Skripsi

Pengaruh madu manuka sebagai terapi adjuvan terhadap morfologi feses tikus yang diinduksi bakteri Shigella dysenteriae = The effect of manuka honey as adjuvant therapy to feces morphology of rats that was induced by Shigella dysenteriae.

Shigella dysenteriae adalah bakteri gram negatif yang menyebabkan diare berdarah pada manusia. Madu memiliki efek antimikroba dan dapat memperbaiki vili di epitel pencernaan yang dirusak oleh Shigella. Banyak obat yang digunakan untuk mengobati disentri, salah satunya adalah siprofloksasin. Namun, itu memerlukan penambahan terapi adjuvan untuk mempercepat perbaikan vili usus, yaitu madu manuka. Belum diketahui apakah madu manuka sebagai terapi adjuvan bisa digunakan untuk terapi pada penderita Shigella. Penelitian ini menggunakan uji eksperimental dengan desain pararel secara in vivo pada tikus Sprague-Dawley dengan mengamati morfologi feses. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa morfologi feses hari ke-1 tidak bermakna secara statistik antar kelompok. Morfologi feses hari ke-3 memiliki perbedaan bermakna secara statistik antara kelompok kontrol negatif dibandingkan kelompok kontrol positif dan kelompok kontrol positif dibandingkan kelompok madu manuka. Morfologi feses hari ke-7 memiliki perbedaan bermakna secara statistik antara kelompok kontrol negatif dibandingkan kelompok kontrol positif, kelompok kontrol positif dibandingkan kelompok madu manuka, dan kelompok madu manuka sebagai terapi adjuvan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Efektivitas madu manuka sebagai terapi adjuvan dapat terlihat jika diberikan selama 7 hari.
Kata kunci : madu manuka, morfologi feses, Shigella dysenteriae, siprofloksasin.



Shigella dysenteriae is a gram-negative bacterium which causes bloody diarrhea in humans. Honey has antimicrobial effect and repairs villi in intestinal epithelial which was destructed by Shigella. Ciprofloxacin could be used to treat dysentery. However, adjuvant therapy is needed for fast repairs villi in intestinal. Manuka honey is not completely known whether could be used as adjuvant therapy for Shigellosis. This in vivo experimental test used Sprague-Dawley rats as animal subject. The feces morphology on first, third, and seventh day were the parameter to measure the effect of therapy. The data were analyzed by SPSS program 20.0 for windows with Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney test. The result showed that feces morphology on first day was not statistically significant among groups. The feces morphology on third day had statistically significant between negative control group versus positive control group and Manuka honey group versus positive control group. The feces morphology on seventh day had statistically significant between negative control group versus positive control group, Manuka honey group versus positive control group, Manuka honey as adjuvant therapy versus negative control group. The effect of Manuka honey as adjuvant therapy could be seen if it was given during seven days.
Keyword : ciprofloxacin, feces morphology, Manuka honey, Shigella dysenteriae

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Kristo Benny Pamungkas Siahaan - Nama Orang
Ari Estuningtyas - Nama Orang

No. Panggil
S15284FK
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiv, 38 hlm.; 20 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S15284FK
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S15284FKS15284FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh madu manuka sebagai terapi adjuvan terhadap morfologi feses tikus yang diinduksi bakteri Shigella dysenteriae = The effect of manuka honey as adjuvant therapy to feces morphology of rats that was induced by Shigella dysenteriae.

Related Collection