Tesis

Peningkatan Ambang Dengar Akibat pajanan Bising Pada Pekerja Perusahaan Manufaktur Suku Cadang Otomotif di Bekasi = INCREASED HEARING THRESHOLD DUE TO NOISE-EXPOXURE IN MANUFACTURING AUTOMOTIVE SPARE PARTS COMPANY WORKERS AT BEKASI

Latar Belakang: Adanya sumber bising di tempat kerja tidak bisa dihindari.
Dampak kesehatan yang paling menonjol adalah gangguan pendengaran/tuli yang
merupakan penyakit akibat kerja yang seharusnya dapat dicegah. Deteksi dini
dengan melakukan pemeriksaan audiometri secara rutin pada high risk worker,
merupakan salah satu kunci dalam mencegah terjadinya penyakit akibat kerja ini.
Metoda: Cross sectional dengan jumlah sampel 114, membandingkan data hasil
audiometri Desember 2011 dengan audiometri Desember 2013 pada medical
check up, serta data dari Tim P2K3 berupa data pajanan bising, jenis APD,
ketaatan APD dan program pemeliharaan mesin.
Hasil:. Didapatkan korelasi cukup kuat peningkatan ambang dengar tahun 2011
dan 2013 (uji Spearman p < 0.001, r + 0.486 pada telinga kanan dan + 0.598 pada
telinga kiri). Prevalensi peningkatan ambang dengar tahun 2011-2013 adalah
63.2%, dengan tipe unilateral lebih banyak (65.3%). Secara umum besar
peningkatan ambang dengar adalah 5 dB (73.6%). Peningkatan ambang dengar ≥
10 dB sebanyak 44% pada tipe bilateral, dan 17% pada tipe unilateral. Pada
telinga kanan besar peningkatan ambang dengar antara 5 - 45 dB dan pada
telinga kiri antara 5 - 35 dB. Faktor bidang okupasi dan non okupasi tidak
didapatkan hubungan yang bermakna pada penelitian ini. Faktor Kesesuaian
APD, Ketaatan APD dan maintenance mesin tidak dapat dianalisis lebih lanjut
karena mempunyai kesamaan data.
Kesimpulan: Terdapat 63.2% pekerja terpajan bising mengalami peningkatan
ambang dengar selama tahun 2011-2013, tetapi tidak didapatkan hubungan
bermakna antara peningkatan ambang dengar dengan faktor-faktor yang terkait.

Kata kunci: Peningkatan ambang dengar; faktor risiko


Background : It is undeniable that there are sources of noise in the working area.
The effects that is commonly seen are hearing loss/deafness that is considered as
a occupational disease which actually can be prevented. Early detection using
audiometry examination routinely on high risk worker, is an important key in
preventing the occupational disease.
Methods : Cross-sectional method was used with 114 samples that compares the
audiometry data from December 2011 to December 2013 from medical check up,
and data from the P2K3 company team that is noise-exposure data, PPE types,
PPE obedience and machine service programme.
Results: There is a moderate correlation between an increased hearing threshold
in the year 2011 and 2013 (Spearman test p

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

Johan Mediawanto Limaksana - Nama Orang
Zarni Amri - Nama Orang
Dewi S Soemarko - Nama Orang

No. Panggil
T14516fk
Penerbit
Jakarta : .,
Deskripsi Fisik
xiv, 27 hlm, 21 x 29 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T14516fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T14516fkT14516fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Peningkatan Ambang Dengar Akibat pajanan Bising Pada Pekerja Perusahaan Manufaktur Suku Cadang Otomotif di Bekasi  = INCREASED HEARING THRESHOLD DUE TO NOISE-EXPOXURE IN MANUFACTURING AUTOMOTIVE SPARE PARTS COMPANY WORKERS AT BEKASI

Related Collection