Tesis
Perbandingan proporsi metastasis kelenjar getah bening pada pasien kanker serviks stadium IIa1 dan IIa2 yang ditatalaksana histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis = The proportion of lymph node metastasis in patients with stage IIa1 and IIa2 cervical cancer who were treated for radical hysterectomy and pelvic lymphadenectomy.
LATAR BELAKANG: kanker serviks adalah keganasan ginekologi terbanya kedua pada perempuan yang menjadi salah satu masalah utama karena insidensnya yang tinggi dan penyebab kematian utama pada negara berkembang seperti Indonesia. The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) merevisi terakhir pada tahun 2009, stadium IIA dibagi berdasarkan ukuran tumornya yaitu IIA1 (Ukuran lesi primer ≤4cm) dan IIA2 (Ukuran lesi primer >4cm). Revisi ini dilakukan setelah dilakukan analisis pada data, literature dan kasus pada stadium IB yang sudah direvisi sebelumnya pada tahun 1995. Menarik untuk diteliti, apakah perubahan penetapan stadium memperbaiki prognosis atau adakah perbedaan prognosis kanker serviks stadium IIA1 dengan stadium IIA2 secara tidak langsung dengan melihat faktor metastasis kelenjar getah bening. Seperti kita ketahui faktor prognosis yang dominan pada kanker serviks stadium awal adalah faktor metastasis ke kelenjar getah bening. TUJUAN: Membuktikan adanya perbedaan prognosis kanker servik stadium IIa1 dibanding stadium IIa2 berdasarkan kejadian metastasis ke kelenjar getah bening pelvik yang dilakukan histerektomi radikal. METODE: Dengan menggunakan metode potong lintang dilakukan pengambilan data 108 sampel pasien kanker serviks stadium IIA yang dilakukan pembedahan histerektomi radikal di bagian Onkologi Ginekologi RSCM Jakarta sejak tahun 2006 hingga tahun 2016. HASIL: Pasien kanker serviks stadium IIA1 sebanyak 80 (74%) pasien dan stadium IIA2 sebanyak 28 (26 %) pasien. Pada stadium IIA2 (47.79 tahun) didapatkan rata rata usia pasien lebih muda dibandingkan IIA1 (55.85 tahun). Pada stadium IIA1 juga didapatkan jumlah paritas yang lebih tinggi yaitu 4 sedangkan pada stadium IIA2 dengan jumlah paritas 2. Keterlibatan metastasis kelenjar getah bening pada pasien kanker serviks stadium IIA1 dan IIA2 berjumlah 51 (63.75%) dan 16 (57.14%) secara berurutan. Tidak terdapat perbedaan proporsi kejadian metastasis kelenjar getah bening pada kedua kelompok stadium kanker serviks pada stadium IIA dengan nilai p = 0,535. SIMPULAN: Faktor metastasis kelenjar getah bening pada kedua stadium memiliki hasil yang serupa. Tidak terdapat perbedaan proporsi kejadian metastasis kelenjar getah bening pada kedua kelompok stadium kanker serviks stadium IIA1 dan IIA2 yang ditatalaksna dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis. Perubahan penetapan stadium sepertinya tidak memperbaiki prognosis.
KATA KUNCI : Kanker serviks, stage IIA, kelenjar getah bening, faktor prognostik
BACKGROUND : Cervical cancer is the second most common gynecologic cancer in women and become one of the main problem in developing country such as Indonesia due to its high incidence and the leading cause of death ini this country. The latest revision of The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) in 2009 divides stage IIA into IIA1 (primary lesion ≤4cm) and IIA2(primary lesion >4 cm) based on the size of primary lesion. This revision was made after analysis of data, literature dan cases in IB stage that has been revised earlier ini 1995. It is interesting to observe whether the change in staging determination improves the prognosis or is there a difference in the prognosis of stage IIA1 cervical cancer with stage IIA2 indirectly by looking at the metastatic factor of lymph nodes. As we know one of the main prognostic factor in early stage of cervical cancer is metastatic factor to the lymph nodes. OBJECTIVES: This study was designed to determine a difference in prognosis of stage IIA1 cervical cancer compared to stage IIA2 based on the incidence of metastasis to pelvic lymph nodes by radical hysterectomy. METHODS: A cross sectional study was conducted among 108 stage II cervical cancer patient post radical hysterectomy in obstetric gynecologic department of cipto mangunkusumo hospital since 2006-2016. RESULTS: From 108 patients with cervical cancer stage IIA, 80 (74%) patients are stage IIA1 and the remaining the remaining 28 (26%) patients are stage IIA2. The average age of patients at stage IIA2 (47.79 years) younger than IIA1 (55.85 years) and also patient at stage IIA1 having a higher parity number which is 4 compare to stage IIA2 with the number of parity 2. The Involvement of lymph node metastasis in patients with stage IIA1 and IIA2 cervical cancer were 51 (63.75%) and 16 (57.14%) respectively. There was no difference in the proportion of lymph node metastases occurring in both cervical cancer stage groups at stage IIA with p = 0,535. CONCLUSION: Metastatic factor to lymphnode in both stage have the same result. There was no difference in the proportion of lymph node metastasis occurring in both stage IIA1 and IIA2 cervical cancer stage which was corrected with radical hysterectomy and pelvic lymphadenectomy. Changing staging does not seem to improve the prognosis.
KEYWORDS : cervical cancer, stage IIA, lymphnode metastatic, prognostic factor
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2017
- Pengarang
-
Wahyu Ginealdy - Nama Orang
ANDRIJONO - Nama Orang - No. Panggil
-
T17173fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Obstetri dan Ginekologi., 2017
- Deskripsi Fisik
-
xiii, 45 hlm., 21cm x 30cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
T17173fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T17173FK | T17173fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi