Skripsi

Income as a contributing factor towards tuberculosis convension of patients in Persahabatan Hospital.

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia terlepas dari kemajuan ilmiah utama dalam diagnosis dan manajemen. Dalam Laporan WHO 2012 - Global Tuberculosis Pengendalian mengungkapkan diperkirakan 9,3 juta kasus insiden TB pada tahun 2011 secara global, dengan Asia memimpin di bagian atas (59%). Beberapa studi di masa lalu telah mengungkapkan hubungan antara kekayaan dan kondisi hidup dengan konversi TB dan mengurangi kejadian TB. Sasaran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis berbagai tingkat ekonomi di masyarakat selama masa pengobatan sebagai faktor yang berkontribusi terhadap konversi TB. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan mewawancarai pasien TB yang diberi obat kategori pertama selama minimal 2 bulan (n = 106). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pada kelompok pendapatan yang lebih tinggi memiliki persentase kesembuhan lebih besar (77% dari 57 pasien) dibandingkan dengan kelompok berpenghasilan rendah (49% dari 49 pasien). Hasil tambahan yang diperoleh adalah, beberapa pasien masih menggunakan uang mereka sendiri untuk konsultasi dan obat-obatan, yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah. Penelitian ini menegaskan hipotesis bahwa pendapatan memang terkait dengan konversi TB pada 2 bulan di RS Persahabatan selama pengobatan lini pertama obat. Beberapa faktor yang berkorelasi dengan pendapatan yang lebih tinggi, termasuk pendidikan, transportasi, dan makanan sehat berkontribusi terhadap konversi. Penelitian ini menyarankan bahwa pemerintah harus membayar lebih banyak perhatian terhadap konversi dan pengobatan TB, sebagai studi ini menemukan bahwa tingkat tertentu pendapatan minimum perlu dipenuhi untuk mendapatkan konversi pada 2 bulan.
Kata kunci: Tuberkulosis, Program pengobatan Tuberkulosis, Kategori satu obat Tuberkulosis, Tingkat Penghasilan.


Tuberculosis remains a major public health problem worldwide in spite of major scientific advancements in its diagnosis and management. In WHO Report 2012 – Global Tuberculosis Control reveals an estimated 9.3 million incident cases of TB in 2011 globally, with Asia leading at the top (59%). Several studies in the past have revealed the relationship between wealth and living condition with TB conversion and reducing TB incidence. The Aim of this study was to determine and analyze variety of economic level in society during the treatment period as a contributing factor towards TB conversion. This study used cross-sectional design by interviewing patients with TB who are given first category drugs for at least 2 months (n = 106). Results showed that patient in the higher income group had greater cure percentage (77% from 57 patients) compared to the low-income group (49% from 49 patients). Additional result gained was, some of the patient still use their own money for consultation and drugs, which should have been covered by the government. This study confirmed the hypotheses that income indeed associated with TB conversion at 2 months in Persahabatan Hospital during first line drug treatment. Some factors that correlate with higher income, including education, transportation, and healthy foods contribute to the conversion. This study suggested that government should pay more attention towards TB conversion and treatment, as the study found that certain level of minimum income needed to be fulfill in order to get the conversion at 2 months.
Keywords : TB, TB treatment programs, TB drugs first category, Income

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2013
Pengarang

Krisna - Nama Orang
Isabella Kurnia Liem - Nama Orang

No. Panggil
S13034fk
Penerbit
Jakarta : .,
Deskripsi Fisik
xiii, 43 hal., lamp. 4
Bahasa
English
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S13034fkS13034fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Income as a contributing factor towards tuberculosis convension of patients in Persahabatan Hospital.

Related Collection