Tesis

Antifibrosis hati ekstrak mahkota dewa pada tikus yang diinduksi karbon tetraklorida: Fokus pada penanda stress oksidatif, regulasi TGF-β1 dan MMP-13 = Antifibrotic activity of mahkota dewa in carbon tetrachloride-induced rats: focused on oxidative stress markers, TGF-β1 and MMP-13.

Latar Belakang: Studi pendahuluan ekstrak mahkota dewa menunjukkan
aktivitas hepatoprotektif melalui jalur NFkB-TNF dan penurunan peroksidasi
lipid. Jalur tersebut terlibat dalam patogenesis fibrosis hati yang hingga saat ini
belum memiliki terapi standar. Penelitian lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antifibrosis dan mekanisme kerja ekstrak tersebut pada model fibrosis in
vivo yang diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl
).
Metode: Tikus Sprague-Dawley diinduksi dengan CCl
vii
4
melalui injeksi
intraperitoneal 2 mL/kgBB selama 2 minggu pertama dan dilanjutkan dengan
dosis 1 mL/kgBB2 kali seminggu selama 6 minggu. Terapi silimarin 100
mg/kgBB/hari (Sil)dan ekstrak mahkota dewa pada dosis 75 mg/kgBB/hari (T75)dan 150 mg/kgBB/hari (T150)diberikan per oral mulai minggu ketiga. Hewan
coba diterminasi setelah 8 minggu perlakuan untuk diambil darah dan organ
hatinya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan aktivitas enzim penanda
fungsi hati (aktivitas ALT, AST dan ALP plasma), kerusakan sel dan fibrosis
(histopatologi), penanda stres oksidatif (kadar MDA dan rasio GSH/GSSG),
4
aktivitas antifibrogenik (TGF-1)dan fibrolisis (MMP-13).
Hasil: Silimarin dan ekstrak mahkota dewa dapat memperbaiki penanda
kerusakan hati melalui penurunan aktivitas ALT, AST dan ALP yang signifikan.
Hasil ini diikuti perbaikan parameter stres oksidatif melalui penurunan kadar
MDA sekaligus peningkatan rasio GSH/GSSG. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak air buah mahkota dewa memiliki aktivitas antioksidan sehingga
dapat mencegah kerusakan hepatosit akibat CCl
. Aktivitas tersebut akan
menurunkan aktivasi HSC (hepatic stellate cells)sehingga sitokin profibrogenik
4
(TGF-1)mengalami penurunan. Studi ini menunjukkan penurunan TGF-1yang
signifikan juga terjadi pada semua kelompok terapi. Seiring dengan penurunan
aktivasi HSC, penurunan persentase area positif MMP-13 pun terjadi pada semua
kelompok terapi dibandingkan CCl
. Hal ini menunjukkan adanya aktivitas
fibrolisis ekstrak tersebut pada fibrosis hati. Perbaikan parameter biokimiawi
tersebut didukung dengan tendensi penurunan persentase area fibrosis
4
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak air buah mahkota
dewa dapat memperbaiki fibrosis hati yang disebabkan oleh CCl
melalui jalur
yang melibatkan TGF-1 dan MMP-13.


Background: Previous study of mahkota dewa extract showed its
hepatoprotective activity through NFkB-TNF pathway dan decreased lipid
peroxidation. This pathway played a major role in the pathogenesis of liver
fibrosis. Up to date, there has no known standard therapy in liver fibrosis. This
study was aimed to determine the antifibrotic activity and the mechanism of
mahkota dewa extract in CCl
-(carbon tetrachloride) induced liver fibrosis in male
rats.
Methode: Sprague-Dawley rats were injected intraperitoneally with 2 mL/kg
CCl
4
4
in olive oil (1:1) twice weekly for 2 weeks, followed by 1 mL/kgBB
injection for 6 weeks. Treatments given starting 3 weeks of CCl4 induction were
silymarin 100 mg/kgBB/day, mahkota dewa extract 75 mg/kgBB/day (T75) and
150 mg/kgBB/day (T150)orally. On the eighth week, rats were sacrificed. Blood
and liver were for the analysis of liver function test (ALT, AST and ALP activity),
hepatotoxicity and liver fibrosis marker (histopathology analysis), oxidative stress
markers (MDA levels and GSH/GSSG ratio), pro fibrogenic cytokine (TGF-
1)and fibrolysis marker (MMP-13).
Result: This study showed that silymarin and mahkota dewa extract decreased the
activity of ALT, AST and ALP. This is followed by amelioration of stress
oxidative by decreasing MDA levels and increasing GSH/GSSG. All parameters
examined showed that mahkota dewa has antioxidant activity that decreased
HSCs activation. This is in accordance to the reduction of TGF- levels in all
treatment groups. In aggrement to those, decreased levels of MMP-13 were shown
in all treatment groups compared to CCl
. There were tendencies of decreased
fibrotic area that followed improvements of biochemical parameters.
Conclusion: Mahkota dewa extracts ameliorate CCl
vii
4
-induced liver fibrosis
through TGF- and MMP-13 pathways .

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

Bantari Wisynu Kusuma Wardhani - Nama Orang
Melva Louisa - Nama Orang
Raymond R Tjandrawinata - Nama Orang

No. Panggil
T14369fk
Penerbit
Jakarta : Program Magister Ilmu Biomedik.,
Deskripsi Fisik
xvii, 106 hlm; 20x29cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T14369fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T14369fkT14369fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Antifibrosis hati ekstrak mahkota dewa pada tikus yang
diinduksi karbon tetraklorida: Fokus pada penanda stress
oksidatif, regulasi TGF-β1 dan MMP-13 = Antifibrotic activity of mahkota dewa in carbon
tetrachloride-induced rats: focused on oxidative stress
markers, TGF-β1 and MMP-13.

Related Collection