Text

Comparison of postage stamp split-thickness skin Graft versus meshed split-thickness skin graft as burn Wound coverage: a prospective study .

Background: Burn injuries require immediate wound coverage. Extensive burn is challenging due to limitation of split-thickness skin graft (STSG). Meshed has been an accepted method for expansion of STSG at most burn unit. But in Indonesia, not every hospital has Mesher machine. Another expansion method is Postage-stamp STSG. The purpose of this study is to analyze marginal epithelial creeping between Postage-stamp STSG and Meshed STSG so we can predict the wound healing time. Materials and Methods: Subjects are burn patients in Burn Unit, Cipto Mangunkusumo Hospital who fulfills the inclusion criteria. This study is a prospective experimental study. Each patient received two methods of STSG: Meshed STSG (control group) and Postage-stamp STSG (treatment group) on different body region, with 32 samples each groups. The marginal epithelial creeping were measured using digital image analyses (ImageJ  ) on Day-5, Day10 and Day-14. Results: From July to October 2016, we perform surgery of 10 patients (20 samples) as preliminary data. Statistical analyze showed that there is no statistically difference of marginal epithelial creeping between both groups on Day-5, Day-10 and Day-14. Although, we found that both on Day-5 and Day-10 mean of Meshed STSG higher than Postage-stamp STSG, and on Day-14 mean of Postage-stamp STSG higher than Meshed STSG. But it is not statistically significant. Conclusion: Meshed STSG and Postage-stamp STSG giving similar result of marginal epithelial creeping as the aim to predict wound healing time. Meshed giving 61.9 cm 2 (SD 2.9) of epithelialization and Postage-stamp STSG giving 62.11 cm 2 (SD 3.9) from total of raw surface 64 cm 2 on day-14 (final day of evaluation).
Keywords: burn wound; meshed STSG; postage-stamp STSG.


Latar Belakang: Luka bakar memerlukan penutupan luka segera setelah dilakukan eksisi. Terbatasnya donor tandur kulit (STSG) merupakan permasalahan pada luka bakar yang luas. Metode Jaring (meshed STSG) merupakan metode ekspansi tandur kulit yang sering dipakai di luka bakar. Namun di Indonesia, tidak semua rumah sakit mempunyai mesin Mesher. Metode ekspansi lainnya yaitu Metode Perangko (Postage-stamp STSG). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan perambatan kulit baru (marginal epithelial creeping) antara kedua metode tersebut dan memprediksi lama penyembuhan luka bakar. Metode: Subjek adalah pasien di Unit Luka Bakar, RS. Cipto Mangunkusumo yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini merupakan uji coba klinis prospective. Masing-masing kelompok menerima 2 metode STSG; Metode Jaring (grup kontrol) dan Metode Perangko (grup perlakuan) pada bagian tubuh yang berbeda, dengan 32 sampel setiap grup. Perambatan kulit baru dinilai dengan digital image analyses (ImageJ  ) pada hari ke-5, 10 dan 14. Hasil: Juli – Oktober 2016, telah dilakukan operasi pada 10 pasien (20 sampel) sebagai data preliminary. Dari analisa statistik didapatkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna untuk perambatan kulit baru pada kedua kelompok di hari ke-5, 10 dan 14. Walaupun didapatkan rerata perambatan kulit pada hari ke-5 dan 10 Metode Jaring lebih tinggi daripada Metode Perangko, dan rerata perambatan kulit pada hari ke-14 lebih tinggi daripada Metode Jaring. Kesimpulan: Metode Jaring dan Perangko memberikan hasil perambatan kulit baru yang serupa. Walaupun didapakan nilai rerata pada Metode Jaring 61,9 cm (SD 2.9) dan Metode Perangko 62.11 cm 2 (SD 3.9) dari total luas luka 64 cm pada hari ke-14.
Kata kunci: meshed STSG; luka bakar; postage stamp STSG.