Tesis
Sistem Skoring Diagnosis Disfungsi Diastolik Pasien Lupus Eritematosus Sistemik = Diagnostic Scoring System of Diastolic Dysfunction in Systemic Lupus Erythematosus Patients.
Latar Belakang: Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah suatu penyakit autoimun kronik yang melibatkan multiorgan dan multietiologi. Komplikasi kardiovaskular pada pasien LES merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas terbesar. Proses aterosklerosis diketahui terjadi pada pasien LES usia muda dan menjadi salah satu faktor penyebab disfungsi diastolik. Penegakkan diagnosis disfungsi diastolik memerlukan pemeriksaan yang cukup mahal dan tidak merata di setiap fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode diagnostik yang lebih mudah dan murah tetapi tetap dapat diandalkan untuk penegakkan diagnostik tersebut, seperti metode sistem skoring. Umur, lama sakit, komorbiditas (hipertensi dan atau diabetes melitus dan atau dislipidemia), anemia, Index Masa Tubuh (IMT), kadar serum kreatinin, dan APS diketahui berhubungan dengan disfungsi diastolik dan dapat menjadi determinan diagnosis disfungsi diastolik pada pasien LES. Tujuan: Menetapkan sistem skoring diagnosis disfungsi diastolik pasien LES berdasarkan determinan umur, lama sakit, komorbiditas, anemia, IMT, kadar serum kreatinin, dan APS. Metode: Penelitian uji diagnostik potong-lintang (cross sectional) terhadap 127 pasien LES di RSCM sejak bulan April 2017 sampai Mei 2017. Data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan ekokardiografi transtorakal, serta data sekunder yang di peroleh dari rekam medis. Hasil: Terdapat 9 subjek penelitian yang mengalami disfungsi diastolik dari total 127 subjek penelitian (7.08%). Lima dari tujuh determinan masuk dalam analisis multivariat. Setelah pemodelan, didapatkan APS dengan bobot skor 2 dan komorbiditas dengan bobot skor 1 yang se lanjutnya menjadi bagian dari sistem skoring diagnosis disfungsi diastolik pasien LES .Sistem skoring ini kemudian di uji dengan kurva ROC dan didapatkan AUC sebesar 80.3% (95% IK 62.7-97.8) dengan titik potong terbaik adalah lebih sama dengan 2. S kor ≥2 memiliki sensitifitas 44%, spesifisitas 94.9%, nilai prediksi positif 60%, dan nilai prediksi negatif 95.7%. Uji validasi interna dan eksterna menghasilkan nilai yang baik. Simpulan: Proporsi disfungsi diastolik pasien LES di RSCM adalah 7.08%. Determinan diagnosis disfungsi diastolik pasien LES adalah APS dan komorbiditas. Skor ≥2 merupakan titik potong terbaik untuk menentukan bahwa pasien LES mengalami disfungsi diastolik.
Kata kunci: Determinan, Disfungsi Diastolik, LES, Sistem Skoring
Background: Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune disease involving multiorgan and multietiology. Cardiovascular complication in SLE patients is one of the highest causes of morbidity and mortality. It is known that premature atherosclerosis occurs in young SLE patients and related to diastolic dysfunction. The diagnostic of diastolic dysfunction requires a quite expensive and uneven examination at every health facilities. Therefore, it’s necessary to have an accessible and inexpensive but reliable diagnostic method, such as a scoring system. Age, duration of pain, comorbidities (hypertension and or diabetes mellitus and or dyslipidemia), anemia, Body Mass Index (BMI), serum creatinine level, and APS are known to be associated with diastolic dysfunction and can be a determinant diagnostic of diastolic dysfunction in SLE patients. Objective: Establish a diagnostic scoring system of diastolic dysfunction in SLE patients with determinants of age, duration of pain, comorbidities, BMI, serum creatinine level, and APS. Methods: A cross sectional diagnostic study with 127 SLE patients in RSCM from April 2017 to May 2017. The data used are primary data such as interviews, physical examination, and transthoracic echocardiography, as well as secondary data was obtained from medical records. Results: There were 9 subjects with diastolic dysfunction out of 127 subjects (7.08%). Five from seven determinants can be used in multivariate analysis. After modeling, APS was obtained with score of 2 and comorbidities with score of 1, further it becomes a part of diagnostic scoring system of diastolic dysfunction in SLE patients. The scoring system was tested with ROC curve and obtained AUC of 80.3% (95% IK 62.7-97.8) with the best cut off point was ≥2. A score of ≥2 had a sensitivity of 44%, specificity of 94.9%, positive predictive value of 60%, and negative predictive value of 95.7%. Internal and external validation test produce a good value. Conclusions: The proportion of diastolic dysfunction in SLE patients in RSCM is 7.08%. Diagnostic determinants of diastolic dysfunction in SLE patients are APS and comorbidities. A score of ≥2 is the best cut off point for determining that SLE patients has a diastolic dysfunction.
Key words: Determinants, Diastolic Dysfunction, Scoring System, SLE
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2017
- Pengarang
-
Lusiani - Nama Orang
Selly Aman Nasution - Nama Orang
SUMARIYONO - Nama Orang
Siti Setiati - Nama Orang - No. Panggil
-
T17405fk
- Penerbit
- Jakarta : Sp-2 Ilmu Penyakit Dalam., 2017
- Deskripsi Fisik
-
xx, 109 hlm., 21 cm x 30 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T17405FK | T17405fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi