Skripsi

Association between Intensity of Watching TV and Child Language Development in Children Aged 18 Months to 3 Years Old = Hubungan Lama Menonton TV dengan Perkembangan Bahasa Anak pada Anak Usia 18 Bulan sampai 3 Tahun.

Background: There are many factors that contribute to child language development. About 5-8% children in Indonesia experience delayed language. Children at young age are still learning to develop and need stimulation so that they can process it and learn from it. When children watch TV for a long time they get less stimulation. Less stimulation in this case may contribute to child language development. Aim: To know if there is an association of intensity of watching TV and child language development. Methods: This was a cross sectional study using primary data collected from questionnaires. The child language development was tested using KPSP and ELM Scale 2 Test. Results: Duration of watching TV from both children with normal and delayed language development was measured. Result showed in p value of 0.002 and OR = 4.4 (95% CI). The language used in TV program (Indonesian or both Indonesian and English) also showed a significant data (p = 0.004). Other variables such as gender, first age exposed to TV, the use of gadget and TV in bedroom had no significant association with child language development. Conclusion: This study demonstrates that there is an association between intensity of watching TV and child language development. Children who watch TV exceeding 4 hours a day had four times higher risk to develop language delay.
Keywords: child TV viewing, duration of watching TV, delayed language development.


Latar Belakang: Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Sekitar 5-8% anak usia prasekolah di Indonesia mengalami keterlambatan bicara. Anak pada usia yang sangat muda butuh stimulasi yang cukup agar dapat berkembang dengan optimal. Oleh sebab itu, jika anak dibiarkan lama menonton TV, kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik menjadi terhambat. Kurangnya stimulasi yang disebabkan oleh anak yang terlalu lama menonton TV, dapat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan lama menonton TV dan perkembangan bahasa anak pada anak usia 18 bulan sampai 3 tahun. Metode: Studi potong lintang digunakan pada studi ini dengan menggunakan data primer yang didapat melalui kuesoner. Adanya gangguan perkembangan bahasa anak ditentukan dengan menggunakan KPSP dan ELM Scale 2 Test. Hasil: Durasi lama menonton TV pada anak dengan perkembangan bahasa normal dan keterlambatan perkembangan bahasa dibandingkan dan didapat p value senilai 0,002 dan OR = 4,4 (95% CI). Bahasa yang digunakan pada tayangan TV (Indonesia atau Indonesia dan Inggris) berpengaruh secara signifikan (p = 0,004). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada umur pertama anak menonton TV, pemakaian gadget, dan kepemilikan TV di dalam kamar. Kesimpulan: Studi ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara lama menonton TV dan perkembangan bahasa. Anak yang menonton TV lebih dari 4 jam sehari memiliki risiko 4 kali lebih tinggi mengalami keterlambatan bicara.
Kata kunci: Menonton TV pada anak, lama menonton TV, keterlambatan perkembangan bahasa

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Silva Audya Perdana - Nama Orang
Ernie Hernawati Purwaningsih - Nama Orang

No. Panggil
S15366fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI.,
Deskripsi Fisik
x, 35 hlm., 21 cm x 30 cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S15366fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S15366FKS15366fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Association between Intensity of Watching TV and Child Language Development in Children Aged 18 Months to 3 Years Old = Hubungan Lama Menonton TV dengan Perkembangan Bahasa Anak pada Anak Usia 18 Bulan sampai 3 Tahun.

Related Collection