Skripsi

Analisis Kehamilan In Vitro Fertilization pada Transfer Embrio Fase Pembelahan dengan Fase Blastokista = Pregnancy Rate on Blastocyst versus Cleavage Stage Embryo Transfer.

Metode In Vitro Fertilization (IVF) sudah dikenal sebagai salah satu metode reproduksi berbantu yang efektif menangani masalah infertilitas. Angka kehamilan IVF siklus baru Indonesia tahun 2013 untuk usia kurang dari 35 tahun berada di angka 41,48%, masih di bawah angka kehamilan siklus IVF pada usia sama di dunia tahun 2012, yaitu 46,6%. Terdapat beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada angka kehamilan siklus IVF, salah satunya adalah fase embrio saat transfer embrio. Berdasarkan penelitian sebelumnya ditemukan bahwa fase blastokista memiliki angka kehamilan yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efektivitas prosedur IVF melalui pemahaman akan faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari rekam medik Klinik Yasmin RSCM Kencana. Sampel penelitian dibagi ke dalam dua kelompok, 120 pasien grup fase pembelahan dan 120 pasien grup fase blastokista. Pemilihan sampel menggunakan metode systematic random sampling. Pada analisis didapatkan beda proporsi antara grup fase blastokista dengan grup fase pembelahan sebesar 20,8% (50,8% dan 30,0%; p= 0,002).
Pada analisis multivariat didapatkan tiga variabel perancu yang memiliki pengaruh dalam penelitian, yaitu tebal endometrium, endometriosis, dan faktor tuba. Disimpulkan bahwa transfer embrio pada fase blastokista memiliki angka kehamilan lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan fase pembelahan.

In Vitro Fertilization (IVF) is known as one of assisted reproduction methods that effectively addresses the problem of infertility. IVF fresh cycle pregnancy rate in Indonesia for age below 35 years in 2013 was at 41.48%. It was still below the pregnancy rate of fresh IVF cycles at the same age worldwide in 2012, 46.6%. There are several factors that can affect the pregnancy rate of IVF cycles, one of which is the stage when the embryo is transferred. Based on previous studies, it was found that the blastocyst stage have a higher pregnancy rate than the cleavage stage. The purpose of this study was to improve IVF effectiveness.
The study was conducted using medical records from Klinik Yasmin RSCM Kencana. Samples were divided into two groups, 120 patients in cleavage stage group and 120 patients in blastocyst stage group. The samples were selected using systematic random sampling method. In the analysis, we found 20,8% proportion difference between the blastocyst stage group to the cleavage stage group (50.8% and 30.0%; p = 0.006).
In the multivariate analysis, it was found that there were three confounding variables, endometrial thickness, endometriosis, and tubal factor, which significantly affected pregnancy rate. It was concluded that blastocyst embryo transfer have a significantly higher pregnancy rate than cleavage embryo transfer.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Samuel Dominggus Chandra Siahaan - Nama Orang
Budi Wiweko - Nama Orang

No. Panggil
S15314FK
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xi, 39 hlm.; 20 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S15314FK
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
S15314FKS15314FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Analisis Kehamilan In Vitro Fertilization pada Transfer Embrio Fase Pembelahan dengan Fase Blastokista = Pregnancy Rate on Blastocyst versus Cleavage Stage Embryo Transfer.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.