Tesis

Korelasi kadar prolaktin serum dengan derajat keparahan psoriasis vulgaris pada pasien laki-laki = Correlation between serum prolactin levels and severity of psoriasis vulgaris in male patients.

Latar belakang: prolaktin adalah salah satu hormon yang segera meningkat pada keadaan stres fisis dan psikoemosional yang juga berperan sebagai neuroendokrin pada pertumbuhan sel epitel dan sistem imun kulit. Prolaktin adalah prototype mediator neuroendokrin terhadap stres. Eksaserbasi psoriasis seringkali dipicu oleh stres psikoemosional. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah efek stres pada psoriasis berhubungan dengan perubahan kadar prolaktin serum. Penulis meneliti korelasi antara kadar prolaktin serum dengan derajat keparahan psoriasis vulgaris pada pasien laki-laki, yang diukur dengan metode psoriasis area severity index (PASI) dan luas permukaan tubuh (body surface area, BSA). Metode: penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang pada 41 pasien psoriasis vulgaris laki-laki. Kadar prolaktin serum diukur dengan metode electrochemiluminescence immunoassay dan dikorelasikan dengan derajat keparahan psoriasis. Hasil: tidak ada korelasi antara kadar prolaktin serum dengan PASI (korelasi Spearman, p>0,05) dan BSA (korelasi Spearman, p>0,05). Kesimpulan: terdapat korelasi positif yang tidak signifikan secara statistik antara kadar prolaktin serum dengan derajat keparahan psoriasis yang diukur dengan PASI dan BSA pada pasien laki-laki.
Kata kunci: prolaktin, psoriasis vulgaris


Background: prolactin is one of the hormones that immediately raises at the state of physical and psychoemotional stress. It also acts as neuroendocrine in growth of epithelial cells and skin immune system. Prolactin is the prototype of neuroendocrine mediator of stress. The exacerbation of psoriasis is often caused by psychoemotional stress. It has been questionable whether stress effect in psoriasis correlates with changes in serum prolactin levels. The authors investigated the correlation between serum prolactin levels and the severity of psoriasis vulgaris in male patients, measured by psoriasis area and severity index (PASI) and body surface area (BSA). Method: we performed a cross-sectional study in 41 male patients with psoriasis vulgaris. The serum prolactin levels were measured by electrochemiluminescence immunoassay and were correlated with the severity of psoriasis vulgaris (PASI and BSA). Result: There was no correlation between serum prolactin levels and PASI (Spearman’s correlation, p>0,05) and BSA (Spearman’s correlation, p>0,05). Conclusion: there was positive correlation, but not statistically significant, between serum prolactin levels and severity of psoriasis vulgaris measured by PASI and BSA in male psoriasis subjects.
Keywords: prolactin, psoriasis vulgaris

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

Mardiati Ganjardani - Nama Orang
Retno Widowati Soebaryo - Nama Orang
Shannaz Nadia Yusharyahya - Nama Orang

No. Panggil
T14056fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.,
Deskripsi Fisik
xiv, 57 hlm., lamp. 7
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T14056fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T14056fkT14056fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Korelasi kadar prolaktin serum dengan derajat keparahan psoriasis vulgaris pada pasien laki-laki = Correlation between serum prolactin levels and severity of psoriasis vulgaris in male patients.

Related Collection