Skripsi
The role of office hysteroscopy in diagnosing silent pathology of the uterine cavity in patients with infertility
Introduction: The low clinical pregnancy rate following an in vitro fertilization (IVF) cycle is a very distressing experience to couples and increases the financial burden on the couple or service provider. It has been reported that an abnormal uterine findings, commonly considered to have a negative impact on pregnancy outcome, occurs in approximately 50% of infertile women and treating these abnormalities improves the pregnancy rate. Due to this high prevalence, evaluation of uterine cavity by office hysteroscopy is recommended to be routinely performed prior to an IVF cycle to ensure normality of the uterine cavity before embryo transfer. Recently, several randomized clinical trial and meta- analysis have established outpatient hysteroscopy benefits in improving pregnancy rate in subsequent IVF cycle. Aims: To evaluate if office hysteroscopy should be recommended to be routinely performed as a screening protocol to patients with infertility undergoing IVF procedures. Methods: Cross-section observational study of office hysteroscopy data from 179 patients with infertility from Klinik Yasmin Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Patients demographic were assessed and results were presented in proportion for categorical data and as mean and ± standard deviation (SD) for continuous variable. P-values of < 0.05 were considered significant. Results: There were no significant differences in age, duration of infertility and types of primary or secondary infertility between the normal and abnormal hysteroscopy group. The abnormal pathologic findings of office hysteroscopy account for 60% of the total diagnosis, which comprise of endometrial polyps (67,3%), others including endometritis, synechia, Nabothi cyst, and endocervitis (24,3%), cervical polyps (3,7%), myoma (3,7%), and endometrial hyperplasia (0.9%) in general, and similarly in the IVF subgroup of patients. Conclusion: The proportion of pathologic findings in office hysteroscopy performed in patients with infertility in Yasmin Clinic-RSCM is 60%. The findings contribute important measurement in diagnosing the silent pathologies of the uterine cavity that may lead to unsuccessful IVF outcome by further defining the pathological abnormalities found which are endometrial polyps (67, 3%), others including endometritis, synechia, Nabothi cyst, and endocervitis (24, 3%), cervical polyps (3, 7%), myoma (3, 7%), and endometrial hyperplasia (0. 9%) in general, and similarly in the IVF subgroup of patients. Based on our findings and review of the literature of its benefits, we recommend office hysteroscopy to be routinely performed as a screening protocol to patients with infertility undergoing IVF procedures.
Pendahuluan: Tingkat kehamilan klinis yang rendah setelah siklus in vitro fertilization (IVF) membawa dampak stress kepada pasangan dan meningkatkan beban keuangan kepada para pasangan atau maupun institusional. Telah dilaporkan bahwa temuan uterus yang abnormal, yang umumnya dianggap memiliki dampak negatif pada hasil kehamilan, terjadi pada sekitar 50% wanita yang tidak subur, dan dengan mengobati kelainan yang diderita ini dapat meningkatkan tingkat kehamilan. Karena tingkat prevalensi yang tinggi ini, evaluasi rongga rahim dengan office hysteroscopy (OH) dianjurkan untuk dilakukan secara rutin sebelum memulai siklus IVF untuk memastikan normalitas dari rongga rahim sebelum embryo transfer (ET). Baru-baru ini, beberapa randomized clinical trial dan meta-analisis telah menetapkan keuntungan OH dalam meningkatkan angka kehamilan pada siklus IVF. Tujuan: Untuk mengevaluasi apakah OH harus direkomendasikan untuk secara rutin dilakukan sebagai protokol skrining pada pasien dengan infertilitas yang akan menjalani prosedur IVF. Metode: Studi observasi cross-sectional, analisis data OH dari 179 pasien dengan infertilitas dari Klinik Yasmin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Demografi pasien dinilai dan penyajian hasil dalam bentuk proporsi untuk data kategorikal dan nilai rata-rata ± standar deviasi (SD) untuk variabel kontinu. P - values < 0,05 dianggap signifikan. Hasil: Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam umur, durasi ketidaksuburan dan jenis infertilitas primer atau sekunder antara kelompok histeroskopi normal dan abnormal. Temuan patologis abnormal OH adalah sebesar 60% dari seluruh total diagnosis, yang terdiri dari polip endometrium (67,3%), lain-lain termasuk endometritis, synechia, kista Nabothi, dan endocervitis (24,3%), polip serviks (3,7%), miom (3,7%), dan endometrium hiperplasia (0.9%) pada seluruh kasus, dan juga dalam subkelompok pasien IVF. Kesimpulan: Proporsi temuan patologis OH yang dilakukan pada pasien dengan infertilitas di Klinik Yasmin-RSCM adalah 60%. Pemuan ini berkontribusi penting dalam mendiagnosis silent pathology dari rongga rahim, yang dapat menyebabkan kegagalan proses IVF, yang terdiri dari polip endometrium (67,3%), lain-lain termasuk endometritis, synechia, kista Nabothi, dan endocervitis (24,3%), polip serviks (3,7%), miom (3,7%), dan hiperplasia endometrium (0,9%) secara umum, dan hasil yang cukup sama dalam subkelompok pasien IVF. Berdasarkan hasil temuan kami dan tinjauan pustaka, kami merekomendasikan OH untuk secara rutin dilakukan sebagai protokol skrining pada pasien dengan infertilitas yang akan menjalani prosedur IVF.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2010
- Pengarang
-
Margaretha Gunawan - Nama Orang
Andon Hestiantoro - Nama Orang - No. Panggil
-
S10211fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 KKI., 2010
- Deskripsi Fisik
-
xi, 33 lembar; il., 30 cm
- Bahasa
-
English
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S10211fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
| S10211fk | S10211fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi