Tesis

Penilaian Kualitas Hidup Anak Demam Reumatik dan Penyakit Jantung Reumatik Menggunakan Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL TM ) 3.0 Modul Jantung = Assessment of Quality of Life in Children with Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease Using Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL TM ) 3.0 Cardiac Module.

Latar belakang: Demam reumatik (DR) dan penyakit jantung reumatik (PJR) merupakan penyakit kronis yang berdampak terhadap berbagai aspek seperti fisik, psikososial, dan akademik. Penilaian kualitas hidup anak DR dan PJR serta faktor-faktor yang memengaruhinya, penting dilakukan untuk mengetahui prioritas masalah, mengidentifikasi masalah baru, memonitor respons dan keberhasilan terapi, sehingga dapat diberikan tata laksana menyeluruh. Tujuan: (1) Mendapatkan gambaran sosiodemografi dan gambaran klinis anak DR dan PJR (2) Mengetahui gambaran kualitas hidup anak DR dan PJR (3) Mengetahui hubungan faktor sosiodemografi dengan kualitas hidup anak DR dan PJR.(4) Mengetahui hubungan faktor klinis dengan kualitas hidup anak DR dan PJR. Metode: Studi potong lintang pada pasien DR dan PJR usia 5-18 tahun yang datang ke Poliklinik Kardiologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, RS Fatmawati, dan RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dari bulan April 2017 hingga Agustus 2017. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner PedsQL TM 3.0 modul jantung untuk anak dan orangtua, serta melihat data rekam medis retrospektif. Faktor sosiodemografi dan klinis yang berhubungan dianalisis secara multivariat. Hasil: Prevalens kualitas hidup baik ditemukan pada 53% (laporan anak) dan 52% (laporan orangtua) subjek. Skor median laporan anak dan orangtua, berturut-turut 79,70 (29,7-100), dan 77,31 (45,03-99,40). Kepatuhan berobat merupakan kunci penyebab membaiknya kualitas hidup. Tidak ada faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan kualitas hidup. Faktor klinis yang berhubungan dengan kualitas hidup anak DR dan PJR adalah rute antibiotik. Anak DR dan PJR yang mendapat antibiotik intramuskuler, 3,2 kali (laporan anak) memiliki kemungkinan kualitas hidup lebih baik dibandingkan anak yang mendapatkan antibiotik oral (p