Skripsi

Quantitative Comparison of the Antibacterial Activity of Samanea saman Extract on MRSA and non-MRSA In Vitro = Perbandingan Kuantitatif Aktivitas Antibakteri Ekstrak Samanea saman pada MRSA dan non-MRSA In Vitro.

Background: Antibacterial resistance has been such a global burden nowadays. The well known example of multi drug resistance organism is the methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). In response to the antibacterial resistance, the alternative that can be considered is the usage of herbal plants. One of the examples is Samanea saman. The phytochemical components of Samanea saman that are useful as the medicinal plants are flavonoids, alkaloids, tannins, carbohydrates, glycosides, saponins, steroids, and reducing sugar. Flavonoids which is one of the substance contained Samanea saman, is also reported to have the antimicrobial effect against microbes that are resistant to conventional antibiotics. Therefore, a research needs be conducted to investigate the antibacterial effect of Samanea saman on MRSA and non-MRSA. Purpose: This research aim is to compare the antibacterial activity of Samanea saman extract on MRSA and non-MRSA Methods: This research is an experimental study. All data obtained is a primary data. The research was conducted at the Department of Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Samanea saman extract with the concentration ranging from 0.391% to 12.5% was tested on MRSA and non-MRSA. To obtain the value of minimum inhibitory concentration (MIC), broth dilution method was used. Furthermore, the value of minimum bactericidal concentration (MBC) and the number of colonies were also determined. There were eleven groups tested and the experiments were done in three repetitions (triplo). Result: This study revealed that methanol extract of Samanea saman leaves has no antimicrobial activity against MRSA and non-MRSA. The bacteria grows in all concentration of the extract and therefore the MIC and MBC value could not be obtained. The bacterial concentration in all concentrations of the extract exceed 250 colonies/plate. The level of antibacterial activity of Samanea saman in MRSA and non-MRSA could not be compared. Discussion: Several factors are thought to play role in the result of this experiment such as the quality of the extract. It is further determined by the extraction process and the quality of the ingredients. External factors such as farming location, soil condition, weather, and even the age of the plants used for the extraction process also affect the quality of the extract itself. Conclusion: The methanol extract of Samanea saman leaves does not have any antibacterial effect against MRSA and non-MRSA.
Key words: Samanea saman, MRSA, non-MRSA, MIC, MBC, number of colonies


Latar belakang: Resistensi antibiotik telah menjadi ancaman global pada masa kini. Salah satu contoh organisme yang resisten terhadap lebih dari satu antibiotik adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Dalam menghadapi permasalahan ini, alternatif yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan tanaman herbal. Salah satu contohnya adalah Samanea saman. Beberapa kandungan fitokimia dari tanaman ini seperti flavonoid, alkaloid, tanin, karbohidrat, glikosida, saponin, dan gula pereduksi memiliki manfaat bagi kesehatan. Flavonoid yang terkandung di dalam Samanea saman juga dilaporkan memiliki efek antimikrobial terhadap organisme yang memiliki resistensi terhadap antibiotik konvensional. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antibakteri Samanea saman pada MRSA dan non-MRSA. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak Samanea saman pada MRSA dan non-MRSA Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Semua sumber data yang didapatkan merupakan data primer. Penelitian dilakukan di Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Ekstrak Samanea saman dengan kisaran konsentrasi 0.391% hingga 12.5% diujikan pada MRSA dan non-MRSA. Untuk memperoleh nilai minimum inhibitory concentration (MIC) digunakan broth dilution method. Selain itu, dilakukan pula penentuan nilai minimum bactericidal concentration (MBC), dan jumlah koloni. Terdapat sebelas kelompok yang diujikan dan percobaan dilakukan dengan tiga kali pengulangan (triplo). Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Samanea saman terbukti tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap MRSA dan non-MRSA. Bakteri tumbuh di seluruh konsentrasi ekstrak yang digunakan. Nilai MIC dan MBC tidak dapat ditentukan. Selain itu, jumlah koloni bakteri pada setiap plat terhitung melebihi 250 koloni. Aktivitas antibakteri Samanea saman pada MRSA dan non-MRSA tidak dapat dibandingkan. Diskusi: Beberapa faktor dinilai memiliki peran dalam hasil eksperimen ini misalnya kualitas ekstrak. Hal ini kemudian ditentukan pula oleh proses ekstraksi dan kualitas bahan dasar yang digunakan. Faktor eksternal seperti lokasi tanaman, kondisi tanah, cuaca, dan umur tanaman yang digunakan pada saat ekstraksi juga mempengaruhi kualitas dari ekstrak sendiri. Kesimpulan: Ekstrak metanol daun Samanea saman tidak memiliki efek antibakteri terhadap MRSA dan non-MRSA
Kata kunci: Samanea saman, MRSA, non-MRSA, MIC, MBC, jumlah koloni

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2016
Pengarang

Nathania Sutandi - Nama Orang
Ariyani Kiranasari - Nama Orang

No. Panggil
S16195fk
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI.,
Deskripsi Fisik
xi, 44 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S16195fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S16195FKS16195fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Quantitative Comparison of the Antibacterial Activity of Samanea saman Extract on MRSA and non-MRSA In Vitro  = Perbandingan Kuantitatif Aktivitas Antibakteri Ekstrak Samanea saman pada MRSA dan non-MRSA In Vitro.

Related Collection