Tesis

Circulating Tumor Cell dan Lymphosit T Regulator pada Core Biopsy Kanker Payudara = Circulating Tumor Cell and Lymphosit T Regulator on Core Biopsy Breast cancer.

Latar Belakang: Kanker payudara merupakan penyakit keganasan tertinggi yang terjadi di Indonesia. Sebagian besar penderita datang ke rumah sakit pada stadium yang sudah lanjut. Untuk menegakkan diagnosis kanker payudara diperlukan beberapa pemeriksaan diantaranya adalah core biopsy yang merupakan prosedur diagnosis sederhana dengan angka sensitifitas 91%-99% dan spesifisitas 96%-100%. Core biopsy menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan pembuluh darah tumor sehingga sel tumor masuk ke sirkulasi darah lewat pembuluh darah yang rusak tersebut (CTC). Diikuti terjadinya proses inflamasi akut dan infiltrasi sel radang. Fase akhir infiltrasi jumlah Tregs meningkat, sekresi TGFβ dan IL-10 meningkat, tercipta immunosuppresion microenvironment, COX2 terstimuli oleh TGFβ maka terjadi konversi sel T CD4+ menjadi FoxP3 + (Tregs) sehingga jumlah Tregs semakin meningkat. SOX-4 teraktivasi oleh TGFβ terjadi proses EMT, sel tumor masuk ke sirkulasi darah sehingga jumlah CTC meningkat. Efek samping core biopsy berupa masuknya sel tumor ke peredaran darah menyebabkan core biopsy masih menjadi perdebatan/kontroversi. Pasien dan Metode Penelitian: Penelitian ini dengan mengambil 32 sampel darah pasien kanker payudara stadium III dan IV yang berobat di poli bedah onkologi RSCM/RSPAD, sebelum dan dua minggu sesudah core biopsy, pada periode Agustus sampai Desember 2016. Darah dikirim ke Laboratorium Patologi Klinik FKUI/RSCM untuk dihitung jumlah Tregs (biomarker CD4,CD25, FoxP3) dan jumlah CTC (biomarker CK19) dengan alat flow cytometri. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan jumlah CTC/Tregs sebelum dan sesudah core biopsy. Untuk mengetahui adanya hubungan antara jumlah Tregs dengan jumlah CTC digunakan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian: Terjadi penurunan jumlah CTC sesudah core biopsy dengan nilai p=0,569 (>0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara core biopsy dengan penurunan jumlah CTC. Terjadi penurunan jumlah Tregs setelah core biopsy dengan nilai p=0,049 (0,05 (p=0,368, p=0,195, dan p=0,804) berarti tidak terdapat hubungan antara jumlah Tregs dengan jumlah CTC sebelum/sesudah core biopsy.
Kesimpulan: Core biopsy tidak menyebabkan kenaikan CTC/Tregs, tetapi belum dapat disimpulkan bahwa prosedur tersebut aman, karena nilai yang bermakna hanya dari penurunan jumlah Tregs sedangkan untuk penurunan jumlah CTC didapatkan nilai yang tidak bermakna secara statistik. Tidak terdapat hubungan antara jumlah Tregs dengan jumlah CTC sebelum/sesudah core biopsy.
Kata kunci : kanker payudara, core biopsy, Tregs, CTC


Background: Breast cancer was highest malignancy in Indonesia. Most of patient come to hospital at the late stage of disease. Many tests used to breast cancer diagnose, one kind is CNB. CNB, with attendant tissue and vascular injury induce tumor cells intravasation (CTC). Followed by inflammation and tumor infiltration. Tregs would typically arrive later and increase in the late infiltration phase. Increases TGF-β and IL-10 expression that drive the tumor milieu toward an immunosuppressive. COX2 stimulated by TGF-β induce conversion of nascent naïve CD4+ T cells to FoxP3+ (Tregs). TGF-β stimulates up-regulation of master EMT regulator, SOX-4 directly regulates EMT and tumor escape, allowing intravasation into the circulatory system and CTC increase. This CTC induce causes CNB still debatable/controversy. Patient and method: This research was take a 32 blood sample from stage III and IV breast cancer patients at RSCM/RSPAD, before and 2 week after CNB on period August – December 2016. Blood was sent to clinical pathology laboratory at medical faculty University of Indonesia, National referral hospital Dr Cipto Mangunkusumo to count Trges (biomarker CD4, CD25, FoxP3) and CTC (biomarker CK19) with flow cytometri. We used Wilcoxon test to analyze difference between CTC/Tregs count before/after CNB and we used Spearman test to know correlated between Tregs count and CTC count. Result: Decrease CTC count after CNB with p=0,569 (>0,05) mean there was no correlation between CNB with decrease of CTC count. Decrease Tregs count after CNB with p=0,049 (0,05 (p=0,368, p=0,195, p=0,804) mean there was no correlation between Tregs count and CTC count. Conclusion: CNB was not cause increase of CTC and Trges count, but we can’t conclude if CBN was a save procedure, because the significant result on statistic analyze only correlation between CNB with decrease of Tregs count. The CTC count was not significant statistically. There was no correlation between Tregs count and CTC count before and after CNB.
Key word: breast cancer, CNB, Tregs, CTC

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2017
Pengarang

Arif Supono - Nama Orang
Diani Kartini - Nama Orang
Sonar Soni Panigoro - Nama Orang

No. Panggil
T 17 005 FK
Penerbit
Jakarta : Sp-2 Ilmu Bedah Onkologi.,
Deskripsi Fisik
xiv, 52 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T17005FKT17005FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Circulating Tumor Cell dan Lymphosit T Regulator pada Core Biopsy Kanker Payudara = Circulating Tumor Cell and Lymphosit T Regulator on Core Biopsy Breast cancer.

Related Collection