Tesis

The Incidence of Palatal Fistula Postpalatoplasty in Children with Dental Caries : = Kejadian Fistula Langit-Langit Pascaoperasi Palatoplasty Pada Anak Dengan Karies Gigi.

Background: Cleft lip and/or palate (CL&/P) is the most common congenital craniofacial abnormality, affecting approximately 1 in every 700 newborns. Patients with cleft lip and/or palate (CL&/P) generally display poor oral hygiene and a higher prevalence of caries. This may be due to the difficulty in achieving adequate plaque control associated with dental anomalies and defects from the lips and/or palate. Palatal fistula is a significant complication following cleft palate repair. It is the aim of this research to find correlation between fistula and dental caries. Materials & Methods: Patients with unilateral complete cleft palates admitted to the Cipto Mangunkusumo hospital, Adam Malik hospital and affiliated hospitals within the period October 2013 till March 2014 included in the study. All cases of unilateral complete cleft palates underwent palatoplasty surgery while leaving lateral parts of periosteum technique and follow up in three to four weeks to see if there are any palatal fistula. Results : Thirty-Six patients with unilateral cleft palate were enrolled in the study. Fifteen (39.5%) of them are boys and 23 (60.5%)are girls (table 1). Fifteen of the patients (41.7%) had dental caries, with six patients (40%) occure with palatal fistula in the follow up after palatoplasty operation, while there were none (0%) of the 21 (58.3%) patients that found negative for dental caries developed a fistula Conclusion : Children with dental caries have a higher incidence rate of fistula after palatoplasty surgery. Caries is an important factor in the predisposition of palatal fistula in patients who undergo palatal surgery.
Keywords : Palatal fistula, Dental Caries, Cleft Palate


Pendahuluan: Sumbing bibir dan langit-langit merupakan kelainan congenital tersering, melibatkan lebih kurang 1 dari setiap 700 kelahiran. Pasien dengan sumbing bibir dan langit-langit secara umum terdapat hygiene oral yang kurang baik dan meningkatkan angka prevaensi terjadinya karies gigi. Hal ini dapat terjadi oleh karena kesulitan dalam melakukan pengontrolan plak dan adanya anomaly dan defek gigi-geligi dari sumbing bibir dan langit-langit. Fistel merupakan komplikasi yang signifikan pascaoperasi palatoplasty. Adalah tujuan dari penelitian ini untuk menentukan korelasi antara fistel langit-langit dengan karies gigi. Metode : seluruh pasien dengan sumbing langit-langit komplit satu sisi yang dating e RS Cipto Mangunkusumo, RS Haji Adam Malik dan Rumah Sakit jejaring dalam periode Oktober 2013 sampai Maret 2014 dimasukkan kedalam penelitian ini. Seluruh kasus menjalani operasi palatoplasty dan diikuti tiga sampai empat minggu untuk menilai terjadinya fistel lanit-langit. Hasil : tigapuluh enam pasien dengan sumbing langit komplit satu sisi dimasukkan kedalam penelitian ini. Lima belas anak laki-laki dan 23 anak perempuan. limabelas pasien memiliki karies gigi dengan enam diantaranya mengalami fistel langit-langit. Sementara tidak ada satupun dari 21 pasien yang tidak memiliki karies gigi mendapatkan fistel langit-langit. Kesimpulan : Anak dengan karies gigi memiliki angka kejadian yang lebih tinggi akan terjadinya fistel pascaoperasi palatoplasty. Karies gigi merupakan salah satu faktor penting sebagai predisposisi fistel langit-langit pada pasien yang menjalani operasi palatoplasty.
Kata kunci : fistel langit-langit, karies gigi, sumbing langit-langit