Skripsi
Pengaruh Pemberian secara Subkutan dari Kombinasi Ekstrak Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) dan Artemisinin-Based Combination Therapy terhadap Parasitemia Mencit Terinfeksi Plasmodium berghei = The Effect of Subcutaneously Given Combination of Eurycoma longifolia Jack Root Extract and Artemisinin-Based Combination Therapy (ACT) on Parasitemia in Mice Infected with Plasmodium berghei.
Malaria masih menjadi beban kesehatan bagi Indonesia, terlebih lagi dengan perkembangan resistensi parasit terhadap pengobatan saat ini. Untuk itu, diperlukan penemuan terapi baru dengan segera. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia) adalah tanaman asli Kalimantan yang terbukti secara in vitro dan in vivo memiliki aktivitas antiplasmodium. Penelitian ini ingin menguji efektivitas kombinasi ekstrak akar Pasak Bumi dosis 10 mg/kgBB (PB10) dan 20 mg/kgBB (PB20) dengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) dosis 1,7 mg/kgBB pada mencit Swiss yang terinfeksi Plasmodium berghei. Pemberian obat dilakukan secara subkutan untuk meningkatkan bioavailabilitasnya, sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Dengan menggunakan metode 4-day suppressive test, didapatkan pertumbuhan densitas parasitemia dan persentase inhibisi pertumbuhan secara berturut-turut: kontrol positif 22,08% dan 50,92%, PB10+ACT 5,22% dan 88,4%, PB20+ACT 3,5% dan 92,22%. Pemberian kombinasi meningkatkan efektivitas secara signifikan terhadap PB tunggal, tetapi tidak signifikan terhadap ACT tunggal. Meskipun demikian, peningkatan tersebut mengindikasikan adanya efek sinergis dari kedua zat dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. Dari semua perlakuan, PB20+ACT memiliki efek antimalaria yang paling baik.
Kata kunci : Ekstrak akar Eurycoma longifolia, Artemisinin-Based Combination Therapy, Subkutan, Parasitemia, Plasmodium berghei
Malaria is still considered as a burden disease for Indonesia, especially with the fast developing resistance of parasite against current medication. Hence, the invention of novel therapy is needed immediately. Pasak Bumi (Eurycoma longifolia), a native plant in Kalimantan, has been proven to have in vivo and in vitro antiplasmodial activity. This study aims to test the effect of combination of E.longifolia and Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) both given subcutaneously on parasitemia in mice infected with Plasmodium berghei. The doses of the extract tested in this experimental study were 10 (PB10) and 20 mg/kg BW (PB20). Using the 4-day suppressive test, the growth of parasite and growth inhibition percetage of each groups are as following: positive control 22,08% and 50,92%, PB10+ACT 5,22% and 88,4%, PB20+ACT 3,5% and 92,22%. The combination therapy showed significant increase in effectiveness compared to PB monotherapy but insignificant increase compared to ACT monotherapy. Despite the insignificance, this indicates synergistic effect of the two substances that needs further investigation. Among all groups, PB20+ACT showed the best antimalarial activity.
Key words : Eurycoma longifolia root extract, Artemisinin-Based Combination Therapy, Subcutaneous, Parasitemia, Plasmodium berghei
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2015
- Pengarang
-
Sarah Shafa Marwadhani - Nama Orang
Hendri Astuty - Nama Orang - No. Panggil
-
S15231FK
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2015
- Deskripsi Fisik
-
xii, 44 hlm.; 20 x 29 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S15231FK
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S15231FK | S15231FK | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi