Tesis
Faktor-Faktor yang Terkait Disfungsi Seksual pada Pasien Prolaps Organ Panggul di RSUPN Ciptomangunkusumo dan RSUP Fatmawati Jakarta 2016 = Factors associated with Sexual Dysfunction Among Women With Pelvic Organ Prolaps.
Latar Belakang: Prolaps Organ panggul (POP) adalah tonjolan atau penonjolan organ panggul dan segmen yang terkait vagina ke dalam atau melalui vagina. POP Sering dijumpai pada wanita dewasa dan usia lanjut. 1-3 Umumnya wanita yang menderita POP datang dengan keluhan adanya benjolan pada vaginanya. 9,10 Gangguan pada fungsi seksual jarang dikeluhkan, namun dari kepustakaan diketahui bahwa pasien prolaps derajat 3-4 terkait dengan sulitnya pencapaian orgasme. 13 Sedangkan Roovers, dkk melaporkan prevalensi disfungsi seksual sebesar 68% pada pasien POP. Sayangnya, di Indonesia penelitian mengenai disfungsi seksual pada penderita POP belum pernah dilaporkan. Penyebab disfungsi seksual sebenarnya merupakan multifaktor, salah satunya disebabkan oleh gangguan anatomik seperti pada prolaps organ panggul, maupun tindakan pembedahan atau tindakan medis pada pasien POP. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian mengenai prevalensi disfungsi seksual pada pasien prolaps organ panggul, serta faktor-faktor yang terkait dengan kejadian disfungsi seksual pada pasien POP. Tujuan: Mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang terkait disfungsi seksual pada penderita prolaps organ panggul. Metode: Dengan desain potong lintang bulan Januari - Juli 2016, di dua rumah sakit pusat rujukan di Jakarta (RSUPN Ciptomangunkusumo dan RSUP Fatmawati. Semua pasien POP yang memenuhi kriteria inklusi mengisi kuesioner indeks fungsi seksual (FSFI-19), kemudian dilakukan analisis data univariat untuk karakteristik data subjek. Adanya disfungsi seksual ditentukan berdasarkan nilai batas FSFI ≤26,55. Karakteristik subjek yang mengalami disfungsi seksual dan tidak disfungsi seksual dibandingkan dengan melakukan analisis bivariat, serta kemudian analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara karakteristik subjek terhadap disfungsi seksual. Hasil: Dari 82 data yang dianalisis, prevalensi disfungsi seksual pada pasien POP mencapai 57,3%. Sedangkan sebagian besar pasien POP juga sudah mengalami menopause dengan prevalensi sebesar 76.8%. Prevalensi disfungsi seksual pada pasien POP yang sudah menopause sebesar 66,7%. Dari hasil analisis bivariat, usia, menopause, obesitas dan stadium prolaps adalah faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian disfungsi seksual pada pasien POP. Variabel usia, merokok, menopause, obesitas dan stadium prolaps, memiliki nilai p 60 dengan OR 8 (IK95 2,45- 26,12), dan obesitas (IMT ≥ 30 kg/m2) dengan OR 0,30 (IK 95 0,09-0,98). Simpulan: Prevalensi disfungsi seksual pada pasien POP mencapai 57.3%. Pada penelitian potong lintang ini didapatkan pada analisis bivariat hubungan yang bermakna antara usia, menopause, stadium prolaps, obesitas dengan disfungsi seksual. Sedangkan setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan variabel usia dan obesitas adalah faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan kejadian disfungsi seksual pada pasien POP. Besarnya prevalensi disfungsi seksual pada pasien prolaps organ panggul membuat kondisi disfungsi seksual seharusnya diperiksa sebagai skrining gangguan pada pasien prolaps organ panggul.
Kata Kunci: disfungsi seksual, prolaps organ panggul
Background : Pelvic Organ Prolaps (POP) is a bulge or protrusion of pelvic organs and related segments into vagina. 1 POP often found in adult women and elderly. Generally, women suffering from POP, present with a lump on vagina. Disturbances in sexual function rarely complained, but from the literature it was known that patients with stage 3-4 prolaps associated with infrequent achievement of orgasme. reported prevalence of sexual dysfunction in patients with POP was 68%. Unfortunately, in Indonesia's own research on sexual dysfunction in patients with POP quite rare. Where as the goal of therapy in patients with POP is to fix the complaint, one of which is a complaint regarding sexual function. So, it is important to do research on the prevalence of sexual dysfunction within patients with pelvic organ prolaps. Objective: determine the prevalence of sexual dysfunction in patients with pelvic organ prolaps Methods: The cross-sectional design, in two referral hospitals in Jakarta (RSUPN Ciptomangunkusumo and Fatmawati Hospital. All patients POP met the inclusion criteria filled out a questionnaire indices of sexual function (FSFI-19), then do the data analysis of univariate to the characteristics of the data subject, and bivariate to know the relationship between the dependent and independent variabels. Results: Of the 82 analyzed data, the prevalence of sexual dysfunction in patients with POP reaching 57.3%. While most of the patients had experienced menopause POP also with a prevalence of 76.8%. Prevalence of sexual dysfunction in patients who already menopause is 66,7%. From bivariate analysis It was found a significant association between menopause, obesity and the degree of prolaps with sexual dysfunction in POP patient. After performing logistic regretion analysis, we found that the most influencing variabel are age > 60 years old with OR 8 (CI 95 2,45- 26,12), and obesity (BMI ≥ 30 kg/m2) with OR 0,30 (IK 95 0,09-0,98). Conclusions: After analyzing the data, the prevalence of sexual dysfunction in patients with POP is 57.3%.. From this cross sectional study found a significant association between age and obesity with sexual dysfunction among pelvic organ prolaps patient.
Keywords: sexual dysfunction, pelvic organ prolaps
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2016
- Pengarang
-
Kartika Indah Lestari - Nama Orang
Suskhan Djusad - Nama Orang - No. Panggil
-
T 16 407 FK
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Obstetri dan Ginekologi., 2016
- Deskripsi Fisik
-
xvi, 92 hlm., 21cm x 30cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T16407FK | T16407FK | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi