Disertasi

Refluks Laringofaring pada Anak: Uji Diagnostik Menggunakan Skor Gejala Refluks, Skor Temuan Refluks, dan pHmetri Serta Hubungannya dengan Hipertrofi Tonsil Lingual dan Human Papillomavirus. = Pediatric Laryngopharyngeal Reflux: A Diagnostic Study of Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score, pHmetry. Its Relationship with Lingual Tonsil Hypertrophy and Human Papillomavirus.

Refluks laringofaring (RLF) pada anak merupakan kelainan yang sering ditemukan dan dihubungkan dengan peningkatan insidens berbagai penyakit saluran napas dan gangguan tumbuh kembang, oleh karena itu diperlukan instrumen diagnosis yang tepat untuk penatalaksanaanya. Sampai saat ini, instrumen terstandarisasi belum ada, sehingga diperlukan satu cara untuk mendiagnosis secara mudah, murah, nyaman, tidak invasif namun mempunyai nilai diagnosis tinggi. Pada orang dewasa, RLF sering kali dikaitkan dengan Hipertrofi Tonsil Lingual (HTL) dan keberadaan DNA Human Papillomavirus (HPV), namun hal ini belum dapat dibuktikan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen diagnostik RLF serta melihat hubungan antara RLF dan HTL dan keberadaan DNA HPV pada RLF dengan HTL. Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan 3 desain penelitian, yaitu uji diagnostik kuesioner Skor Gejala Refluks (SGR) dan Skor Temuan Refluks (STR) dibandingkan dengan pHmetri 24 jam, dilanjutkan dengan studi kasus kontrol untuk menilai hubungan RLF dan HTL, serta uji melihat keberadaan HPV DNA pada HTL dengan RLF dengan cara Linear Array genotyping. Kriteria inklusi adalah anak berusia 5‒18 tahun, memiliki beberapa keluhan seperti banyak riak di tenggorok, sering nyeri menelan, rasa tersangkut dan mengganjal di tenggorok, mendehem, tersedak, bersuara serak dan batuk kronik. Kemudian dilakukan pemeriksaan nasofaringolaringoskopi untuk menilai keadaan faring dan laring dan pemasangan pHmetri. Apabila pasien RLF terdapat HTL derajat 2 dan 3, dilakukan biopsi tonsil lingual untuk menilai keberadaan DNA HPV. Dari hasil penelitian ini, diperoleh satu instrumen baru yang terdiri dari keluhan berdehem, batuk mengganggu dan choking, disertai kelainan pita suara dan edema subglotik. Instrumen dengan titik potong 4, mempunyai nilai diagnostik yang baik dengan nilai sensitivitas 75%, spesifisitas 76%, Nilai Prediksi Positif 80% dan Nilai Prediksi Negatif 71%. Instrumen baru ini dapat digunakan untuk mendiagnosis RLF pada anak. Tidak terdapat hubungan bermakna antara HTL dengan RLF dan keberadaan HPV DNA tidak terdeteksi pada HTL pasien RLF.
Keywords: hipertrofi tonsil lingual, human papillomavirus, pHmetri, refluks laringofaring, skor gejala refluks, skor temuan refluks.



Laryngopharyngeal reflux (LPR) is common condition in children which is connected to the increased incidence of airway problems and a developmental delay, therefore a reliable diagnostic tool is required to manage the condition. There is no standardized instrument to diagnose LPR yet, consequently, obtaining an instrument which is cost effective, simple, convenient, non-invasive but yield a good diagnostic values (sensitivity, specificity, Positive Predictive Value (PPV) and Negative Predictive Value (NPV)) is essential. In adult, LPR is frequently linked to Lingual Tonsil Hypertrophy (LTH) and the presence of HPV DNA in its tissue, however those findings have not been confirmed in pediatric population. The aim of this study is to obtain a good diagnostic instrument for LPR, to observe the relationship between LPR and LTH and to identify the existence of HPV DNA in LTH of patient with LPR. A diagnostic study was done comparing adult questionaires for LPR i.e. Reflux Symptom Index (RSI) and Reflux Finding Score (RFS) with 24 hour pHmetry, followed by a case control study to determine the relationship between LPR and LTH and a crossectional study to evaluate the existence of HPV DNA with Linear Array genotyping in LTH. The inclusion criteria are age between 5‒18 years old, with the complain of phleghmy throat, frequent odinophagia, the sensation of lump in the throat, frequent throat clearing, choking episode, hoarseness and chronic cough. Then the patient underwent nasopharyngolaryngoscopy for laryngeal evaluation followed by pHmetry insertion. If LPR is confirmed, the biopsy will be taken from LTH, to see the existence of HPV DNA. A new diagnostic instrument, consists of frequent throat clearing, annoying cough, choking, vocal cords abnormalities, and subglottic edema has been developed and it demonstrates a good diagnostic outcome. The cut-off is score 4, which produced 75% sensitivity, 76% specificity, 80% NPP, 71% NPN. Therefore, this instrument can be applied to diagnose LPR in children. Neither a significant relationship between LPR and HTL nor the existence of HPV DNA are demonstrated.
Keywords: Laryngopharyngeal Reflux, Lingual Tonsil Hypertrophy, human papillomavirus, pHmetry, Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2016
Pengarang

Elvie Zulka Kautzia Rachmawati - Nama Orang
Bambang Hermani - Nama Orang
Susyana Tamin - Nama Orang

No. Panggil
D16013fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran.,
Deskripsi Fisik
xvii, 125 hlm., 12cm x 31cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
D16013fkD16013fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Refluks Laringofaring pada Anak: Uji Diagnostik Menggunakan Skor Gejala Refluks, Skor Temuan Refluks, dan pHmetri Serta Hubungannya dengan Hipertrofi Tonsil Lingual dan Human Papillomavirus. = Pediatric Laryngopharyngeal Reflux: A Diagnostic Study of Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score, pHmetry. Its Relationship with Lingual Tonsil Hypertrophy and Human Papillomavirus.

Related Collection