Skripsi
Asosiasi antara penyakit diabetes melitus dan risiko HIV terhadap ukuran uji tuberkulin pada pasien tuberkulosis paru yang berumur 15 - 60 tahun. = Association between diabetic mellitus and HIV risk toward induration of tuberculin test in 15-60 years old patient with tuberculosis.
Tuberkulosis adalah penyakit yang menjadi salah satu masalah besar kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2006, Indonesia menempati urutan ke-3 prevalensi tertinggi di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2008, estimasi insidensi per tahun di Indonesia menurut WHO mencapai 228 per 100.000 jiwa dan angka prevalensi 244 per 100.000 jiwa. WHO juga menyebutkan angka kematian akibat TB mencapai 40 per 100.0000 jiwa pada tahun 2007. Untuk menurunkan angka kematian dan penyebaran tuberkulosis, diperlukan uji diagnostik dini yang sederhana, murah, dan memiliki akurasi yang cukup baik. Uji tuberkulin merupakan salah satu uji diagnostik itu. Secara teori uji tuberkulin dipengaruhi adanya kondisi yang berhubungan dengan penurunan respon imun yang diakibatkan adanya faktor pemberat TB seperti Diabetes mellitus atau Risiko HIV. Belum ada studi ataupun data yang dapat menilai secara langsung pada pasien TB. Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang pada pasien TB paru dewasa . Sampel penelitian diambil dengan metode consecutive sampling pada bulan Januari 2009 – April 2011 di Poliklinik Paru RS Persahabatan Jakarta. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan tidak bermakna antara penyakit DM terhadap Uji Tuberkulin (p = 0.234). sama halnya dengan Risiko HIV menunjukkan hubungan tidak bermakna dengan Uji Tuberkulin (p = 0.147) Dari data menunjukkan bahwa penyakit DM dan Risiko HIV tidak terdapat asosiasi dengan indurasi Uji Tuberkulin.
Kata Kunci : Diabetes mellitus, Risiko HIV, Tuberkulosis, Uji Tuberkulin.
Tuberculosis becomes one of the big health problem in Indonesia. In 2006, Indonesia was in the 3rd place in prevalence of tuberculosis after China and India. From data of WHO in 2008, estimation of incidence per year in Indonesia was approximately 228 per 100.000 life and 244 per 100.000 in prevalence. WHO states that mortality rate because of tuberculosis in Indonesia has reached 40 per 100.000 life in 2007. In order to, for reducing this rate and also disseminating of this disease, we need a simple, cheap, and well-accurated early diagnostic test. Theoritically, accuration of tuberculin test would reduce because of certain condition which decreasing cell-mediated imun response such as risk and severty factor like Diabetes mellitus or HIV risk. But there are no published studies or data have assessed this directly in patient with tuberculosis. This study was conducted using cross-sectional method in adult lung tuberculosis patient. Sample was taken using consecutive sampling on January 2009 – April 2011 in polyclinic Persahabatan hospital Jakarta. Data was collected and analysed using unpaired T-test. The result showed that there is unspecified association between diabetic mellitus toward induration tuberculin test (p = 0,234). similiarly,with HIV risk showed that there is unspecified association induration tuberculin test. The conclusion of this study showed that diabetic mellitus and HIV risk have not influence toward induration in tuberculin test.
Keyword : Diabetic mellitus , HIV risk, Tuberculosis, Tuberculin test.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2011
- Pengarang
-
Andika Perdani Somawi - Nama Orang
Dianiati Kusumo Sutoyo - Nama Orang
Jamal Zaini - Nama Orang - No. Panggil
-
S11106fk
- Penerbit
- Jakarta : FKUI., 2011
- Deskripsi Fisik
-
xii, 62 hal; il., 30 cm; lamp. 4
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
-
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
| S11106fk | S11106fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia - File Digital |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi