Tesis

Efek Laserpunktur pada Titik MA-TF1 Shenmen dan MA-AT Kelenjar Parotis terhadap Gejala Xerostomia Pasien Kanker Nasofaring Pasca Radioterapi = Laserpuncture Effect on MA-TF1 Shenmen and MA-AT Parotis Ductus Point on the Xerostomia Symptom of Nasofaringeal Carcinoma Patients After Radiotherapy.

Xerostomia (mulut kering) merupakan efek akut dan kronik pada pasien kanker yang mendapat terapi radiasi pada daerah kepala dan leher. Beberapa studi pendahuluan mengemukakan bahwa akupunktur meringankan gejala atau keluhan yang berhubungan dengan kanker diantaranya xerostomia. Laserpunktur merupakan teknik terapi akupunktur yang memanfaatkan sinar laser energi rendah yang tidak menimbulkan rasa nyeri serta tidak invasif sehingga lebih nyaman bagi pasien. Penelitian ini melibatkan 44 pasien xerostomia yang telah menjalani radioterapi lengkap minimal 3 bulan dan maksimal 1,5 tahun sebelum mengikuti penelitian, yang dibagi menjadi kelompok laserpunktur telinga dan kelompok laserpunktur sham. Hasil penelitian menunjukkan terdapat rerata selisih skor Xerostomia Inventory (XI) antara sebelum tindakan laserpunktur dengan setelah memperoleh tindakan laserpunktur 3 kali dan 6 kali pada kelompok kasus dan kontrol; terdapat rerata selisih skor kualitas hidup antara sebelum tindakan laserpunktur dengan setelah memperoleh tindakan laserpunktur 3 kali dan 6 kali pada kelompok kasus dan kontrol pada semua variabel kualitas hidup, kecuali variabel financial difficulties (FI); dan terdapat rerata selisih pH saliva antara sebelum tindakan laserpunktur dengan setelah memperoleh tindakan laserpunktur 6 kali pada kelompok kasus dan kontrol.
Kata kunci: Laserpunktur telinga, Xerostomia Inventory, pH saliva, Kualitas hidup.


Xerostomia (dry mouth) is a chronic & acute effect on a cancer patient who receives radiation therapy on the areas of head and neck. Earlier studies state that acupuncture helps to relieve the symptoms concerning cancer and xerostomia is one. Laserpuncture is an acupuncture therapy technique that uses the benefit of low energy laser beam that does not generate pain and is not an invasive procedure which is more comfortable for patients. This research involved 44 xerostomia patients who have underwent complete radiotherapy on the minimum course of 3 months up to a maximum of 1.5 years before going through with the research; the research is clustered into ear laserpuncture and sham laserpuncture groups. The result shows a mean Xerostomia Inventory (XI) score between two states of pre against post laserpuncture of 3 and 6 times of treatment that were tested on case group and control group; there’s a mean score of life quality of pre treatment compared to post treatment of laserpucture on those who underwent 3 times and 6 times laserpucture treatment on case group and control group on every variable of life quality, except financial difficulties (FI); and there is a mean pH score on the saliva of those undergoing treatment between the states of pre and post 6 times laserpuncture treatment on case group and control group.
Keywords: Ear laserpuncture, Xerostomia Inventory, pH saliva, Life quality.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2014
Pengarang

Ario Imandiri - Nama Orang
Adiningsih Srilestari - Nama Orang
Hasan Mihardja - Nama Orang
Irwan Ramli - Nama Orang

No. Panggil
T14032fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Akupunktur Medik.,
Deskripsi Fisik
xvi, 145 hlm., lamp. 11
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
T14032fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
T14032fkT14032fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Efek Laserpunktur pada Titik MA-TF1 Shenmen dan MA-AT Kelenjar Parotis terhadap Gejala Xerostomia Pasien Kanker Nasofaring Pasca Radioterapi = Laserpuncture Effect on MA-TF1 Shenmen and MA-AT Parotis Ductus Point on the Xerostomia Symptom of Nasofaringeal Carcinoma Patients After Radiotherapy.

Related Collection