Skripsi

Pola Kepekaan Ampisilin-Sulbaktam Dibandingkan Fosfomisin terhadap Bakteri Urin Wanita Hamil dengan Infeksi Saluran Kemih Asimptomatik = Susceptibility Pattern of Ampicillin-Sulbactam Compared to Fosfomycin against Bacteria from Urine Pregnant Women with Asymptomatic Urinary Tract Infection.

Ampisilin-sulbaktam merupakan salah satu antibiotik yang cukup sering digunakan dalam terapi ISK di Indonesia pada wanita hamil. Dosis minum 2 kali sehari dengan durasi terapi selama 3-7 hari. Ketidakpatuhan pasien wanita hamil dalam menyelesaikan dosis terapi ISK, dapat berdampak timbulnya komplikasi seperti bakteremia, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah. Fosfomisin, antibiotik rekomendasi EAU (European Associaton of Urology) dalam tatalaksana ISK pada wanita hamil dikonsumsi dalam dosis tunggal. Pengobatan dosis tunggal akan mengatasi masalah ketidakpatuhan pasien dalam meminum antibiotik, sehingga memberikan manfaat kesembuhan pada pasien dan juga mencegah terjadinya resistensi bakteri penyebab ISK. Pada penelitian ini, dibandingkan pola kepekaan bakteri penyebab ISK terhadap ampisilin-sulbaktam dan fosfomisin. Sampel urin dikumpulkan dari 317 wanita hamil tanpa gejala ISK yang berkunjung ke Puskesmas di Jakarta. Sebanyak 27 wanita hamil dikonfirmasi mengalami ISK berdasarkan hasil kultur yaitu koloni yang tumbuh ≥ 10 vii 5 cfu/mL, dengan jumlah bakteri sebanyak 29. Pola kepekaan bakteri terbanyak yang ditemukan pada penelitian ini yaitu K. pneumoniae dan E. coli terhadap ampisilin-sulbaktam adalah 100% dan 71,4%, sedangkan terhadap fosfomisin adalah 77,8% dan 100%. Pada uji Chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,471 dan 0,462 yang menunjukkan perbedaan kepekaan pada kedua antibiotik tidak bermakna secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa kedua antibiotik yang diuji, hampir sama baiknya digunakan sebagai terapi ISK sejauh dosis dan lama pemberian dapat dipatuhi pasien.
Kata kunci: ampisilin-sulbaktam, fosfomisin, infeksi saluran kemih, pola kepekaan, wanita hamil



Ampicillin-sulbactam is an antibiotic which often used for treating pregnant women with UTI in Indonesia. The antibiotic is used twice a day orally for 3-7 days. Noncompliance pregnant women patient in UTI therapy can result in complications such as bacteremia, premature birth, and low birth weight. Fosfomycin, an antibiotic recommended by EAU (European Associaton of Urology) in treating pregnant women with UTI, is used in a single dose. Single dose treatment will address the noncompliance issue in patients, thus providing healing effects and preventing the occurence of bacteria resistance that cause UTI. In this study, susceptibility pattern of bacteria that cause UTI were compared between fosfomycin and ampicillin-sulbactam. Urine samples were collected from 317 pregnant women without symptoms of UTI who had visited the health center in Jakarta. A total of 27 pregnant women diagnosed with UTI based on culture results ≥ 10 5 cfu/mL with the number of bacteria was 29. Susceptibility pattern to most isolated bacterial caused UTI to ampicillin-sulbactam, K. pneumoniae and E. coli, were 100% and 71.4%, while against fosfomycin were 77.8% and 100%. In the Chi-square test, p value was 0.471 and 0.462 indicating difference in the susceptibility of two antibiotics was not statistically significant. This result showed that both tested antibiotics can still be used as UTI therapies as long as the dosage and duration of administration are followed by the patient.
Keywords: ampicillin-sulbactam, fosfomycin, urinary tract infection, susceptibility pattern, pregnant women