Skripsi

A Numerical Analytic Study of the Serum Level of Vitamin D of HIV/AIDS Patients in Comparison With Healthy Controls in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta = Perbandingan Antara Kadar Serum Vitamin D Pada Pasien HIV/SIDA Dengan Pasien Sehat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

New studies have shown that vitamin D, outside of calcium and phosphorus homeostasis also plays a role in the immune system. Vitamin D deficiency can lead to a multitude of complications including bone, cardiovascular disorders and cancer. Previous studies have highlighted that HIV/AIDS patients have a higher prevalence of vitamin D deficiency. This study seeks to study the serum level of vitamin D of HIV/AIDS patients in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta and observe if vitamin D levels affect CD4+ count of HIV/AIDS patients, considering vitamin D’s role in the immune system. By comparing two independent means of 39 healthy controls and 26 treatment-naïve HIV/AIDS patients, the serum level of vitamin D between the two populations are compared. The correlation between vitamin D levels and CD4+ count is also evaluated. Serum vitamin D level is obtained through immunoassay. There was no significant difference between serum vitamin D levels of HIV/AIDS patients and healthy controls, both experimentally and statistically (Independent T-test, p = 0.241). CD4+ count exhibits significant differences between three vitamin D categoric groups (One-way ANOVA, Deficiency-Sufficiency: p = 0.00, DeficiencyInsufficiency: p = 0.00, Sufficiency-Insufficiency: p = 0.01). The vitamin D serum level of HIV/AIDS patients and healthy controls are both considered insufficient (HIV/AIDS: 17.23 ± 8.24 ng/mL; Healthy: 15.16 ± 8.10 ng/mL) with no statistically significant difference between the two. Lower vitamin D levels have a higher prevalence of lower CD4+ counts and vice versa. Correlation between vitamin D and CD4+ counts however prove to be inconclusive.
Keywords: HIV, AIDS, CD4+, Vitamin D, Immune system, Indonesia


Penelitian baru menunjukkan bahwa vitamin D, selain fungsinya untuk homeostasis kalsium dan fosfor juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan banyak komplikasi termasuk pada tulang, gangguan kardiovaskular dan kanker. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pasien HIV / AIDS memiliki prevalensi lebih tinggi kekurangan vitamin D. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kadar serum vitamin D dari pasien HIV / AIDS di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta dan mengamati apakah kadar vitamin D mempengaruhi jumlah CD4+ pada pasien HIV / AIDS, mengingat peran vitamin D dalam sistem kekebalan tubuh. Membandingkan dua rata-rata independen dari 39 pasien sehat sebagai kontrol dan 26 pasien HIV / AIDS yang belum pernah diobati, kadar serum vitamin D antara dua populasi akan dibandingkan. Korelasi antara kadar vitamin D dan jumlah CD4 + akan dievaluasi. Kadar serum vitamin D diperoleh melalui metode immunoassay. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar serum vitamin D pasien HIV / AIDS dan pasien kontrol yang sehat, baik secara eksperimental dan statistik (T-test independen, p = 0,241). Jumlah CD4 + menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tiga kategori kelompok vitamin D (One-way ANOVA, Kurang-Cukup: p = 0.00, Kurang-Tidak cukup: p = 0.00, Cukup-Tidak cukup: p = 0.01). Kadar serum vitamin D pada pasien HIV / AIDS dan kontrol yang sehat keduanya dianggap tidak cukup (HIV / AIDS: 17,23 ± 8.24 ng / mL; Sehat: 15.16 ± 8.10 ng / mL) dengan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara keduanya. Kadar vitamin D rendah memiliki prevalensi lebih tinggi untuk mendapatkan jumlah CD4+ yang lebih rendah dan sebaliknya. Namun, hubungan antara vitamin D dan jumlah CD4 + terbukti tidak dapat disimpulkan.
Kata kunci: HIV, SIDA, Vitamin D, CD4+, Sistem imun, Indonesia