Skripsi

Association between weight gain and sputum conversion of tuberculosis patients in Persahabatan hospital = Asosiasi antara penambahan berat badan dengan konversi sputum pasien tuberkulosis di RS Persahabatan.

Tuberculosis (TB) management in Indonesia was facing delayed detection of inadequate therapies. Clinically, weight gain was considered as one of the simple indicators pointing towards clinical improvement of TB patients. However, whether weight gain was really associated with clinical recovery of TB patients was yet to be proven. Therefore, as an effort to assess the possibility of observing weight gain to evaluate anti-TB therapy, a research was conducted aiming to assess the association between weight gain and sputum conversion at the end of initial phase category 1 anti-TB therapy. This study used a retrospective cohort design by collecting secondary data from the medical records of TB patients in Persahabatan hospital in 2009 (n=102). Results showed that 75.49% (n=77) of TB patients underwent sputum conversion at the end of second month of therapy. Regardless of sputum conversion, weight gain was observed in approximately half of both groups with (51.95%) and without (twelve out of 25) sputum conversion. This study revealed that weight gain was not significantly associated with sputum conversion at the end of two months initial phase category 1 anti-TB therapy in Persahabatan hospital (p= 0.732), however future studies were encouraged to explore the association in longer therapy period and with considering patients’ BMI.
Keywords : tuberculosis, anti-TB therapy, initial phase, weight gain, sputum conversion, Persahabatan hospital.


Penanganan tuberkulosis (TB) di Indonesia masih dihadapkan pada keterlambatan pendeteksian terapi yang tidak adekuat. Secara klinis, kenaikan berat badan dianggap sebagai salah satu indikasi perbaikan klinis penderita TB yang praktis. Namun, apakah kenaikan berat badan benar berhubungan dengan kesembuhan klinis pasien TB masih perlu dibuktikan. Oleh karena itu, dalam upaya menilai potensi berat badan sebagai indikator klinis terapi TB, dilakukan riset yang bertujuan untuk melihat asosiasi antara penambahan berat badan dengan konversi sputum pada akhir fase inisial pengobatan anti-TB dengan kategori 1. Studi ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan mengumpulkan data sekunder dari rekam medis pasien di RS Persahabatan pada tahun 2009 (n=102). Hasil menunjukkan bahwa 75,49% (n=77) pasien TB mengalami konversi sputum pada akhir fase inisial. Penambahan berat badan ditemukan pada sekitar setengah sampel dari grup dengan konversi sputum (51,95%) dan juga pada hampir setengah dari grup tanpa konversi sputum (dua belas dari 25). Studi ini menunjukkan bahwa penambahan berat badan tidak memiliki asosiasi yang signifikan dengan konversi sputum pada akhir fase inisial pengobatan anti-TB dengan kategori 1 selama dua bulan di RS Persahabatan (p= 0.732), namun studi lebih lanjut disarankan untuk meneliti asosiasi tersebut pada periode terapi yang lebih lama dan juga dengan mempertimbangkan IMT pasien.
Kata kunci : tuberkulosis, pengobatan anti-TB, fase inisial, penambahan berat badan, konversi sputum, RS Persahabatan.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2013
Pengarang

Harry Prawiro Tantry - Nama Orang
Purwantyastuti Ascobat - Nama Orang

No. Panggil
S13163fk
Penerbit
Jakarta : .,
Deskripsi Fisik
xiv, 32 hal., lamp. 1
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S13163fkS13163fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Association between weight gain and sputum conversion of tuberculosis patients in Persahabatan hospital = Asosiasi antara penambahan berat badan dengan konversi sputum pasien tuberkulosis di RS Persahabatan.

Related Collection