Skripsi
The Influence of Exposure Time to Continuous Systemic Hypoxia on Lung Reduced-Glutathione (GSH) Level in Rats = Pengaruh Waktu Pemaparan Hipoksia Sistemik Kontinu terhadap Kadar Glutation Tereduksi (GSH) Paru pada Tikus.
Glutation tereduksi (GSH) merupakan antioksidan endogen nonenzimatik utama di paru dan saluran pernapasan yang berperan dalam mengoksidasi spesi oksigen reaktif (ROS) untuk mencegah kerusakan oksidatif, sehingga kadar GSH dapat digunakan sebagai parameter untuk menilai derajat stres oksidatif. Hipoksia sistemik kontinu diketahui dapat menyebabkan pembentukan ROS dan kerusakan oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi paparan hipoksia sistemik kontinu terhadap pembentukan ROS di jaringan paru, yang direpresentasikan melalui kadar GSH. Sampel paru diambil dari tikus Sprague-Dawley jantan berusia 6–8 minggu dengan berat 150–200 g yang dipaparkan pada kondisi normoksia (kontrol) atau hipoksia sistemik kontinu (10% O₂, 90% N₂) selama 1, 3, 5, atau 7 hari, lalu dilakukan pengukuran kadar GSH dari ekstrak jaringan paru. Hasil analisis ANOVA menunjukkan perbedaan bermakna kadar GSH antar kelompok waktu paparan hipoksia (p=0,002), dan analisis post hoc LSD menunjukkan penurunan kadar GSH yang bermakna terjadi setelah minimal 5 hari paparan, yaitu pada kelompok hipoksia 5 hari (2,197±0,284, p=0,001) dan 7 hari (2,294±0,445, p=0,001). Paparan selama 3 hari atau kurang tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap kadar GSH. Uji korelasi Pearson menunjukkan hubungan negatif yang sangat kuat antara durasi paparan hipoksia dan kadar GSH paru (r = -0,854, p kurang dari 0,001). Kesimpulannya, semakin lama durasi paparan hipoksia sistemik kontinu, semakin rendah kadar GSH di jaringan paru.
Kata kunci: hipoksia sistemik kontinu, glutation tereduksi, paru.
Reduced glutathione (GSH) is the main endogenous nonenzymatic antioxidant in the lungs and respiratory tract, responsible for oxidizing reactive oxygen species (ROS) to prevent oxidative damage, making GSH a key indicator of oxidative stress levels. Continuous systemic hypoxia has been known to trigger ROS formation and oxidative damage. This study aimed to assess the effect of exposure duration to continuous systemic hypoxia on ROS formation in lung tissue, represented by GSH levels. Lung samples were collected from 6–8-week-old male Sprague-Dawley rats weighing 150–200 g that were exposed to normoxic conditions (control) or continuous systemic hypoxia (10% O₂, 90% N₂) for 1, 3, 5, or 7 days. GSH levels were then measured from lung tissue extracts. ANOVA analysis indicated a significant difference in GSH levels between groups (p=0.002), and post hoc LSD analysis showed that at least 5 days of hypoxia exposure were required to cause a significant reduction in GSH levels, found in the 5-day (2.197±0.284, p=0.001) and 7-day groups (2.294±0.445, p=0.001). Exposure for 3 days or less did not significantly affect GSH levels. Pearson correlation showed a very strong inverse relationship between hypoxia exposure duration and lung GSH levels (r = -0.854, p less than 0.001). In conclusion, longer durations of continuous systemic hypoxia result in lower GSH levels in lung tissue.
Keywords: continuous systemic hypoxia, reduced glutathione, lung.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2016
- Pengarang
-
Alexandra Francesca Chandra - Nama Orang
Sri Widia A. Jusman - Nama Orang - No. Panggil
-
S16001FK
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI., 2016
- Deskripsi Fisik
-
xii, 40 hlm.
- Bahasa
-
English
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S16001FK
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
| S16001FK | S16001FK | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi