Text

Hubungan Pemeriksaan Imunokromatografi TB, Kadar c-reactive protein dan pemeriksaan mikroskopik BTA dengan biakan TB pada penyakit tuberkulosis paru aktif

Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi ancaman global di dunia dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Salah satu masalah adalah dalam mendiagnosis penyakit ini. Pemeriksaan imunokromatografi TB diharapkan dapat membantu menentukan penyakit TB paru yang aktif dan pemeriksaan CRP dapat menentukan aktivitas penyakit TB paru. Hasil negatif palsu pemeriksaan imunokromatografi TB dapat disebabkan oleh diabetes melitus (DM). Metode: Rancangan penelitian potong lintang dengan 80 subyek penderita TB paru aktif kasus baru yang berobat di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur dari bulan April-Mei 2004. Semua subyek yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan imunokromatografi TB, kadar CRP dan glukosa darah sewaktu; serta sputum untuk pemeriksaan mikroskopik BTA dan biakan TB. Analisis data dilakukan dengan uji Chi square untuk mencari hubungan antar variabel yang diteliti. Penilaian uji diagnostik pemeriksaan imunokromatografi TB, kadar CRP dan pemeriksaan mikroskopik BTA dilakukan melalui perhitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi posrtrf (NPP) dan nilai prediksi negatif (NPN), dibandingkan dengan biakan TB sebagai baku emas. Diamati pula hasil pemeriksaan imunokromatografi TB pada penderita TB paru disertai DM. Hasil: Didapatkan hubungan bermakna antara pemeriksaan imunokromatografi TB (X2 = 22,652; p = 0,000) dan kadar CRP (x2 = 3,938; p = 0,047) dengan biakan TB. Pada pemeriksaan imunokromatografi TB didapatkan sensitivitas 92 %, spesifisitas 57 %, NPP 40 %, NPN 95 %; pemeriksaan CRP didapatkan sensitivitas 88 %, spesifisitas 30 %, NPP 28 %, NPN 88 %. Pemeriksaan imunokromatografi TB memberikan hasil negatif pada 35,7 % penderita TB paru disertai DM. Kesimpulan: Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan imunokromatografi TB lebih baik dibandingkan pemeriksaan CRP pada penyakit TB paru aktif. Hasil pemeriksaan imunokromatografi TB pada penderita TB paru disertai DM bervariasi, kemungkinan dipengaruhi oleh lama dan berat DM, kontrol DM dan berat badan yang datanya tidak didapatkan pada penelitian ini. Saran: Untuk mendapatkan pemeriksaan imunokromatografi TB dengan sensitivitas dan spesifisitas yang baik dibutuhkan penelitian serupa dengan mengikut sertakan penderita TB paru BTA negatif dan biakan negatif tetapi memberikan respons yang baik terhadap terapi OAT selama 2 bulan. Untuk melihat pengaruh DM terhadap hasil pemeriksaan imunokromatografi TB diperlukan penelitian lebih besar dengan memperhatikan faktor lama dan berat DM, kontrol DM dan berat badan penderita.
Kata kunci: TB paru aktif, pemeriksaan imunokromatografi TB, CRP.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2004
Pengarang

Andriani Nauli - Nama Orang
Siti Boedina Kresno - Nama Orang
Tonny Loho - Nama Orang
July Kumalawati - Nama Orang
Alida Roswita Harahap - Nama Orang
Dalima AW - Nama Orang

No. Panggil
TWF300N298h2004
Penerbit
Jakarta : Program Studi Patologi Klinik.,
Deskripsi Fisik
xiii, 82 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
TWF300N298h2004
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
TWF300N298h2004TWF300N298h2004Perpustakaan FKUITersedia
Image of Hubungan Pemeriksaan Imunokromatografi TB, Kadar c-reactive protein dan pemeriksaan mikroskopik BTA dengan biakan TB pada penyakit tuberkulosis paru aktif

Related Collection