Tesis

Peran Indeks Prediktif Reoperasi Abdominal sebagai Penentu Saat Relaparotomi = The Role of Abdominal Reoperation Predictive Index in Determining the Timing of Relaparotomy

Pendahuluan. Pemilihan saat yang tepat untuk tindakan relaparotomi masih merupakan tantangan sehingga diperlukan pemeriksaan objektif sederhana untuk menentukan hal tersebut. Indeks Prediktif Reoperasi Abdominal (IPRA) diciptakan untuk menentukan saat relaparotomi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah IPRA dapat digunakan sebagai penentu saat relaparotomi di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Metode. Merupakan suatu penelitian deskriptif analitik potong lintang yang dilakukan pada 30 penderita pascarelaparotomi tahun 2009-2015 di RSCM. Pada tiap sampel, delapan variabel penyusun IPRA diidentifikasi dan dievaluasi. Hasil. Kedelapan variabel penyusun IPRA dapat dikenali pada ketigapuluh sampel. Empat variabel dengan frekuensi tertinggi adalah nyeri perut sejak 48 jam pascaoperasi, ileus, infeksi daerah operasi, dan keluhan persisten lebih dari 4 hari pascaoperasi. Relaparotomi dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri perut sejak 48 jam yang bertahan hingga lebih dari 4 hari pascaoperasi. Konklusi. IPRA dapat digunakan sebagai suatu penilaian objektif yang sederhana untuk menentukan saat relaparotomi pada pasien dengan sepsis abdominal karena aplikasinya yang mudah sehingga dapat secara rutin dilakukan oleh bukan hanya ahli bedah tetapi seluruh tenaga medis yang merawat pasien. Selain itu, relaparotomi dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri perut lebih dari 4 hari pascaoperasi. Hal ini membutuhkan penelitian baru untuk validasi modifikasi indeks yang ada.
Kata kunci: IPRA, saat relaparotomi


Background. Determining the right timing of relaparotomy has always been a challenge and hence a simple objective value is required to do so. ARPI (abdominal reoperative predictive index) was created to decide when to reoperate. The purpose of this study was to ascertain whether ARPI could be applied as determinant of the timing of relaparotomy in Cipto Mangunkusumo Hospital. Method. A cross-sectional descriptive study was done in 30-sample of patients who underwent relaparotomy from 2009 to 2015. Eight variables were identified and evaluated in each sample. Result. Eight variables composing ARPI can be identified thoroughly in each sample. Four variables with highest frequency were persistent symptoms on fourth postoperative day, abdominal pain, wound infection, and ileus. Relaparotomy can be performed in patients complaining abdominal pain appearing from second postoperative day and persisting for more than 4 day after operation. Conclusion. Application of ARPI as a simple objective value to determine the right timing of relaparotomy was satisfactory. All variables are routinely checked and no additional unconventional examination needed. Furthermore, relaparotomy can be performed in patients complaining abdominal pain persisting for more than 4 days after operation which still needs further prospective research to validate.
Keywords: ARPI, timing, relaparotomy

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2016
Pengarang

Vania Myralda Giamour - Nama Orang
Toar JM lalisang - Nama Orang

No. Panggil
T16597fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah.,
Deskripsi Fisik
x, 32 hlm., 21 cm x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T16597FKT16597FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Peran Indeks Prediktif Reoperasi Abdominal sebagai Penentu Saat Relaparotomi = The Role of Abdominal Reoperation Predictive Index in Determining the Timing of Relaparotomy

Related Collection