Skripsi

Penilaian retention factor (RF) hasil degradasi biologik tetra eter lipid dalam formulasi lipisom EPC-TEL 2,5 pada hepar mencit.

Liposom adalah salah satu pembawa obat (drug carrier) yang sedang dikembangkan sebagai usaha untuk mengurangi dosis obat pada terapi jangka panjang. Liposom mempunyai target langsung pada sel sehingga dapat meningkatkan efektivitas obat sekaligus mengurangi efek samping yang sistemik yang ditimbulkan obat. Liposom dibuat dengan mendispersikan berbagai macam lesitin/ fosfatidil kolin kuning telur (egg yolk Phosphatidil Choline/ EPC) dan TEL 2,5 mol % dari Thermoplasma acidophilum yang kemudian dinamakan sebagai liposom EPC-TEL 2,5. Liposom ini belum diketahui apakah mudah terdegradasi dalam hepar atau tidak, hal ini perlu karena sebagai pembawa obat yang baik liposom harus memenuhi beberapa syarat yang salah satunya adalah mudah terdegradasi dalam hati. Dalam formulasi liposom yang baru maka baik EPC maupun TEL harus dinilai keterdegradasiannya, namun penelitian ini hanya menilai apakah TEL dalam formulasi liposom EPC-TEL 2,5 terdegradasi atau tidak didalam hepar. Hal ini dilakukan dengan menyuntikan liposom secara intraperitoneal kepada mencit lalu mengukur hasil degradasinya dari suspensi sel hepar mencit terebut. Penilaian terdegradasi atau tidaknya TEL dilakukan berdasarkan penilaian kuantitatif retention factor (rf) yaitu dengan membandingkan bercak (spot) pada kontrol dengan bercak pada hepar 8 jam setelah injeksi intraperitoneal pada TLC sheet. Hasil menunjukan tidak ditemukannya bercak TEL baik pada kontrol maupun 8 jam setelah injeksi intraperitoneal. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa degradasi TEL tidak dapat dinilai terdegradasi atau tidak sehingga dibutuhkan penelitian dengan alat yang lebih sensitif untuk mendeteksi partikel yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.
Kata Kunci : liposom; EPC-TEL 2,5; hasil degradasi; Rf (retention factor).



Liposome is one of drug carrier which has been developed in order to reduce dosage in long-term medication. With its properties to terget directly to cell thus it could increases effectiveness while decreases systemic side effects. Liposome are made by dispersing single or combination of lipids. One which is the latest liposome's formulation which made from combination lecithin/ phospatidil choline from egg yolk and Tetra Eher Lipid (TEL) 2,5 mol % form Thermoplasma acidophilium, hence, named EPC-TEL 2,5. There isn't any study yet that have tested its degradation in liver, where as it is necessary to determine this because it is one of the required properies to act as an effective drug carriers. This research only determine TEL's degradation. Determining whether the TEL is degraded or not is performed by injecting TEL intraperitoneally into mice then measuring degrated EPC-TEL from the mice's liver cells suspension. Parameter that is used for determining TEL degradation is whether there are more than one spot on 8 hours posr intraperitoneal injection compared to control's Rf. Result shows there are no TEL spot on control's and subject's TLC sheet. Based on the result stated above it is concluded that TEL degradation can't be determined, hence further studies with more reliable sensitivity devices are needed.
Keyword : liposome; EPC-TEL 2,5; degradation; Rf (retention factor).

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2009
Pengarang

Anggaditya Putra - Nama Orang
Ernie H. Purwaningsih - Nama Orang
Siti Farida - Nama Orang

No. Panggil
S09152fk
Penerbit
Jakarta : fakultas kedokteran universitas indonesia.,
Deskripsi Fisik
x, 43 lembar; il., 30cm; lamp. A,B
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
S09152fk
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
S09152fkS09152fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Penilaian retention factor (RF) hasil degradasi biologik tetra eter lipid dalam formulasi lipisom EPC-TEL 2,5 pada hepar mencit.

Related Collection