Tesis

Korelasi Volume Residu Lambung dengan Kadar Laktat, Scv02 dan Nilai P(cv-a)CO2 Darah pada Pasien Sepsis Berat dan Syok Sepsis Pascaresusitasi di ICU RSCM = Gastric Residual Volume Correlation With Levels of blood Lactate, ScvO2 and P (cv-a) CO2 in resuscitated severe sepsis and septic shock patient at ICU RSCM.

Latar Belakang: Sepsis berat dan syok sepsis merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas di ruang perawatan intensif. Komplikasi sepsis sangat erat kaitannya dengan penurunan fungsi sistem kardiovaskular yang berisiko berkembang terjadi syok. Deteksi dan resusitasi dini syok pada sepsis bermanfaat mencegah terjadinya hipoperfusi. Berdasarkan protokol EGDT dengan menggunakan parameter mikrosirkulasi sistemik misalnya kadar laktat, ScvO 2 dan nilai P(cv-a)CO dapat menurunkan angka mortalitas dibanding dengan metode sederhana. Pasien dengan perfusi sistemik yang normal, masih memungkinkan terjadi hipoperfusi regional. Regio splanknik, merupakan salah satu organ yang paling awal mengalami hipoperfusi yang tidak terdeteksi berdasarkan parameter hemodinamik sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hipoperfusi splanknik dengan metode sederhana yaitu volume residu lambung dengan melihat hubungan dengan parameter mikrosirkulasi sistemik yaitu kadar laktat, ScvO 2 dan nilai P(cv-a)CO . Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan uji korelasi antara volume residu lambung dan kadar laktat, ScvO 2 dan nilai P(cv-a)CO yang diambil secara konsekutif pada pasien sepsis berat dan syok sepsis pascaresusitasi di ICU RSCM pada bulan Februari 2014 sampai April 2014. Seluruh subyek penelitian dilakukan pengkuran volume residu lambung dan kadar laktat, ScvO dan nilai P(cva)CO pada jam ke-0, ke-8 dan ke-24. Angka kematian dilihat selama 28 hari kemudian. Hasil: Sebanyak 53 subyek diikutsertakan dalam penelitian ini. Tidak terdapat korelasi secara signifikan antara volume residu lambung dan kadar laktat, ScvO 2 dan nilai P(cv-a)CO pada jam ke-0, ke-8 dan ke-24. Didapatkan korelasi lemah antara volume residu lambung dan nilai P(cv-a)CO 2 pada jam ke-0 (r:0,37 ; p:0.006). Tingkat mortalitas 28 hari sebesar 58,4%, sebagian besar pasien meninggal di ICU. Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi secara signifikan antara volume residu lambung dengan kadar laktat, ScvO 2 dan nilai P(cv-a)CO 2 pada jam ke-0, ke-8 dan ke-24.
Kata Kunci: Sepsis berat, Syok sepsis, Hipoperfusi Splanknik, Volume residu lambung, Kadar laktat darah, ScvO 2 , P(cv-a)CO 2 2.



Background: Severe sepsis and septic shock caused of mortality and morbidity in intensive care. Complications of sepsis is closely associated with a decreasing of cardiovascular system function that can develops to shock. Detection and early resuscitation in septic shock are useful to prevent the hypoperfusion. Based EGDT protocol using systemic microcirculation parameters, for example the levels of lactate, ScvO2 and P (cv-a) CO2 may reduce mortality compared with a simple parameters. Patients with normal systemic perfusion, still allowing regional hypoperfusion. Splanchnic region, is one of the earliest organ hypoperfusion were not detected by the systemic hemodynamic parameters. This study aims to assess splanchnic hypoperfusion with a simple method that gastric residual volume by looking the relationship with systemic microcirculation parameters,that the levels of lactate, ScvO2 and the value of P (cv-a) CO2. Methods: This study was a cross-sectional study to test the correlation between gastric residual volume and levels of lactate, ScvO2 and the value of P (cv-a) CO2 taken consecutively in patients with postresusitation of severe sepsis and septic shock in ICU RSCM in February 2014 to April 2014. the whole subject of the research carried out taking the measurements of gastric residual volumes and levels of lactate, ScvO2 and the value of P (cv-a) CO2 at 0, 8 and 24. The mortality rate seen during 28 days later. Results: A total of 53 subjects enrolled in this study. There was no significant correlation between gastric residual volume and levels of lactate, ScvO2 and the value of P (cv-a) CO2 at 0, 8 and 24 hour. Obtained a weak correlation between gastric residual volume and value of P (cv-a) CO2 at-0 (r: 0.37, p: 0.006). The mortality rate was 58.4% 28 days, most of the patients died in the ICU. Conclusions: There was no significant correlation between the rate of gastric residual volume lactate, ScvO2 and the P (cv-a) CO2 at the 0, 8 th and 24 th.
Keywords: Severe sepsis, Septic shock, Splanchnic hypoperfusion, Gastric residual volume, Blood lactate levels, ScvO2, P (cv-a) CO2.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

M AZHARI TAUFIK - Nama Orang
Luciana B. Sutanto - Nama Orang
Dita Aditianingsih - Nama Orang
Yohanes W George - Nama Orang

No. Panggil
T14206fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif.,
Deskripsi Fisik
30 cm ; 68
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T14206fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T14206fkT14206fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Korelasi Volume Residu Lambung dengan Kadar Laktat, Scv02 dan Nilai P(cv-a)CO2 Darah pada Pasien Sepsis Berat dan Syok Sepsis Pascaresusitasi di ICU RSCM = Gastric Residual Volume Correlation With Levels of blood Lactate, ScvO2 and P (cv-a) CO2 in resuscitated severe sepsis and septic shock patient at ICU RSCM.

Related Collection