Skripsi
Hubungan Infeksi Blastocystis hominis dengan Kebersihan Kuku Tangan pada Siswa-siswi Kelas 2-6 SD “X” Kalibaru, Tanjung Priok. = Association between Blastocystis hominis Infection and Fingernail Hygiene in Second to Sixth Graders of “X” Elementary School Kali Baru, Tanjung Priok.
Blastocystis hominis merupakan protozoa intestinal yang makin disadari perannya sebagai organisme patogen. Meskipun dapat menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal, infeksi B.hominis dapat juga bersifat asimtomatik. Transmisi protozoa ini diyakini terjadi secara fekal-oral, penyebaran melalui air, makanan, serta kontak dengan hewan. Prevalensi infeksi B. hominis lebih tinggi pada daerah dengan sanitasi yang buruk. Dari penelitian terdahulu ditemukan bahwa prevalensi infeksi B. hominis pada siswa SD “X” Kali Baru, Tanjung Priok adalah sebanyak 56%. Oleh karena itu dilakukan penelitian lanjutan untuk menemukan faktor risiko yang berperan dalam terjadi infeksi B. hominis pada siswa-siswa tersebut, yaitu kebersihan kuku tangan. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 101 subjek penelitian yang diperoleh melalui metode convenient sampling. Pada tiap subjek dilakukan wawancara berdasarkan kuesioner mengenai perilaku dan faktor risiko infeksi B. hominis. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara infeksi B. hominis dengan kebersihan kuku tangan (p = 0,605). Beberapa faktor yang memengaruhi hasil tersebut antara lain metode pemilihan sampel yang berisiko menyebabkan bias, pertanyaan dalam kuesioner yang belum meliputi seluruh aspek kebersihan kuku dan risiko transmisi parasit secara fekal-oral, serta kemungkinan faktor risiko lain yang lebih berpengaruh terhadap infeksi B. hominis seperti kebiasaan minum air tak matang, kontaminasi sumber air, dan kontak dengan hewan.
Kata kunci: Blastocystis hominis, kebersihan kuku, transmisi fekal-oral.
Several studies have shown that Blastocystis hominis is a pathogenic intestinal parasite. Some cases of B. hominis infection can elicit clinical symptoms, while other cases remain asymptomatic. The organism is believed to be transmitted through fecal-oral route, contaminated food or water, and person-to-person. Animal handlers are considered to be at higher risk of B. hominis infection. Environmental and self-hygiene are also related to the infection incidence. Previous study has quantify the prevalence of B. hominis infection in “X” Elementary School Kali Baru, Tanjung Priok. About 56% students were positively infected. The aim of this study is to determine the association between B. hominis infection and fingernail hygiene. This cross-sectional study involved 101 subjects based on convenient sampling method. Data was collected, by using questionnaire and interview, to assess B. hominis infection risk factors in each subjects. Statistical analysis found no significant difference between B. hominis infection and fingernail hygiene (p = 0,605). This result is thought to be affected by sampling method which increase bias risk, lack of supporting data related to fingernail hygiene and fecal-oral transmission, and other risk factors that is considered have more important role in B. hominis infection such as contaminated or unboiled drinking water and exposure to pets or animals.
Keywords: Blastocystis hominis, fingernail hygiene, fecal-oral transmission.
- Judul Seri
-
-
- Tahun Terbit
-
2010
- Pengarang
-
Amal Hayati - Nama Orang
Agnes Kurniawan - Nama Orang - No. Panggil
-
S10186fk
- Penerbit
- Jakarta : Program Pendidikan Dokter Umum S1 Reguler., 2010
- Deskripsi Fisik
-
xiii, 41 lembar; il., 30cm; lamp. 3
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
S10186fk
- Edisi
-
-
- Subjek
- Info Detail Spesifik
-
-
| S10186fk | S10186fk | Perpustakaan FKUI | Tersedia |
Masuk ke area anggota untuk memberikan review tentang koleksi