Skripsi

Perbandingan Metode Pemeriksaan Blastocystis hominis antara Teknik Kultur dengan Teknik Mikroskopik Pewarnaan Lugol = Method Comparison Between Blastocystis hominis Examination Using Culture and Microscopic Technique with Lugol Staining.

Blastocystis hominis merupakan parasit intestinal yang dapat ditemukan pada kolon manusia. Pemeriksaan untuk menentukan diagnosis Blastocystis hominis dapat melalui pemeriksaan mikroskopik langsung dan kultur. Pemeriksaan standar yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan mikroskopik langsung. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk menentukan sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan Blastocystis hominis dengan teknik kultur dengan baku emas teknik mikroskopik pewarnaan lugol. Penelitian merupakan uji diagnostik pada Desember 2014 di daerah tempat pembuangan akhir (TPA) Bantar Gebang. Sampel didapatkan berdasarkan consecutive sampling sebanyak 58 sampel feses dari penduduk daerah TPA Bantar Gebang. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan proporsi positif mikroskopik langsung sebesar 67,2% dan kultur 69,0% dengan uji McNemar p=1 (p>0,05) yang mana tidak bermakna. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan r=0,961 yang menandakan korelasi positif kuat antara teknik kultur dan mikroskopik langsung. Hasil uji diagnostik teknik kultur terhadap baku emas teknik mikroskopik langsung mendapatkan nilai sensitivitas 100%, nilai spesifitas 95%, nilai duga positif 98%, dan nilai duga negatif 100%. Teknik kultur dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis infeksi Blastocystis hominis.
Kata kunci: Blastocystis hominis, mikroskopik, kultur, TPA


Blastocystis hominis is an intestinal parasyte which can be found in human colon. Examinations for Blastocystis hominis infection are microscopic and culture method. Standard examination for Blastocystis hominis is microscopic method. Therefore research was done to determine the sensitivity and specifity of culture method with microscopic method on lugol staining as gold standard. Research was an diagnostic test in December 2014 at Bantar Gebang landfill. Samples were collected by consecutive sampling as many as 58 feces samples from resident around Bantar Gebang landfill. From this research, positive proportion of direct microscopic method is 67,2% and culture method is 69,0% with McNemar test p=1 (p>0,05) which is not significant. Spearman correlation test shows r=0,961 which means there is strong positive correlation between culture and direct microscopic method. Diagnostic test results from culture method compared to gold standard were sensitivity 100%, specifity 95%, positif predictive value 98%, and negative predictive value 100%. Culture method can be used for diagnosing Blastocystis infection.
Keywords: Blastocystis hominis, microscopic, culture, landfill

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2015
Pengarang

Eiko Bulan Matiur - Nama Orang
Heri Wibowo - Nama Orang

No. Panggil
S 15 010 FK
Penerbit
Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler.,
Deskripsi Fisik
xiii, 32 hlm, 21 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S 15 010 FK
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S15010FKS 15 010 FKPerpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan Metode Pemeriksaan Blastocystis hominis antara Teknik Kultur dengan Teknik Mikroskopik Pewarnaan Lugol = Method Comparison Between Blastocystis hominis Examination Using Culture and Microscopic Technique with Lugol Staining.

Related Collection