Skripsi

Faktor-faktor risiko komplikasi neuropati diabetik pada pasien diabetes melitus tipe-2 yang berobat ke poli DM-IPD RSCM sejak tahun 2003 hingga 2007

Insidensi dan prevalensi diabetes tipe 2 semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Begitu juga dengan komplikasi kronik yang diakibatkannya. Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah neuropati diabetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi dan menilai hubungan antara beberapa faktor risiko yang sudah diketahui pada populasi pasien rawat jalan di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan rancangan kohort retrospektif dan memakai data rekam medis dari pasien DM tipe 2 yang berobat ke Poliklinik DM – IPD, RSCM sejak 2003 dan masih berobat hingga 2007. Pasien yang tidak memiliki komplikasi neuropati diabetik (n = 80) dimasukkan ke dalam penelitian. Pengolahan data univariat dan multivariat menggunakan metode regresi logistik, kemudian dinilairasio odds-nya. Sebanyak 31,25 % pasien mengalami neuropati diabetik setelah 5 tahun, dengan insidensi sebesar 7,3 setiap 100 orang per tahun. Sebagian besar pasien memiliki nilai gula darah yang buruk dan profil lipid yang baik pada kunjungan pertama. Faktor risiko yang bermakna adalah beratnya hiperglikemia berdasarkan GDP (p = 0,0290) dan nilai HDL yang rendah (p = 0,031) pada kunjungan pertama, sedangkanperburukan status gizi (p = 0,040) merupakan faktor protektif. Insidensi neuropati diabetik tidak jauh berbeda dengan literatur. Selain itu, dalam penelitian ini ditemukan bahwa beratnya hiperglikemia dan rendahnya HDL merupakan faktor risiko yang penting. Kedua faktor ini perlu untuk lebih diperhatikan dalam penatalaksanaan dan pencegahan neuropati diabetik. Di kemudian hari, perlu dilakukan penelitian yang lebih besar dan terkontrol untuk melihat peran status gizi yang sebenarnya.
Kata kunci: neuropati diabetik, insidensi, faktor risiko, gula darah puasa (GDP), kolesterol HDL, status gizi.



The incidence and prevalence of type 2 diabetes is increasing worldwide, including in Indonesia. The same goes for it’s chronic complications. The most commoncomplication is diabetic neuropathy. This aim of this study is to estimate the incidence and assess the relationship of known risk factors of diabetic neuropathy, especially in outpatient population in hospital setting. This study use retrospective cohort as its design. The data was collected from medical record obtained at diabetes clinic, RSCM. The criteria is the type 2 diabetes patient, treated at diabetes clinic that come first anytime in 2003 and still come till 2007. Patients who weren’t had diabetic neuropathy at first visit (n=80) included in this study. Collected data will be analyzed with logistic regression, and counted for the odds ratio. After 5 years, 31,25% patients havediabetic neuropathy, with incidence rate 7,3 per 100 person-years. Most of patients had uncontrolled blood glucose and controlled lipid profile at first visit. The severity of hyperglicemia based on FBG (p = 0,029) and lower HDL level (p = 0,031) is independently act as diabetic risk factor. But we found that overnutrition status become protective factor (p = 0,40). In this study, the incidence rate is as high as the literature. We found that severity of hyperglycemia and lower HDL level is important risk factors. Both factors need to be more considered in the management and prevention of type 2 diabetic neuropathy. In the future, there should be more advanced study to assess the relationship of nutritional status in hospital setting.
Kata kunci:diabetic neuropathy, incidence rate, risk factors, fasting blood glucose (FBG), HDL cholesterol, nutritional status.