Tesis

Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) Manfaat untuk Membedakan Lesi Otak Fokal Neoplasma dengan Infeksi

Latar Belakang: Sering sulit untuk membedakan antara lesi otak neoplastik dan non neoplastik terutama lesi infeksi hanya dari gambaran MR sendiri. Studi terbaru memperlihatkan bahwa proton MRS dapat mendeteksi perubahan-perubahan metabolik pada lesi-lesi otak fokal atau difus pada infeksi atau neoplastik, terutama karena meningkatnya jumlah kasus lesi otak terkait HIV dan masih kontroversinya biopsi otak pada kasus tersebut. Studi ini menunjukkan adanya hubungan antara kadar metabolit yang diukur oleh proton MRS dengan gambaran histologis dari biopsi atau hasil laboratorium sebagai suatu penunjang diagnosis. Metode: Kami merujuk pasien-pasien yang dari pemeriksaan fisik, laboratorium dan studi pencitraan (yaitu CT otak atau MRI) tersangka neoplasma atau infeksi otak untuk dilakukan pemeriksaan MRS. Kami menilai spektrum dari Kolin (Cho), N-Acetyl Aspartat (NAA), lipid dan laktat, dari lesi otak. Rasio amplitudo Cho/NAA secara kuantitatif > 1 adalah ambang untuk tumor dan < 1 adalah ambang untuk infeksi. Kami menganalisis hubungan antara rasio amplitudo Cho/NAA dan diagnosis akhir. Hasil: Dari 160 kasus yang masuk dalam penelitian ini terdapat laki-laki 101 (63.1 %) dan perempuan 59 (36.9 %). Usia penderita dari 1-86 tahun dengan rerata 38 tahun. Diagnosis akhir memperlihatkan neoplasma otak sebesar 90 (56,2 %), infeksi otak 70 (43,8 %). Sensitivitas yang diperoleh dari penelitian ini terhadap penderita dengan lesi otak fokal sebesar 92,22 %, spesifisitas 64,3 %, nilai duga positif 76,9 %, nilai duga negatif 86,5 %. Simpulan: Magnetic resonance spectroscopy dapat merupakan alat bantu diagnostik noninvasif untuk membedakan lesi otak fokal neoplasma dan infeksi dengan sensitivitas yang tinggi dengan menggunakan rasio metabolit Cho/NAA > 1 untuk neoplasma dan rasio Cho/NAA < 1 untuk infeksi.
Kata Kunci: MRS, lesi otak fokal, neoplasma otak, infeksi otak.


Background: It is often difficult to differentiate between neoplastic and non neoplastic brain lesion especially infection lesion from MR images alone. Recent study shows that proton MRS can detect metabolic changes in diffuse or focal lesions of the brain in infection or neoplastic, especially since there is increased number of HIV-related brain lesion and controversy in brain biopsy. This study aims to find relationship between metabolite levels measured by proton MRS with histological findings of biopsies or laboratory results as a golden standard. Methods: We referred patients who had physical, laboratory and imaging studies (i.e. Brain CT or MRI) with suspected brain neoplasm or infection for MRS. We evaluated the spectra of Choline (Cho), N-acetyl aspartate (NAA), lactate, and lipids from the brain lesions. The quantitative Cho/NAA amplitude ratio > 1 threshold was for tumor and < 1 threshold was for infection. We analyzed the relationship between cutoff value of Cho/NAA amplitude ratio and final diagnosis. Results: There were 160 cases included in this study, 101 (63.1 %) lesions were male and 59 (36.9 %) were female patients. Patient age ranged from 1 to 83 years, with mean of age 38 year old. The final diagnosis was neoplasm in 90 (56.3 %) lesions, and infection in 70 (43.8%) lesions. The sensitivity was 92.22%, specificity was 64.3%, positive predictive value was 76.9 %, negative predictive value was 86.5 %. Conclusion: MRS can demonstrate the differentiation between neoplasms and infections by quantitative interpretation with a Cho/NAA amplitude ratio threshold comparable with prior imaging studies and clinical data, and has high sensitivity.
Key words: MRS, brain lesions, infection, neoplasm.