Tesis

Uji Kesahihan dan Keandalan Foot and Ankle Ability Measure (FAAM) sebagai Alat Ukur Keterbatasan Fungsional Penderita Instabilitas Pergelangan Kaki pada Populasi Tentara Pasukan Khusus = Validity and Realibility of Indonesian version of Foot and Ankle Ability Measure as Functional Tools of Ankle Instability in Special Force Army.

Tujuan: Membuktikan kesahihan dan keandalan Foot and Ankle Ability Measure (FAAM) dalam versi Bahasa Indonesia Metode: Desain uji potong lintang. Penelitian dilakukan pada 42 orang tentara pasukan khusus dengan instabilitas pergelangan kaki. Setiap responden mengisi kuesioner FAAM versi Bahasa Indonesia yang sudah diujicobakan terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pengisian kuesioner SF-36 sebagai baku emas kuesioner kualitas hidup untuk menilai kesahihan konvergen. 2 minggu dari pengisian pertama dilakukan pengisian kembali kuesioner FAAM untuk menilai keandalan test-retest. Hasil: Didapatkan korelasi bermakna dengan nilai korelasi sedang untuk antara FAAM subskala aktivitas keseharian dengan skor komponen mental dan skor komponen fisik terhadap dengan nilai r secara berurutan 0,417, dan 0,458. Didapatkan korelasi bermakna dengan nilai korelasi sedang untuk antara FAAM subskala olahraga dengan skor komponen fisik dan fungsi fisik terhadap dengan nilai r secara berurutan 0,430 dan 0,464. Didapatkan konsistensi internal dengan cronbach alpha 0,917 dan 0,916 untuk subskala aktivitas keseharian dan subskala olahraga. Didapatkan nilai korelasi interkelas sedang untuk subskala olahraga sebesar 0,78. Kesimpulan: FAAM versi Bahasa Indonesia memiliki kesahihan dan keandalan yang baik.
Kata kunci: FAAM, instabilitas pergelangan kaki, tentara pasukan khusus



Objective: to assess validity and realibility of Foot Ankle Ability Measure in Indonesia version . Method : design of this study is cross sectional study. This research was to 42 special force army personal with ankle instability. Every subject was asked to fill out Indonesian version of Foot and Ankle Ability Measure quetionairre. And SF-36 quetionairre as gold standard of quality of life to assess validity. After 2 weeks, subject is asked to fill FAAM quetionairre again to assess test-retest realibility. Result : There was significant correlation with moderate value between FAAM-I activity daily living subscale and mental component summary and physical component summary with r 0,417 and 0,458 respectively. There was also significant correlation with moderate value between FAAM-I sport subscale with r 0,430 and 0,464 respectively. The internal consistency with cronbach alpha was 0,917 and 0,916 for ADL subscale and sport subscale. Interclass correlation for sport subscale was 0,78. Conclusion : Indonesian version of FAAM have good validity and realibility.
Keyword : FAAM, ankle instability, special force army

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2016
Pengarang

Aulia Fitria - Nama Orang
I Nyoman Murdana - Nama Orang
Tirza Z. Tamin - Nama Orang
Murdani Abdullah - Nama Orang

No. Panggil
T 16 225 FK
Penerbit
Jakarta : Program Studi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.,
Deskripsi Fisik
xvi, 65 hlm., 21cm x 30cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T16225FKT16225FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Uji Kesahihan dan Keandalan Foot and Ankle Ability Measure (FAAM) sebagai Alat Ukur Keterbatasan Fungsional Penderita Instabilitas Pergelangan Kaki pada Populasi Tentara Pasukan Khusus = Validity and Realibility of Indonesian version of Foot and Ankle Ability Measure as Functional Tools of Ankle Instability in Special Force Army.

Related Collection