Skripsi
The effectiveness of permethrinin standard and modified treatment for scabies in pesantren X, East Jakarta = Efektifitas berbagai pengobatan skabies menggunakan permetrin di pesantren X di Jakarta Timur.
Skabies menempati peringkat ke-3 dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia. Permetrin merupakan obat pilihan skabies, namun memberikan efek samping eritema, rasa panas, gatal, nyeri;pengolesan permetrin ke seluruh tumbuh menambah ketidaknyaman. Karena itu timbul pemikiran mengobati skabies di lesi saja diikuti mandi dua kali sehari dengan sabun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas permetrin yang dioleskan ke seluruh tubuh dibandingkan dengan lesi saja. Penelitian eksperimental ini dilakukan di Pesantren,Jakarta Timur. Semua santri dilakukan anamnesis dan pemeriksaan kulit untuk mendiagnosis skabies.Santri positif skabies dibagi tiga kelompok berdasarkan kamar tidur. Kelompok satu diobati permetrin metode standar, kelompok dua dan tiga hanya diberikan permetrin di lesi saja. Ketiga kelompok diharuskan mandi dua kali menggunakan sabun namun kelompok tiga menggunakan sabun antiseptik. Data diambil pada bulan Mei-Juli 2012, diolah dengan SPSS 11.5 dan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Hasilnya menunjukkan dari 188 santri, 94 orang positif skabies, namun yang diikutkan dalam penelitian 69 santri. Pada minggu pertama jumlah santri yang sembuh dengan permetrin standar, lesi+sabun dan lesi+sabun antiseptik adalah 1/23, 4/23 dan 1/23 (p=0,198); minggu kedua 18/23, 12/23 dan 8/23 (p=0.012); minggu ketiga 22/23, 21/23 dan 18/23(p=0,163). Disimpulkan pengobatan skabies menggunakan permetrin standar sama efektifnya dengan pengobatan hanya di lesi saja.
Kata kunci: Sarcoptes scabiei, permetrin, gejala, pesantren.
Scabies ranked 3rd out of the 12 most common skin diseases in Indonesia. Permethrin remains the drug of choice for scabies but has side effects: erythema, tingling, pain, itch and prickling sensation. Topical whole-body application causes discomfort for the patient. Thus, we proposed modified usage of permethrin by confining topical application to the lesion enforced with baths twice daily. The objective of the study is to know the effectiveness of whole body against lesion- only application of permethrin. The experimental study was done at Pesantren X, located at East Jakarta. All students were diagnosed for scabies via anamnesis and physical examination. Infested students were divided into three groups based on bedroom allocation. First group was treated with whole-body application while the rest were given lesion-only application. All groups were instructed to take baths twice daily with soap except the third group, which used antiseptic soap. Data collection was done from May-July 2012, processed using SPSS 11.5, tested with Kruskal-Wallis Test. Result showed 94 out of 188 scabies positive, but 69 were randomly picked for analysis. In week one, cure rates in the first, second and third group were 1/23, 4/23 and 1/23 respectively (p=0.198); Week two: 18/23, 12/23, 8/23 (p=0.012); Week three: 22/23, 21/23 and 18/23 (p=0.163). Thus, the three methods yield similar results that are statistically insignificant. Key words: Pesantren, Sarcoptes scabiei, permethrin, symptoms.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2013
- Pengarang
-
Hansen Angkasa - Nama Orang
Saleha Sungkar - Nama Orang - No. Panggil
-
S13004fk
- Penerbit
- : ., 2013
- Deskripsi Fisik
-
ix, 35 hal; IL., 30 cm; Lamp. 2
- Bahasa
-
English
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
-
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S13004fk | S13004fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi