Text

Prevalens refluks gastroesofagus dan insidens penyakit refluks gastroesofagus berdasarkan skor infant gastroesophageal reflux questionnaire pada bayi 6 - 9 bulan di 16 pos yandu wilayah Jakarta Barat = Prevalence of gastroesophageal reflux and incidence of gastroesophageal reflux disease with infant gastroesophageal reflux questionnaire in infant 6 - 9 month old at 16 integrated service post (posyandu) of West Jakarta.

Latar belakang. Refluks gastroesofagus (RGE) dengan gejala klinis regurgitasi merupakan manifestasi gastrointestinal yang sering dijumpai pada bayi. Penelitian menunjukkan bahwa prevalens regurgitasi menurun setelah usia 6 bulan sedangkan gejala klinis penyakit refluks gastroesofagus (PRGE) didapatkan pada anak di atas 1 tahun yang memiliki riwayat regurgitasi sering pada usia di atas 6 bulan. Infant gastroesophageal reflux questionnaire (I-GERQ) merupakan sarana diagnosis PRGE yang tidak invasif dan memiliki nilai prediktif positif yang baik. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidens PRGE, karakteristik bayi yang mengalami regurgitasi, skor I-GERQ dan gejala yang berkaitan dengan PRGE, faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir pemantauan, dampak regurgitasi terhadap peningkatan berat badan dan pola makan Metode. Penelitian longitudinal prospektif pada subjek dengan regurgitasi minimal 1x/hari setidak-tidaknya 4x/minggu. Kriteria eksklusi adalah bayi atopi, mengi berulang, dicurigai alergi susu sapi, kelainan neurologis, terdiagnosis tuberkulosis, riwayat operasi saluran cerna sebelumnya, pernah mencapat terapi antogonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton. Subjek sesuai PRGE jika skor I-GERQ >7, dan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pemantauan dilakukan setiap bulan pada subjek dengan I-GERQ ≤ 7, dengan menilai skor I-GERQ dan pengukuran antropometris. Hasil. Sebanyak 131 dari 352 subjek yang memenuhi kriteria penelitian. Subjek sebagian besar berusia 6 bulan (51,1%), status antropometris sesuai (85,5%), dan mendapat asupan dengan median frekuensi 14 (5-15) x/hari. Median skor I-GERQ saat awal pemantauan adalah 4 (3-7). Sebanyak 81,9% subjek mencapai skor I-GERQ nol saat akhir pemantauan. PRGE didapatkan pada 1 subjek saat pemantauan pertama dengan gejala berat badan sulit naik, regurgitasi 3-5x/hari, volume regurgitasi >15 mL. Variabel pemberian ASI eksklusif, paparan rokok, keluarga dengan alergi, keluarga dengan RGE, dan terapi non-farmakologis tidak berkaitan dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir pemantauan. Gejala regurgitasi hingga akhir pemantauan didapatkan pada 13,7% subjek yang mengikuti saran terapi non-farmakologis dibandingkan dengan 86,4% yang tidak mendapat dan tidak mengikuti edukasi (p = 0,14). Perbedaan rerata z-score berat badan berdasarkan usia pada subjek yang masih mengalami gejala regurgitasi hingga akhir pemantauan adalah -0,006 ± 0,357 (IK 95% -0,164; 0,152), p = 0,939. Kesulitan makan didapatkan pada 19 subjek dan 17 diantaranya tidak lagi mengalami regurgitasi saat akhir pemantauan. Simpulan. Insidens PRGE adalah 0,7%. Sebagian besar subjek mencapai skor I-GERQ saat akhir pemantauan. Terapi non-farmakologis walaupun tidak bermakna secara statistik dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir pemantauan namun didapatkan perbedaan proporsi. Gangguan peningkatan berat badan dan kesulitan makan tidak berhubungan dengan gejala regurgitasi yang menetap hingga akhir pemantauan.
Kata kunci: bayi, refluks gastroesofagus, penyakit refluks gastroeosfagus, infant gastroesophageal reflux questionnaire


Background. Regurgitation as symptom of gastroesophageal reflux (GER) is a common gastrointestinal manifestation in infant. Publications showed that regurgitation will decrease after 6 month old; whereas symptoms of gastroesophageal reflux disease (GERD) is more prevalent in children with history of frequent regurgitation after 6 month old. Infant gastroesophageal reflux questionnaire (I-GERQ) is a non-invasive diagnostic tool for GERD with high positive predictive value. Aim. To investigate the incidence of GERD, characteristics of infants with regurgitation, I-GERQ score and manifestation of GERD, risk factors that related with regurgitation symptom that persists at the end of follow-up, correlation of regurgitation with weight gain and feeding problems. Method. A Longitudinal prospective study in subjects with regurgitation at least 1 time/day; 4 times/week. We excluded infants with atopy, recurrent wheezing, probable cow milk allergy, diagnosed as tuberculosis, neurologic disorder, history of gastrointestinal surgery, history of H2 receptor antagonist or proton pump inhibitor treatment. I-GERQ score and anthropometric status were measured at enrollment. Subjects with GERD (I-GERQ >7) were referred to Cipto Mangunkusumo Hospital. Follow-up of I-GERQ, body weight, and body length in every month were performed in subjects with I-GERQ ≤7. Results. 131 of 352 subjects fulfilled the criteria. Subject mostly were 6 month old (51.1%), normal anthropometric status (85.5%), and have frequent intake with median 14 (5 – 15) times/day. Median of I-GERQ at enrollment were 4 (3 – 7), and at the end of follow-up 81.9% subjects reached I-GERQ score 0. GERD were found in 1 subject at first month follow-up with poor weight gain, regurgitation 3-5 times/day, regurgitation>15 mL. Exclusively breastfeeding, smoke exposure, family history of allergy and GER, and non-pharmacotherapy were not related with regurgitation that persists until 3 months follow-up. Regurgitation at the end of follow-up were found in 13.7% subjects who complied with non-pharmacotherapy; compared to 86.4% who have not complied nor had educated (p = 0.14). Mean difference of weight for age z-score in subjects with regurgitation at the end of follow-up were -0.006 ± 0.357 (95%CI -0.164; 0.152), p = 0.939. Feeding problems were found in 19 subjects while 17 of them no longer have regurgitation symptom at the end of follow-up Conclusion. Incidence of GERD is 0.7%. Most of subjects reached I-GERQ 0 at the end of follow up. Non-pharmacotherapy showed no statistically significant with regurgitation symptom at the end of follow up, but we found proportion difference. Weight gain and feeding problems are not related with regurgitation symptom that persists at the end of follow up.
Keyword: infant, gastroesophageal reflux, gastroesophageal reflux disease, infant gastroesophageal reflux questionnaire

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2013
Pengarang

Debora - Nama Orang
Badriul Hegar - Nama Orang
Hindra Irawan Satari - Nama Orang

No. Panggil
T13053fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Kesehatan Anak.,
Deskripsi Fisik
xvii, 75 hlm., lamp. 8
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
T13053fkT13053fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Prevalens refluks gastroesofagus dan insidens penyakit refluks gastroesofagus berdasarkan skor infant gastroesophageal reflux questionnaire pada bayi 6 - 9 bulan di 16 pos yandu wilayah Jakarta Barat = Prevalence of gastroesophageal reflux and incidence of gastroesophageal reflux disease with infant gastroesophageal reflux questionnaire in infant 6 - 9 month old at 16 integrated service post (posyandu) of West Jakarta.

Related Collection