Skripsi

Asosiasi Usia Maternal dengan Prevalensi Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2011 = Association of Maternal Age with Prevalence ofSevere Preeclampsia in Cipto MangunkusumoHospital in 2011.

Preeklampsia berat (PEB), yang berpotensi menjadi eklampsia, merupakan salah satu faktor risiko yang meningkatkan kematian ibu. Usia maternal merupakan salah satu faktor risiko yang diduga berasosiasi dengan kejadian PEB. Namun masih terdapat perbedaan data penelitian tentang berapa usia yang berisiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi usia maternal dengan prevalensi PEB. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional retrospektif. Data penelitian berasal dari rekam medis pasien hamil sejak 1 Januari–31 Desember 2011 di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sebanyak 2439 data usia pasien hamil dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kurang dari 20 tahun, 20–34 tahun, dan lebih dari 34 tahun. Status PEB dikelompokkan menjadi PEB dan non-PEB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi PEB di RSCM tahun 2011 adalah 16,3%. Usia lebih dari 34 tahun menempati persentase tertinggi untuk mengalami PEB, yaitu sebesar 22,5%, diikuti oleh usia kurang dari 20 tahun (17,8%) dan usia 20–34 tahun (13,5%). Rasio prevalensi (RP) usia maternal lebih dari 34 tahun adalah 1,66 dan kurang dari 20 tahun adalah 1,32. Uji Chi-square untuk mengetahui perbedaan proporsi PEB di antara tiga kelompok usia menunjukkan hasil signifikan (p kurang dari 0,0001). Disimpulkan bahwa di RSCM pada tahun 2011, usia maternal berasosiasi dengan PEB. Usia maternal kurang dari 20 tahun dan lebih dari 34 tahun berisiko lebih tinggi untuk mengalami PEB dibandingkan dengan usia maternal 20–34 tahun.

Kata kunci: preeklampsia berat; usia maternal; RSCM



Severe preeclampsia (SPE), potential to become eclampsia, is a risk factor in increasing maternal mortality. Maternal age is one risk factor considered to have association with SPE, but there was different research data regarding the high-risk age category. The purpose of this study was to know the association of maternal age with the prevalence of SPE. The research design used here was retrospective cross-sectional. Data was collected from pregnant patients’ medical records from January 1–December 31, 2011, in Cipto Mangunkusumo Hospital. A total of 2439 patient age data were divided into three categories: less than 20, 20–34, and more than 34 years old. SPE status was divided into SPE and non-SPE. The result showed that SPE prevalence in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 was 16.3%. Age more than 34 years old had the highest percentage for SPE (22.5%), followed by age less than 20 years old (17.8%) and 20–34 years old (13.5%). Prevalence ratio (PR) for age more than 34 years old was 1.66, and for less than 20 years old was 1.32. Chi-square test showed a significant result for differences in SPE proportion among those three age categories (p less than 0.0001). We concluded that maternal age was associated with SPE in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011. Age less than 20 and more than 34 years old had a higher risk for SPE than age 20–34 years old.

Keywords: severe preeclampsia; maternal age; Cipto Mangunkusumo Hospital

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

Alviani Gloria Sisti - Nama Orang
Isabella Kurnia Liem - Nama Orang

No. Panggil
S 14 112 FK
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xi, 32 hlm.; 20 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S 14 112 FK
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S14112FKS 14112FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Asosiasi Usia Maternal dengan Prevalensi Preeklampsia Berat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Tahun 2011 = Association of Maternal Age with Prevalence ofSevere Preeclampsia in Cipto MangunkusumoHospital in 2011.

Related Collection


WhatsApp

Halo Sobat Medi 👋

Ada pertanyaan atau hal yang bisa kami bantu?

Layanan WA Perpustakaan FKUI
Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB
Pesan yang masuk di luar waktu operasional (di atas) akan direspon pada hari kerja berikutnya.