Tesis
Evaluasi Keluaran dari Operasi Koreksi yang Ditunda untuk Cedera Duktus Bilier pada Tindakan Laparoskopi Kolesistektomi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Periode Juni 2010 – Juni 2015 = Outcome after Late Surgical Repair for Bile Duct Injury following Laparoscopic Cholecystectomy in Cipto Mangunkusumo Hospital from June 2010 – June 2015.
Latar belakang: Cedera duktus bilier sewaktu operasi laparoskopi kolesistektomi berpotensi menimbulkan masalah untuk pasien dan ahli bedahnya. Rekonstruksi duktus bilier cukuplah sulit dimana diagnosis dini dan tatalaksana yang tepat diperlukan untuk mencegah morbiditas lanjut dan komplikasi yang mengancam jiwa. Operasi koreksi oleh ahli bedah hepatobilier yang berpengalaman di rumah sakit pusat rujukan penting untuk menjamin keberhasilan rekonsruksi. Metode: Sepanjang Juni 2010 hingga Juni 2015 terdapat 7 kasus cedera saluran bilier. Dilakukan penelitian secera retrospektif, mengevaluasi karakteristik, tindakan dan keluaran dari operasi rekonstruksi. Hasil: Satu dari 7 kasus cedera duktus bilier ditangani secara endoskopi, selebihnya menjalani pembedahan. Lima kasus (83,3%) menjalani operasi koreksi yang ditunda. Mean interval dari waktu terjadinya cedera hingga saat rujukan adalah 45 hari (median 45 hari). Mean interval dari waktu terjadinya cedera hingga operasi rekonstruksi adalah 182 hari (median 65 hari). Semua pasien mengalami biloma, dua pasien telah dilakukan drainase sebelum dirujuk. Satu pasien datang dengan ikterus dan 3 pasien mengalami peningkatan kadar bilirubin. Berdasarkan kolangiografi pra operasi; dua pasien dengan cedera Strassberg E3 dan satu pasien dengan cedera Strassberg E1. Dua pasien lain masing-masing mengalami cedera Strassberg C dan D. Pada semua pasien dilakukan rekonstruksi hepatikoyeyunostomi Roux en Y dan stent internal dipasang pada 2 pasien. Stent internal ini dilepas masing-masing pada hari post operatif ke-18 dan ke-20. Rerata durasi operasi adalah 4 jam 42 menit. Rerata durasi rawat inap adalah 38,2 hari. Hanya satu pasien yang mengalami morbiditas pasca operasi. Pasien ini memerlukan tindakan operasi untuk memperbaiki luka operasi yang terbuka. Dilakukan pemantauan pasca operasi selama 6-24 bulan. Semua pasein tidak ada yang mengalami ikterus maupun kolangitis pada periode tersebut. Simpulan: Tindakan koreksi operatif pada cedera duktus bilier akan menunjukkan hasil yang baik bila dilakukan oleh ahli bedah hepatobilier yang berpengalaman. Hepatikoyeyunostomi merupakan tindakan yang terbaik untuk mengembalikan kontinuitas aliran bilier. Follow up jangka panjang tetap dibutuhkan untuk melihat keluaran pada seluruh pasien.
Kata Kunci: Cedera saluran bilier iatrogenik; operasi koreksi yang ditunda; Strassberg
Background: Bile duct injury (BDI) during laparoscopic cholecystectomy (LC)procedure bears problem for the patients and the surgeon. Biliary reconstruction is often challenging while prompt diagnosis and proper treatment are needed to prevent long term morbidity and life threatenting complications. Surgical repair by an experienced hepatobiliary surgeon in a tertiary care is important to ensure the success of the reconstruction. Methods: From June 2010 to June 2015 there are 7 BDI. We conduct a retrospective study by evaluating the characteristic, type of surgery and the outcome. Results: One out of 7 BDI cases were managed endoscopically. The rest had surgical reconstruction. Five cases (83.3%) had a late surgical repair. The mean interval from the time of BDI to referral was 45 days (median 45 days). The mean interval from the time of BDI to the reconstruction surgery was 182 days (median 65 days). All of the patients had biloma, two patients had drainage prior of the referral. One patient had clinical jaundice, three patients with slightly elevated bilirubin level. Based on the cholangiography studies prior of the surgery, two patients had Strassberg E3 injury and 1 patient had Strassberg E1 injury. Two other patients each had Strassberg C and D injury . All of the patients had a hepaticojejunostomy Roux en Y reconstruction; an internal stent was placed in two patients. The internal stent were removed on POD 18 and POD 20. Mean operative time was 4 hours 42 minutes. Mean hospital stay was 38.2 days. Only one patient developed a post operative morbidity. She needed another surgery to repair the burst abdomen. The follow up period range from 6-24 months. All patients did not develop jaundice or cholangitis during that period. Conclusion: Surgical repair for BDI will show a better outcome when being done by an experienced hepatobilliary surgeon. Hepaticojejunostomy offers the best chance to restore the continuity of the biliary flow. A long term follow up still needed to see the overall result on these patients.
Key Words: Iatrogenic bile duct injury; delayed repair; Strassberg.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2016
- Pengarang
-
Indah M Situmorang - Nama Orang
Yarman Mazni - Nama Orang
Agi S Putranto - Nama Orang - No. Panggil
-
T 16 129 FK
- Penerbit
- Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah., 2016
- Deskripsi Fisik
-
xii, 28 hlm., 21cm x 30cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
NONE
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
T16129FK | T16129FK | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi