a hypoxia condition experienced in high altitude, commonly during flight. As a main organ that supplies oxygen for the body, researcher believed that lungs would have a certain role in this condition. Therefore, this research will focus on the effect reduced-glutathione (GSH) as the non-enzymatic antioxidant in intermittent hypobaric hypoxia condition in the lungs. Methods: Lungs samples were collected from 150-200 g of rats that had been frozen and exposed to hypoxia hypobaric intermittent conditions. GSH level was then measured by the extracts of the rats. Results: Compared to control variable, glutathione level was decreased in hypoxia 1x, 2x, 3x, 4x treatment, and are significant between the control – hypoxia 3, control – hypoxia 4, hypoxia 1 – hypoxia 3 and hypoxia 1 – hypoxia 4. Conclusion: Intermittent hypobaric hypoxia affects glutathione level in lungs tissues.
Key words: Glutathione, Oxidative Stress, Intermittent Hypobaric Hypoxia, Lungs Tissue Cells


Latar Belakang: Hipoksia adalah kondisi dimana tubuh manusia tidak mempunyai suplai oksigen yang cukup. Dalam kondisi ini, tubuh akan melakukan adaptasi dengan memproduksi antioksidan untu menghindari kerusakan yang dihasilkan oleh stress oksidatif. Hipobarik hipoksia adalah kondisi hipoksia yang dialami di tekanan yang tinggi, umumnya di tengah proses penerbangan. Sebagai organ utama yang memproduksi oksigen, paru-paru dipercaya mempunyai peran yang tinggi untuk melindungi tubuh dari stress oksidatif yang berkepanjangan. Penelitian ini akan memfokuskan kepada aktifitas glutation sebagai antioksidan endogen yang melindungi paru-paru dari kerusakan oksidatif. Metode: Sel jaringan paru dikumpulkan dari 150-200g tikus yang telah disimpan dan terpapar oleh induksi hipoksia hipobarik intermiten. Aktifitas GSH akan dihitung dari ekstrak sel paru tikus. Hasil: Dibandingkan dengan kelompok kontrol, aktifitas glutathione terlihat menurun secara signifikan di antara kontrol – hipoksia 3, kontrol – hipoksia 4, hipoksia 1 – hipoksia 3, dan hipoksia 1 – hipoksia 4. Kesimpulan: Kondisi hipoksia memberikan pengaruh terhadap aktifitas glutathione di sel jaringan paru tikus.
Kata kunci: Glutathione, Stres Oksidatif, Hipoksia Hipobarik Intermiten, Sel Jaringan Paru

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2016
Pengarang

Annisa Aditya Asa - Nama Orang
Novi Silvia Hardiany - Nama Orang

No. Panggil
S16201fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI.,
Deskripsi Fisik
ix, 37 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S16201fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S16201FKS16201fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Glutathione Level in Rats Lungs Tissues as a Response to Hypobaric Hypoxia Intermittent Condition = Efek Induksi Hipoksia Hipobarik Intermiten pada Aktifitas Glutathione di Sel Jaringan Paru Tikus.

Related Collection