Tesis

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sindrom Mata Kering Pada Pekerja di Ruang Parkir Bawah Tanah di Megablok “X” Jakarta Selatan Tahun 2015 = Influenced Factors of Dry Eye Syndrome of Basement Parking Area Workers at South Jakarta “X” Megablock 2015.

Latar Belakang Sindrom mata kering adalah suatu gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan ketidakstabilan produksi dan fungsi dari lapisan air mata yang menghasilkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan lapisan air mata yang berpotensi mengalami kerusakan pada permukaan mata. Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya adalah kualitas udara dalam ruang. Perlu diketahui faktor – faktor selain kualitas udara yang menimbulkan sindrom mata kering untuk dapat mencegah terjadinya pada pekerja di ruang parkir bawah tanah dalam rangka menjaga produktifitas pekerja dan mencegah sindrom mata kering. Tujuan Selain mengidentifikasi kualitas udara dalam ruang parkir bawah tanah, penelitian ini juga mengidentifikasi prevalensi dan tingkat keparahan sindrom mata kering serta mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya sindrom mata kering pada pekerja. Metode Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Data dikumpulkan pada April sampai Juni 2015. Pekerja ruang parkir bawah tanah di salah satu Megablok Jakarta Selatan diwawancara dengan kuesioner OSDI dan diperiksa matanya dengan tes schirmer. Pengambilan data satu kali pada setiap responden saat pekerja selesai absensi pulang.
Hasil Kualitas udara dalam ruang parkir bawah tanah Megablok “X” Jakarta Selatan tidak baik, walaupun kelembaban udara dan pertikel debu masih dalam batas normal, namun tingginya suhu udara dan pencahayaan menunjukkan di bawah standar untuk tempat kerja. Responden penelitian ini berjumlah 85 orang dengan 90,6% laki – laki, yang berusia rata – rata 23,05 tahun dengan rentang 20 – 40 tahun. Tempat bekerja terdiri dari pekerja di kantor (4,7%), di pos (28,2%) dan sisanya bekerja di lapangan parkir. Terdapat 61,2% pekerja yang perokok. Pekerja dengan lama visual atensi > 4 jam sehari ada 54,1%. Hanya 14,1% pekerja yang telah bekerja diruang parkir bawah tanah lebih dari dua tahun. Sebagian besar pekerja (87,1%) berada di bawah tanah 8 jam/hari. Ditemukan 23 orang (37,1%) didiagnosis sindrom mata kering berdasarkan kuesioner OSDI dan 33 orang (38,8%) melalui tes schirmer. Sindrom mata kering parah tidak ditemukan pada hasil pemeriksaan tes schirmer, namun dari hasil kuesioner OSDI terdapat 42,8%. Analisis multivariat menunjukkan hanya jenis kelamin mempengaruhi timbulnya sindrom mata kering secara independen. Perempuan mempunyai risiko 12,042 kali lebih besar dibanding laki – laki untuk mengalami sindrom mata kering. Kesimpulan Kualitas udara dalam ruang parkir bawah tanah di Megablok “X” Jakarta Selatan tidak baik. Prevalensi sindrom mata kering pada pekerja ruang parkir bawah tanah 38,8%. Jenis kelamin menjadi faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya sindrom mata kering pada pekerja ruang parkir bawah tanah (OR = 12,042). Tingkat keparahan sindrom mata kering yang parah dari hasil kuesioner OSDI terdapat 42,8%.
Kata kunci Kualitas udara dalam ruang, sindrom mata kering, pekerja, ruang parkir bawah tanah.


Background Dry eye syndrome is a disorder of ocular surface which is indicated with destabilized production and disfunction of tear film. It causes uncomfortable symptoms and visual disorder. One of influence factors that cause dry eye syndrome is indoor air quality. It‟s important to know other factors beside the air quality that can also contribute to dry eye syndrome to anticipate the incident happened to workers in the basement parking area and to keep the workers productivity going well. Purpose This research will identify the factors those influence the dry eye syndrome prevalence and its severity of workers who work at basement parking area.. Method This study used cross-sectional method. Datas were collected from April to June 2015. The workers in a Megablock in South Jakarta were interviewed with OSDI questionnaire and attended eyes examination with schirmer test. Datas were taken once in each responded while they already finished their job. Result Indoor air quality had been examined and showed bad result, with high temperature and the light was under standard for a working area. Although the humidity and particulate matter are normal. This research involved 85 persons, 90,6% were men, with average age was 23,05 in the range 20 to 40 years old. Based on the working area, 4,7% were in office, 28,2% were in post, and the rest were in the parking area. 61,2% of them were smokers. Workers with visual attention more than 4 hours perday were 54,1%. Only 14,1% workers have been working in the parking area more than 2 years. Most of them (87,1%) were placed basement for 8 hours perday. Workers were diagnosed dry eye syndrome by OSDI were 23 persons (37,1%) and 33 persons (38,8%) through schirmer test. Multivariate analysis showed that only sex factors that influenced dry eye syndrome, in which women have bigger chance 12,042 times to suffer from this syndrome if compared with men. Conclusion Indoor air quality at “X” Megablock basement parking area is bad. Dry eye syndrome prevalene on women workers is 87,5% and on men is 33,8%. severe dry eye syndrome is not found through schirmer test, but found 42,8% with OSDI questionnaire.
Keywords Indoor air quality, dry eye syndrome, workers, basement parking area.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Afrina - Nama Orang
Tri Rahayu - Nama Orang
Dhanasari V.T - Nama Orang

No. Panggil
T 15 561 FK
Penerbit
Jakarta : S2 Program Studi Kedokteran Kerja.,
Deskripsi Fisik
xii, 57 hlm.; 20 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T15561FKT15561FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sindrom Mata Kering Pada Pekerja di Ruang Parkir Bawah Tanah di Megablok “X” Jakarta Selatan Tahun 2015 = Influenced Factors of Dry Eye Syndrome of Basement Parking Area Workers at South Jakarta “X” Megablock 2015.

Related Collection