Text

Pengaruh Pemberian Jamu Peluntur Terhadap Perkembangan Fetus Mencit

Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Jamu peluntur seringkali diminum oleh wanita hamil untuk menggugurkan kandungan. Di Indonesia terdapat berbagai jenis atau merk jamu peluntur dengan komponen yang tidak selalu sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian jamu peluntur cap Air Mancur pada mencit hamil secara per oral selama periode organogenesis dapat mempengaruhi perkembangan fetus yang berada dalam kandungan. Hewan .coba yang dipakai adalah mencit betina strain Biomedis, umur ± bulan, berat 20 - 25 gram, sehat, belum pernah dikawinkan. Digunakan rancangan acak lengkap dengan tiga tingkatan dosis. Mencit betina yang telah hamil dibagi menjadi lima kelompok secara acak: I. Kelompok kontrol yang tidak diberi apa-apa II. Kelompok kontrol yang diberi CMC 0,5 % III. Kelompok yang diberi jamu peluntur 10 X dosis manusia IV. Kelompok yang diberi jamu peluntur 20 X dosis manusia V. Kelompok yang diberi jamu peluntur 40 X dosis manusia Jamu peluntur diberi secara oral pada hari ke 6 sampai dengan hari ke 15 kehamilan. Pada hari ke 18 kehamilan mencit dianestesi dan dilakukan histerektomi. Parameter yang diamati: jumlah implantasi, jumlah fetus yang mati maupun diresorpsi, cacat bawaan eksternal, internal dan cacat bawaan tulang. (Kl, n = 10) (K2, n = 9) (PI, n = 10) (P2, n = 8) (P3, n = 12) Hasil dan Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis statistik ternyata bahwa pemberian jamu peluntur cap Air Mancur 10, 20 dan 40 X dosis manusia tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap jumlah implantasi, peningkatan jumlah fetus mati maupun diresorpsi, cacat bawaan internal maupun cacat bawaan tulang pada fetus bila dibandingkan dengan kontrol (p > 0,05). Pemberian jamu peluntur dengan dosis 10 dan 20 X dosis manusia tidak menyebabkan perbedaan bermakna terhadap terjadinya cacat bawaan eksternal bila dibandingkan dengan kontrol (p > 0,05), sedangkan pemberian jamu peluntur dengan 40 X dosis manusia menyebabkan terjadinya fetus kerdil yang bermakna bila dibandingkan dengan kontrol (p < 0,05).


Scope and Method of Study: Jamu peluntur (traditional herbs to regulate menstruation) is often used by pregnant women as an abortivum. In Indonesia there are many kinds of jamu peluntur and the ingredients of each jamu are not always the same. The purpose of this research is to find out whether jamu peluntur cap Air Mancur given to pregnant mice orally in organogenesis period could affect the fetus. This research was performed by using female Biomedis mice of 2 months old, weight 20 - 25 gram, healthy and virgin. Jamu peluntur was given in 3 dose level in a completely randomized design and the pregnant mice were divided into 5 groups in a random manner, i.e. I. Control group which no herbs was given (Kl, n = 10) II. Control group which was given 0.5 % CMC (K2, n = 9) III. Group which was given jamu peluntur 10 X human dose (PI, n = 10) IV. Group which was given jamu peluntur 20 X human dose (P2, n = 8) V. Group which was given jamu peluntur 40 X human dose (P3, n = 12) Jamu peluntur was given orally on the 6th to 15th day of pregnancy. On the 18th day of pregnancy the mice were anesthetized and followed by hysterectomy. The parameters observed were: the number of implantation, the incidence of fetal death and fetal resorption, the incidence of external and internal malformation including bone malformation on the fetus. Findings and Conclusions: The statistical analysis revealed that jamu peluntur cap Air Mancur given to pregnant mice 10, 20 and 40 X human dose orally during organogenesis period did not cause significant difference in number of implantation, in increasing fetal death or fetal resorption, in congenital internal malformation and bone malformation on the fetus compared to the control group (p > 0.05). Jamu peluntur 10 and 20 X human dose did not cause significant difference in external malformation on the fetus compared to the control group (p > 0.05); however, jamu peluntur 40 X human dose caused significant runt on the fetus compared to the control group (p < 0.05).

Judul Seri
-
Tahun Terbit
1988
Pengarang

Gloria S Wanananda - Nama Orang

No. Panggil
T QV 767 W244 1988
Penerbit
Jakarta : S2 Program Studi Farmakologi.,
Deskripsi Fisik
x, 67 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
QV 767
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T88003FKT QV 767 W244 1988Perpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh Pemberian Jamu Peluntur Terhadap Perkembangan Fetus Mencit

Related Collection