Tesis

Evaluasi Pertumbuhan Tulang Maksila Pada Pasien Dengan Sumbing Bibir Dan Langit-Langit Komplit Setelah Two Flap Palatoplasty Dengan Pemberian Madu Tetes Oral.

Background: It is expected that faster epithelialization decrease wound contraction and then reducing scar formation. For long term, it will be an important factor that will result in good maxillary growth. Honey given as oral drops significantly precipitates the epithelialization process of the lateral palatal defects post two flap palatoplasty 2.1 times faster. Long-term result has not been evaluated. Aim of Study: To evaluate maxillary growth as long-term effect of fast epithelialization of the palates treated honey as oral drops after two flap palatoplasty. Methods: This is a case control study consists of 2 groups. Comparing maxillary growth of the unilateral complete cleft lip and palate (UCCLP) patients who were given honey as oral drops and without oral drops after their two-flap palatoplasty in 2011-2012. The cephalometric measurements were recorded and the dental cast for each patient are evaluated using GOSLON yardstick method. The collected data are analysed using SPSS version 20. Result: Long term follow ups are done in 20 patients. Ten of them are control group who are not given honey oral drop after palatoplasty. The median age of each population are 8.5 years for subjects (range 6 years -10 years) and 11 years for control group (range 9 years-14 years). Body Mass Index (BMI) (r 0.49, 95%, p 0.03). and family history of maxillary hypoplasia (p 0.02) are two significant factors. GOSLON yardstick type IV are the most frequent GOSLON on both group (40%) with interratter reliability between examiner 1-2 and 2-3 were moderate (kappa; 0.583 and 0.512) and 1-3 is substantial (kappa 0.716). There is 40% normal SNA angle on honey group, while only 20% normal SNA angle is found on control group. Conclusion: Honey oral drops after two-flap palatoplasty result good SNA angle of children in almost half of the honey group at the phase of initiation skeletal growth. As the growth of maxilla end up to 20 years old, this result cannot be concluded as final result of maxillary growth. Other effort to make maxillary growth better for cleft palate patient should be reconsidered. New innovation for operative technique can be a major contributing factor in maxillary growth for further study.
Keywords: Cephalometric, GOSLON Yardstick, honey oral drops, maxillary growth, Two Flap Palatoplasty, wound healing.



Latar Belakang: Proses epitelisasi yang cepat dapat menurunkan kontraksi luka pada proses penyembuhan luka yang kemudian dapat menurunkan formasi skar. Efek jangka panjangnya, diprediksi akan menjadi faktor penting untuk membantu pertumbuhan maksila. Madu yang diberikan sebagai terapi oral mempercepat proses epitelisasi 2.1 kali lebih cepat pada defek lateral palatum pasca two flap palatoplasty. Namun hasil jangka panjang dari terapi ini belum dievaluasi. Tujuan Penelitian: Untuk mengevaluasi pertumbuhan maksila sebagai efek jangka panjang proses epitelisasi yang cepat pada palatum yang diberikan terapi oral madu pasca two flap palatoplasty. Metode: Merupakan studi kasus kontrol yang terdiri atas 2 grup membandingkan pertumbuhan maksila pasien dengan celah bibir dan langit-langit komplit yang diberikan terapi madu dan yang tidak diberikan madu setelah two flap palatoplasty pada tahun 2011-2012. Hasil pengukuran cephalometri dicatat dan dibuat cetakan gigi untuk tiap pasien kemudian dikategorisasi menggunakan metode GOSLON yardstick. Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 20. Hasil: Follow up dilakukan pada 20 orang pasien. Sepuluh orang diantaranya merupakan group kontrol yang tidak mendapat terapi oral madu setelah palatoplasty. Median masing-masing umur populasi adalah 8.5 pada subjek (kisaran 6 tahun - 10 tahun) dan 11 tahun pada kontrol (kisaran 9 tahun - 14 tahun). Body Mass Index (BMI) (r 0.49, 95%, p 0.03). dan faktor keluarga dengan hipoplasi maksila (p 0.02) berpengaruh secara statistik dengan panjang palatum. Hasil GOSLON yardstick tipe 4 merupakan hasil terbanyak pada kedua grup (40%) dengan reliabilitas antara examiner 1-2 dan 2-3 adalah sedang (kappa; 0.583 dan 0.512) dan 1-3 adalah kuat (kappa 0.716). Terdapat 40% SNA normal pada grup madu, sedangkan hanya 20% SNA normal pada grup kontrol. Kesimpulan: Pemberian madu sebagai terapi oral setelah two flap palatoplasty memberikan hasil sudut SNA yang baik pada hampir separuh total subjek terapi madu. Sebagaimana pertumbuhan maksila berakhir pada umur 20 tahun, maka hasil penelitian ini tidak dapat menyimpulkan hasil final pertumbuhan maksila. Usaha lain untuk memperbaiki pertumbuhan maksila pada pasien sumbing langit-langit perlu dipertimbangkan kembali. Penelitan dalam bentuk inovasi baru dalam teknik operasi dapat berkontribusi sebagai usaha mambantu pertumbuhan maksila.
Kata kunci: Cephalometric, GOSLON Yardstick, honey oral drops, maxillary growth, Two Flap Palatoplasty, wound healing.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

FORY FORTUNA - Nama Orang
Prasetyanugraheni Kreshanti - Nama Orang
Siti Handayani - Nama Orang
Julieta Pancawati - Nama Orang
Amalia Jeni Susanto - Nama Orang
Grace Wangge - Nama Orang

No. Panggil
T17149fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah Plastik.,
Deskripsi Fisik
xiii, 26 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T17149fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T17149FKT17149fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Evaluasi Pertumbuhan Tulang Maksila Pada Pasien Dengan Sumbing Bibir Dan Langit-Langit Komplit Setelah Two Flap Palatoplasty Dengan Pemberian Madu Tetes Oral.

Related Collection