Skripsi

The correlation between cognitive function tests scores and stunting indicator in a group of undernourished children ages 7 to 9 years old in Jakarta, Indonesia. = Korelasi antara fungsi kognitif dan indikator pengerdilan pada anak kurang gizi antara umur 7 hingga 9 tahun di Jakarta, Indonesia.

Stunting is an indicator of chronic malnutrition and a significant problem in Indonesia. Stunted children were found to have adverse effects on their cognitive function, through mechanisms that are not fully understood. To date, no study was conducted in Indonesia to determine the correlation between cognitive function and stunting indicator in children. The aim of the study was to determine the correlation between cognitive function and stunting indicator in a group of undernourished children between ages 7 to 9 years old in Jakarta. Undernourished children (n = 209) were purposively sampled from database of a larger study. Height-for-age Z-score (HAZ-Score) is the stunting indicator while cognitive function was assessed through scores of cognitive tests such as coding test, digit span forward and backward test and visual search test. The prevalence of stunted children in this study is 36%. More than 40% of the subjects scored below the median score in each cognitive function tests. There is no significant correlation between the scores of coding test, digit span forward and backward test with HAZ- score. However, there is a weak positive correlation between visual search test score and HAZ-score, r = 0.157, p = 0.023. Stunting is a considerably large problem among the study subjects. The cognitive performance is below satisfactory level. Significant correlation between cognitive function tests scores and stunting indicator could not be established. This may be due to some study limitations. Future research should focus on direct and indirect correlation between stunting and cognitive performance while accounting for environmental and socioeconomic factors as potential confounders.
Keywords: Stunting; Cognition; Children; Developing countries.



Pengerdilan merupakan indikator kekurangan gizi kronis dan masalah yang signifikan di Indonesia. Anak terhambat ditemukan memiliki efek buruk pada fungsi kognitif mereka, melalui mekanisme yang tidak sepenuhnya dipahami. Sampai saat ini, tidak ada penelitian dilakukan di Indonesia untuk menentukan korelasi antara fungsi kognitif dan indikator pengerdilan pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan korelasi antara fungsi kognitif dan indikator pengerdilan dalam kelompok anak gizi antara usia 7 sampai 9 tahun di Jakarta. Sampel study (n = 209) disampel dari database penelitian yang lebih besar. Tinggi-untuk-usia Z-score (Height-for-age HAZ-Score) adalah indikator pengerdilan sementara fungsi kognitif dinilai melalui skor tes kognitif seperti coding test, digit span forward, digit span backward dan visual search. Prevalensi anak-anak terhambat dalam penelitian ini adalah 36%. Lebih dari 40% dari subyek mencetak skor di bawah rata-rata dalam setiap tes fungsi kognitif. Tidak ada korelasi signifikan antara skor tes coding test, digit span forward, digit span backward dengan HAZ-skor. Namun, ada korelasi positif yang lemah antara tes visual search dan HAZ-skor, r = 0,157, p = 0,023. Pengerdilan merupakan masalah cukup besar di antara subyek penelitian. Kinerja kognitif bawah tingkat memuaskan. Korelasi yang signifikan antara skor tes fungsi kognitif dan indikator pengerdilan tidak dapat didirikan. Hal ini mungkin karena beberapa keterbatasan studi. Penelitian masa depan harus fokus pada korelasi langsung dan tidak langsung antara kinerja pengerdilan dan kognitif sedangkan akuntansi untuk faktor lingkungan dan sosial ekonomi sebagai pembaur potensial.
Kata kunci: Perkembangan terhambat, fungsi kognitif, anak, negara berkembang.