Skripsi

Pengaruh lama waktu pemberian madu manuka dan madu tualang sebagai terapi adjuvan pada tikus yang diinduksi Shigella dysenteriae = Impact of the length of manuka honey and tualang honey administration as adjuvant therapy in rat infected with Shigella dysenteriae.

Diare merupakan penyebab ke-13 mortalitas di dunia. Salah satu jenis diare yang merupakan sebuah kegawatdaruratan adalah disentri dengan manifestasi klinis diare yang disertai mukus dan darah. Pengobatan menggunakan siprofloksasin diperkirakan masih memiliki keterbatasan dalam kecepatan penyembuhan pasien dan tatalaksana dari komplikasi disentri. Madu manuka dan madu tualang memiliki efek antiinflamasi secara in vitro sehingga ingin diketahui apakah madu manuka dan madu tualang memiliki efek antiinflamasi pada vili usus akibat Shigelosis. Penelitian eksperimental pararel ini dilakukan pemberian madu sebagai terapi adjuvan berupa madu tualang dan madu manuka secara in vivo pada tikus Sprague Dawley. Jumlah bakteri pada feses (CFU/g) tikus Shigella dysenteriae dihitung dengan menggunakan metode total plate count pada hari ke 1,3, dan 7. Analisis data dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis dan Spearman melalui program SPSS 20.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara pemeberian madu tualang, madu manuka, serta kontrol positif pada penyembuhan penyakit disentri pada tikus.
Kata kunci: Disentri, Madu Manuka, Madu Tualang, Shigella dysenteriae



Diarrhea is the 13th most common cause of mortality in the world. One form of diarrhea which posed as a medical emergency is dysentery presenting with clinical manifestations of diarrhea accompanied by mucus and blood. Treatment using ciprofloxacin is limited in the rate of patient's recovery and management of dysentery's complication. Manuka honey and Tualang honey are known to have anti-inflammatory effect in vitro, however, their anti-inflammatory effect to intestinal villi in Shigellosis have yet to be proven. In this pararel experimental research, both types of honey are administered as the adjuvant therapy in vivo in Sprague Dawley rat. Bacteria count in feces (CFU/g) of mice infected with Shigella dysenteriae was calculated using total plate count method on day 1, 3, and 7. Data analysis was performed with Kruskal-Wallis and Spearman test using SPSS 20.0 for Windows. The result showed no significant statistical difference between the groups administered with manuka honey, tualang honey, and positive control in rat suffering from dysentery. Universitas Indonesia
Keywords: Dysentery, Manuka Honey, Shigella dysenteriae, Tualang honey

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Harri Hardi - Nama Orang
Ari Estuningtyas - Nama Orang

No. Panggil
S15309FK
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiv, 37 hlm.; 20 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S15309FK
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S15309FKS15309FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh lama waktu pemberian madu manuka dan madu tualang sebagai terapi adjuvan pada tikus yang diinduksi Shigella dysenteriae = Impact of the length of manuka honey and tualang honey administration as adjuvant therapy in rat infected with Shigella dysenteriae.

Related Collection