Tesis

Pengaruh Leptin Serum terhadap Gejolak Panas pada Wanita Perimenopause dan Menopause di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Ciptomangunkusumo Jakarta = Effect of Leptin Serum Level to Hotflashes in Perimenopause and Menopause Women in Ciptomangunkusumo General Hospital.

Latar Belakang : Wanita Indonesia yang memasuki masa menopause cenderung mengalami obesitas, Gejolak panas sebagai salah satu gejala menopause yang paling sering dikeluhkan oleh wanita yang memasuki masa menopause, berkaitan dengan obesitas. Obesitas diketahui berhubungan dengan leptin, suatu hormon polipeptida yang mempunyai peran dalam reproduksi dan pusat pengatur suhu. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat peningkatan kadar leptin pada wanita perimenopause-menopause dengan gejolak panas di RSCM. Metode: Penelitian deskriptif dengan desain kasus-kontrol. Subjek penelitian 50 wanita perimenopause-menopause, berusia 40-55 tahun. Kelompok kasus dan kontrol ditegakkan berdasarkan Kuesioner Menqol Menopause. Kelompok gejolak panas adalah wanita yang menjawab YA pada pertanyaan Kuesianer Menqol Menopause 1-3, dengan kelompok kontrol adalah wanita yang tidak ada keluhan gejolak panas, dan menjawab tidak atau satu saja jawaban ya pada poin 1-3. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar leptin pada kelompok yang mengalami gejolak panas dan kelompok tanpa gejolak panas dengan median leptin kasus vs control 21.86 (7.41-46.66) vs 16.53 (4.32-37.81) ng/ml , p=0.154. Meski demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dengan gejolak panas (p=0.047). Karakteristik gejolak panas yang didapatkan dikategorikan masih ringan karena frekuensi terjadinya gejolak panas yang jarang, dengan durasinya sangat cepat dan tidak mengganggu aktifitas. Gejolak panas cenderung dirasakan pada wanita berpendidikan menengah dibandingkan pendidikan tinggi (p=0.01), pada kelompok menengah ke atas (p 0.037),dan pada kelompok yang terbiasa tidur dengan air conditioner (p=0.057) dan berolahraga secara teratur (p 0.248). Kebiasaan mengkonsumsi tahu, tempe dan tidur cukup 6 jam sehari tidak memiliki hubungan terhadap terjadinya gejolak panas. Skor MENQOL Menopause kelompok dengan gejolak panas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa gejolak panas (p

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

Murthy Mutmainah - Nama Orang
R. Muharam - Nama Orang

No. Panggil
T14305fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Obstetri dan Ginekologi.,
Deskripsi Fisik
xv, 55 hlm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T14305fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T14305fkT14305fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh Leptin Serum terhadap Gejolak Panas pada Wanita  Perimenopause dan Menopause di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Ciptomangunkusumo Jakarta = Effect of Leptin Serum Level to Hotflashes in Perimenopause and Menopause Women in Ciptomangunkusumo General Hospital.

Related Collection