Skripsi
Efek neuroterapi ekstrak air akar acalypha indica linn dosis 12 mg secara in vivo pada kelumpuhan otot katak bufo melanostictus scheneider
Latar Belakang Miastenia Gravis (MG) adalah salah satu penyakit autoimun perifer yang terjadi pada sambungan neuromuskular yang ditandai oleh kegagalan transmisi neuromuskular sehingga terjadi kelemahan dan kelelahan otot rangka. MG telah menjadi salah satu faktor tingginya angka kecacatan di dunia. MG juga dapat menyebabkan kematian, misalnya bila terjadi kelumpuhan pada otot-otot pernafasan. Pada tahun 2004 diperkirakan terdapat kurang lebih 12.000 penderita MG di Indonesia. Pengobatan yang berefek samping sangat besar mendorong penulis untuk menjalankan penelitian mengenai pengobatan dengan tanaman obat tradisional. Tujuan Mencari pengobatan alternatif bagi penyakit MG dengan cara membuktikan bahwa pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn. dosis 12 mg per oral dapat mengurangi kelumpuhan otot pada katak secara in vivo setelah penyuntikan pankuronium bromida 0,2% (0,1 mg) secara subkutan. Metode Digunakan desain eksperimental membandingkan lama kolaps (menit) dari tiga kelompok katak yaitu kelompok kontrol positif (pirasetam 30 mg), kontrol negatif (aquades), dan kelompok perlakuan (pemberian ekstrak 12 mg). Semua kelompok diberikan pankuronium bromida 0,2% subkutan sebagai pelumpuh otot sebelum diberikan terapi. Lama kolaps sebagai variabel tergantung dan tindakan sebagai variabel bebas. Hasil dan Pembahasan Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol negatif (p= 0,000), membuktikan bahwa pemberian ekstrak berpengaruh secara signifikan terhadap kelumpuhan yang disebabkan oleh penyuntikan pankuronium bromida 0,2%. Sementara itu tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol positif (p= 0,779) sehingga efek neuroterapi ekstrak sama dengan pirasetam. Hasil ini kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme katak. Kesimpulan Pemberian ekstrak air Acalypha indica Linn. dengan dosis 12 mg dapat mengurangi kelumpuhan otot pada katak akibat penyuntikan pankuronium bromida 0,2% secara subkutan (p=0,000) dan tidak didapatkan perbedaan antara efek neuroterapi ekstrak 12 mg dan pirasetam 30 mg (p = 0,779).
Kata kunci: sambungan neuromuskular; Acalypha indica Linn.; in vivo.
Background Myasthenia Gravis (MG) is a peripheral autoimmune disease happens in the neuromuscular junction, with failure of neurotransmission effecting to skeletal muscle fatigue and exhaustion. MG has been one of many cause of high morbidity numbers in the world. MG can also lead to death in case of respiration system muscle paralysis. In 2004, there are approximately 12.000 cases of MG in Indonesia. Current medications with high risk of side effects call me to find alternative solution for MG with traditional medical plant. Objectives To find an alternative MG medication by proving effectiveness of 12 mg root extract of Acalypha indica Linn. per oral can improve skeletal muscle paralysis in toad after subcutaneous injection with pancuronium bromide 0.2% (0,1 mg). Methods The method is experimental design with compare durations of collapse from three toad groups; positive control group (piracetam 30 mg), negative control group (aquadest), and intervention group (root extract 12 mg). All toads were given subcutaneous pancuronium bromide 0.2% injection before therapy. Duration of collapse as dependent variable and intervention as independent variable. Result and Discussion There is a meaningful difference between intervention groups and negative control group (p=0.000), proving the intervention significantly effective improving paralysis caused by pancuronium bromide 0.2% subcutaneous injection. But there is no meaningful difference between intervention group and positive control group (p=0.779) so that the neurotherapeutic effect between extract and piracetam is same. This result might be caused by environmental dependent toad metabolism. Conclusion In this experiment, Acalypha indica Linn.’s root extract 12 mg per oral can improve skeletal muscle paralysis after subcutaneous injection with pancuronium bromide 0.2% (p=0.000) and there is no difference in neurotherapeutic effect between extract 12 mg and piracetam 30 mg(p = 0.779).
Keywords: neuromuscular junction; Acalypha indica Linn.; in vivo.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2009
- Pengarang
-
Venny Beauty - Nama Orang
Ernie H. Purwaningsih - Nama Orang - No. Panggil
-
S09162fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2009
- Deskripsi Fisik
-
xiv, 41 lembar, il., 29 cm
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S09162fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
S09162fk | S09162fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi